Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
MUHADKLY Makkatutu Temmalengkang atau dikenal sebagai Muhadkly Acho, sineas sekaligus standup komedian yang merupakan sutradara film Agak Laen, mengatakan dirinya saat ini sedang menyiapkan sekuel film tersebut.
Namun, dia belum menentukan ide cerita dan juga akan seperti apa film lanjutan dari kisah empat sekawan yang mencatatkan penonton lebih dari 9 juta tersebut.
“Skrip Agak Laen 2 belum ada dan ide cerita juga belum ada. Lah santai aja kita mah. Gimana nanti dari Allah dikasih ide,” ungkapnya dalam YouTube Kaks Production.
Baca juga : Indra Jegel Sempat Sakit Saat Syuting Agak Laen
Lebih lanjut, karena kesuksesan film Agak Laen pertama, Acho mengatakan banyak pihak yang menyangsikan kesuksesan film keduanya nanti.
Bahkan, banyak orang yang merasa film sekuelnya tidak akan mampu mencatatkan penonton yang fantastis layaknya kesuksesan film pertamanya.
“Gue diledekin kalau film Agak Laen 2 enggak mungkin banyak penontonnya, paling enggak lebih dari setengahnya. Gue bilang alhamdulillah terima kasih udah ngedoain bisa setengahnya,” kata pria berusia 40 tahun tersebut.
Baca juga : Bene Dion Tertantang Saat Syuting Agak Laen
Acho justru tidak membuat sekuel film Agak Laen untuk membebani dirinya. Pasalnya, dia merasa kesuksesan film tidak hanya dapat terlihat berdasarkan penonton, dan juga dia lebih mementingkan film yang akan dia buat tidak merugi.
“Agak Laen 2 ini enggak jadi beban sih. Kalau gue yang penting kita kagak rugi, kita untung. Gue pikir film yang tembus bisa 9 juta bahkan 10 juta kayak KKN di desa penari itu bukan siklus yang bisa terjadi 2-3 tahun sekali,” jelas Acho.
Dia juga bercerita bahwa dia memiliki film yang sangat disukai bahkan sampai saat ini. Film tersebut adalah Jomblo yang dirilis pada 2006 silam.
Baca juga : Lakukan Debut Sebagai Sutradara, Acho Mengaku Sempat Mual
Film garapan sutradara kawakan Hanung Bramantyo tersebut, menurutnya, sangat bagus dan juga memiliki kesamaan dengan pengalaman pribadinya.
“Film yang memengaruhi gue itu film Jomblo. Gua bahkan baca bukunya juga. Memang benar kata orang, tidak ada film bagus atau jelek, yang ada itu film yang relate sama kita. Jomblo itu relate banget sama gue. Jadi gue ngekos kuliah berempat, di antara empat orang itu ada yang mencintai satu orang perempuan yang sama dan dia menikah dengan salah satu orang itu. Ketika film Jomblo tayang itu kita melihat ada kejadian yang sama persis dengan kondisi kita. Gue sampai nangis,” ujarnya.
“Jomblo itu menurut gue pribadi adalah film terlucunya Hanung Bramantyo. Gue enggak bisa menemukan kekurangan film itu. Lucu, relateable buat gue, dialognya bagus, dramanya bagus, pesan untuk hubungan bagus. Film Jomblo ini takaran dialognya cukup tinggi untuk sebuah film tapi tidak terlalu tinggi untuk dialog sehari-hari,” tandas Acho. (Z-1)
Produser film Agak Laen dan co-founder rumah produksi Imajinari, Ernest Prakasa menjelaskan tentang kesepakatan yang dijalin bersama Barunson E&A asal Korea Selatan.
Setelah sukses besar dengan 9 juta penonton, film Agak Laen kini akan melanjutkan film kedua mereka. Film garapan Muhadkly Acho itu sudah memulai syuting.
Imajinari telah menjalin kerja sama hak cipta eksklusif dengan Barunson E&A, yang disebut memproduksi film pemenang Oscar, Parasite (2019).
Cerita berfokus pada empat sahabat yakni Bene, Boris, Jegel, dan Oki yang bekerja sebagai penjaga rumah hantu di sebuah pasar malam.
Sutradara Agak Laen yang juga komika, Muhadkly Acho, mengungkapkan bahwa perkembangan zaman saat ini memang sudah tidak relevan dengan komedi slapstick.
Pemenang FFI dari mulai kategori sutradara terbaik hingga Piala Antemas
Menurut Nurra Datau, kemiripan dengan The Last Airbender terutama karena Panji Tengkorak juga mengusung visual dua dimensi dan koreografi pertarungan yang didasari oleh seni beladiri.
Nicholas Saputra menunjukkan seluruh bakatnya dalam film musikal Siapa Dia itu dengan berakting bahkan bernyanyi.
Aktor Nicholas Saputra memerankan empat karakter dari empat zaman berbeda, masing-masing dengan kisah cinta, tragedi, dan lagu utama tersendiri.
Garin Nugroho mengatakan sejarah sinema adalah sejarah kebangsaan, dan sejarah kebangsaan adalah sejarah para talent, aktris, penyanyi, penari dan sebagainya.
Dalam film Siapa Dia, Morgan Oey berperan sebagai Samo bersama aktris Dira Sugandi yang memerankan Sari.
Disutradarai oleh sutradara Korea Selatan Lee Chang-hee dan sutradara Indonesia Yusron Fuadi, The Verdict mengisahkan hukum yang bisa dimanipulasi oleh uang, koneksi, dan kebohongan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved