Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
DALAM debutnya sebagai penulis skenario film panjang, Junisya Aurelita menunjukkan betapa pentingnya riset yang mendalam dalam menciptakan narasi yang kuat dan menyentuh.
Bersama tim Sinemaku Pictures, Junisya tidak hanya mengandalkan imajinasi, tetapi melakukan riset langsung di lapangan, khususnya dengan support group yang menjadi inspirasi utama dalam pengembangan karakter dan alur cerita film Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis.
Junisya menjelaskan bahwa film Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis lahir dari pemahaman mendalam tentang pengalaman emosional dan perjuangan pribadi yang dialami anggota support group.
Baca juga : Mengatasi Kesedihan Melalui Layar, Film Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis Ajak Penonton Menyentuh Emosi
“Proses risetnya berangkat dari ide support group, jadi saya terlibat langsung dalam proses tersebut,” ungkap Junisya.
Meski tidak semua support group di Indonesia bisa dijangkau, ia menyempatkan waktu untuk duduk bersama beberapa komunitas yang beranggotakan orang-orang dengan beragam latar belakang dan permasalahan.
Dari pertemuan tersebut, Junisya mendengarkan langsung cerita-cerita yang dihadirkan oleh para anggota.
Baca juga : Para Pemain Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis Ungkap Tantangan dan Pembelajaran Selama Proses Syuting
"Dari sana aku berusaha memahami dan menajamkan empati. Itu sangat penting, karena membantu dalam pembangunan karakter yang ada di film," tambahnya.
Karakter-karakter dalam film ini tidak sekadar rekaan semata, melainkan lahir dari cerita nyata, mewakili berbagai emosi yang ada di kehidupan nyata orang-orang yang mencari dukungan dalam support group.
Proses penulisan skenario ini tidak berlangsung singkat. Junisya menyebutkan bahwa sejak awal ide dikembangkan, tim membutuhkan waktu sekitar satu tahun untuk menyelesaikannya hingga tahap final.
Baca juga : Umay Shahab Ungkap Awal Mula Ide Film Bolehkah Sekali Saja Ku Kenangis
Selama kurun waktu tersebut, mereka melakukan banyak perubahan seiring dengan berkembangnya riset.
"Proses penulisannya dimulai sekitar satu tahun yang lalu, dengan perubahan yang datang melalui riset, masuk ke support group, penulisan secara online dan offline, kemudian pembuatan premis hingga sinopsis. Semua itu baru selesai pada bulan Maret," jelas Junisya.
Bagi Junisya, riset langsung dengan komunitas seperti support group memberikan perspektif baru yang sangat berharga.
Baca juga : Sutradara Reka Wijaya Berbagi Proses Mendalam di Balik Film Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis"
Melalui interaksi dengan orang-orang yang datang dengan berbagai macam masalah, ia belajar memahami bagaimana mereka menemukan kekuatan untuk terus melangkah. Pemahaman ini menjadi landasan kuat dalam menulis skenario yang penuh emosi dan nuansa.
Film Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis bukan hanya sekadar sebuah karya sinematik, tetapi juga cerminan dari realitas yang dihadapi oleh banyak individu yang merasa butuh dukungan dalam menghadapi beban emosional.
Penelitian yang dilakukan Junisya dan tim Sinemaku Pictures menjadi kunci penting dalam menyampaikan kisah yang autentik, menyentuh, dan dapat dirasakan oleh penonton.
Debut ini bukan hanya menandai perjalanan kreatif Junisya sebagai penulis skenario, tetapi juga menggambarkan betapa pentingnya mendengarkan dan memahami cerita orang lain dalam menciptakan karya yang bermakna. (Z-1)
Film Diponegoro Hero: 200 Tahun Perang Jawa membuktikan bahwa teknologi AI bisa dimanfaatkan untuk tujuan positif.
Pengepungan di Bukit Duri menandai kembalinya Joko Anwar ke genre thriller-aksi non-horor, setelah enam tahun sejak film terakhirnya di genre ini, Gundala (2019).
Sharon Stone, aktris berusia 67 tahun, tampil dalam momen langka saat ia muncul di red carpet film terbarunya, Nobody 2 yang disutradarai Timo Tjahjanto.
Menjelang perilisannya pada 28 Agustus, film animasi Panji Tengkorak dibandingkan dengan Merah Putih One for All.
Panggilan Dari Kubur menghadirkan horor klasik dengan pendekatan rasa kehilangan. Ceritanya berpusat pada keluarga yang kehilangan putri mereka.
Baim Wong secara emosional mengungkapkan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan para bintang film layar lebar seperti Christine Hakim hingga Oka Antara di film Sukma.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved