Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PENYANYI Shawn Mendes tampaknya menyentuh isu sensitif mengenai seksualitas dalam lagu barunya, "The Mountain". Lagu itu nantinya menjadi bagian dari album self titled yang dijadwalkan rilis pada 15 November.
Dalam Tur For Friends and Family yang sedang berlangsung, Mendes menyuguhkan lagu ini, memberikan gambaran mendalam tentang cara pandangnya terhadap spekulasi yang mengelilinginya.
Dalam penampilannya, Mendes menyanyikan lirik yang berbicara langsung kepada publik: “Kadang-kadang, saya berubah pikiran / Anda dapat mengatakan apa yang perlu Anda katakan. Anda dapat mengatakan saya terlalu muda / Anda dapat mengatakan saya terlalu tua / Anda dapat mengatakan saya suka perempuan atau laki-laki / Apa pun yang sesuai dengan keinginan Anda.” Melalui lirik tersebut, ia menunjukkan betapa rumitnya persepsi orang lain tentang orientasi seksualnya, yang terus menjadi bahan pembicaraan.
Sebagai artis yang dikenal luas, Mendes telah menjalin hubungan dengan beberapa sosok terkenal, termasuk Camila Cabello dan yang baru-baru ini dengan Sabrina Carpenter. Namun, ia juga tidak menghindar dari perdebatan yang sering kali muncul di sekitar identitasnya. Dalam sebuah episode podcast Armchair Expert pada 2020, Mendes mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap rumor yang beredar.
“Itu sangat, sangat membuat saya frustasi karena ada beberapa orang dalam hidup saya yang sangat, sangat dekat dengan saya, yang gay dan tertutup,” katanya, merujuk pada teman-teman dekatnya yang juga menghadapi kesulitan dengan identitas seksual mereka.
Pernyataan Mendes mencerminkan dilema yang dihadapi banyak orang dalam masyarakat saat ini: keinginan untuk jujur sambil berhadapan dengan ekspektasi orang lain. Ia menegaskan tidak mengidentifikasi sebagai gay, ia memahami dan menghargai mereka yang berada di dalam komunitas tersebut.
“Dan saya merasa sangat marah terhadap orang-orang itu. Ini hal yang sangat rumit. Anda ingin berkata, 'Saya bukan gay, tetapi tidak apa-apa jika saya gay tetapi juga tidak ada yang salah dengan menjadi gay, tetapi saya tidak gay.' Anda tidak benar-benar tahu bagaimana menanggapi situasi tersebut.,”
Dengan hal itu ia penyanyi Stitches itu merasakan bahwa ia tidak sendirian banyak laki-laki diluar sana yang merasakan hal yang sama. Mendas juga mengatakan; “aya ingin mengatakan saya tidak peduli tentang itu, tetapi itu tidak benar,"
Dengan "The Mountain," Mendes tidak hanya menyajikan musik yang menggugah, tetapi juga menciptakan ruang untuk percakapan yang lebih luas tentang identitas dan penerimaan. (People/Z-3)
Melalui single Detik Menit, Sabarian ingin mengajak pendengarnya untuk menghargai setiap detik, menit, dan hari yang dihabiskan dengan orang tercinta.
Tonewaves memperkenalkan single terbaru berjudul Awal — lagu pembuka dari rangkaian proyek album mereka bersama Pro-M.
Dipengaruhi oleh musisi genre-bender seperti Travis Scott dan Kid Cudi, No Chill menempatkan Joony di garis depan gelombang baru hip-hop alternatif.
Bernuansa atmosferik yang menghantui, single All At Once dari Shye membahas rasa hancur sunyi yang hadir akibat patah hati.
Di Masa Depan Kita Tak Lagi Bermimpi hadir dengan warna musik yang segar: ritme perkusi enerjik yang memicu suasana pesta berpadu dengan raungan gitar post-punk dan industrial.
Single terbaru Pikotaro, CHANCHANKO KANREKI60, yang ditulis untuk program NHK, Minna no Uta, yang ditayangkan Juni hingga Juli 2025, kini sedang streaming di seluruh dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved