Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SUTRADARA Rudy Soedjarwo mengatakan film "Bila Esok Ibu Tiada" menyadarkan kita akan pentingnya sosok ibu dalam kehidupan.
"Sebenarnya, di usia yang sekarang ini, saya lebih menyadari bahwa kita sering kali kurang peka dalam berinteraksi dengan Ibu," ungkap Rudy membuka percakapan dengan Media Indonesia tentang alasan di balik tema kuat yang ia angkat.
"Mungkin ada kalanya kita berdebat dengan Ibu atau sibuk dengan urusan kita sendiri, dan sering kali kata yang keluar adalah 'nanti'—menunda waktu bersama dengan Ibu dengan dalih kesibukan," ujar Rudy saat berkunjung ke kantor Media Indonesia, Jumat (8/11).
Rudy menjelaskan bagaimana dirinya ingin menghadirkan momen-momen nyata yang sering terlupakan ini di layar. Di mana sang Ibu selalu menunggu, sementara kita seringkali tenggelam dalam urusan lain. Film ini ingin menyampaikan pesan tentang perasaan penyesalan yang mendalam, yang kerap datang saat sosok Ibu sudah tak lagi ada untuk kita.
Bagi Rudy, drama ini tak hanya berbicara tentang hubungan Ibu dan anak, tetapi juga mengenai prioritas hidup yang berubah seiring bertambahnya usia. "Semakin kita dewasa, banyak hal yang akhirnya jadi prioritas. Bukan berarti kita mengabaikan Ibu, tetapi terkadang kehidupan membawa kita untuk mendahulukan yang lain," tambahnya, mencerminkan bagaimana film ini menyoroti konflik peran dan tanggung jawab dalam keluarga.
Lewat karakter-karakter yang kompleks dan emosional, Rudy berharap film ini bisa menggugah emosi penonton, menyentuh mereka hingga mampu merasakan setiap luapan perasaan dari para tokoh. "Kami ingin setiap penonton bisa melihat diri mereka sendiri dalam karakter yang ada—sebagai seorang Ibu, ayah, atau anak-anak dengan peran berbeda-beda dalam keluarga," lanjutnya.
Rudy berharap film ini bukan hanya menghadirkan kisah yang relatable, tetapi juga sebagai refleksi bagi kita semua agar lebih menghargai waktu bersama Ibu sebelum terlambat. "Semoga penonton bisa mengeluarkan ekspresi dan isi hati mereka saat menonton," tutupnya dengan harapan agar film ini dapat menjadi pengalaman yang membekas dalam hati para penontonnya.
Film Bila Esok Ibu Tiada mengajak kita untuk merenungi arti dari kata "nanti" dan dampak yang mungkin tidak kita sadari pada orang-orang tercinta, khususnya sosok Ibu. (Z-3)
Rudy Soedjarwo dan Ardinia Wirasti berbagi kenangan pesan dari ibu mereka yang menginspirasi mereka dalam kehidupan.
Dalam film "Bila Esok Ibu Tiada", Christine Hakim dipercaya memerankan karakter Ibu, yang menurut sutradara Rudy Soedjarwo memiliki karisma kuat yang tidak mudah ditemukan pada aktris lain.
Kembalinya Ardinia Wirasti dan Rudy Soedjarwo dalam satu proyek film setelah sekian lama menandai kolaborasi yang lebih matang dan penuh kepercayaan.
Aktris Ardinia Wirasti berbagi pengalamannya menghidupkan karakter anak sulung yang berduka dalam film "Bila Esok Ibu Tiada," garapan sutradara Rudy Soedjarwo.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Gita Kamath mengatakan bidan merupakan inti dari sistem perawatan kesehatan primer, terutama bagi perempuan dan anak perempuan.
Delapan dari 10 ibu mengandalkan rekomendasi dari komunitas parenting sebelum memutuskan pembelian.
Memanjakan diri merupakan kebutuhan psikologis bagi ibu selama melewati masa adaptasi pascapersalinan.
IBU ialah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Generasi yang memiliki daya pikir yang baik lahir dari ibu yang sehat, pintar, dan berdaya.
Anak-anak memiliki risiko tertinggi mengalami DBD berat dan kematian. Tingkat kematian anak pada kelompok usia 5-14 tahun mencapai 40%.
LEO Pictures akan kembali dengan film terbarunya berjudul Jalan Pulang yang dibintangi oleh Luna Maya
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved