Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
MENYAMBUT sembilan tahun kiprah mereka di industri musik Indonesia, Bian Gindas merilis single terbaru yang berjudul Cinta Biru.
Single ini memang spesial karena diluncurkan bertepatan dengan ulang tahun Bian Gindas yang ke-9, menjadikannya momen yang sangat berkesan bagi mereka.
"Lagu ini cukup berkesan, karena dirilis di umur Bian Gindas yang tepat 9 tahun. Lagu ini merupakan single ke-19, yang mudah-mudahan akan membawa keberuntungan buat Bian Gindas ke depannya," ujar Bian.
Baca juga : Wijaya 80 Rilis Single Seharusnya Aku
Cinta Biru menawarkan sesuatu yang berbeda dari karya-karya mereka sebelumnya namun tetap mempertahankan ciri Bian Gindas yang khas.
Menariknya, inspirasinya didapat dari puisi-puisi lama yang menggambarkan perasaan seseorang terhadap pasangannya dengan bahasa yang puitis dan mendalam.
"Lagu ini terinspirasi dari puisi-puisi zaman dulu yang menggambarkan perasaan seseorang kepada pasangannya, menggunakan kiasan puitis yang mungkin sudah sangat jarang didengar sekarang. Ini adalah ungkapan cinta dari seseorang kepada pasangannya," ungkap Bian.
Baca juga : Rizki Kembali Jadi Vokalis, The Titans Rilis Single Rasa ini
Dalam hal musikalitas, Cinta Biru masih mengusung gaya khas Bian Gindas, namun dengan nuansa yang lebih dewasa.
"Tidak ada banyak perubahan sebenarnya, masih ala BianGindas, namun dengan musik yang lebih dewasa. Ornamen musik yang simple, dan lebih menonjolkan isi dari lirik lagunya," kata Bian.
Yang membuat semakin menarik, aransemen musik Cinta Biru disajikan dengan sentuhan keroncong yang khas, beat yang mengajak untuk bergoyang, dan karakter vokal Bian yang tetap menonjol.
Baca juga : Ras Muhamad Rilis Single Dancehall Dinamit
"Aransemen masih seperti biasanya, ada unsur keroncong sedikit, beat yang goyang, dan karakter vokal Bian yang masih menonjol. Mungkin kali ini dari isian musik agak lebih simple dari biasanya, karena kita ingin lebih menonjolkan isi lirik lagunya," jelas Bian.
Tidak hanya itu, lirik juga menjadi sisi yang cukup menonjol dalam lagu ini. Karena terinspirasi dari puisi-puisi lama, lirik dalam lagu ini terasa cukup puitis namun juga terdengar lugas.
"Lagu ini memiliki lirik yang puitis tapi lugas dan simple. Tidak ada basa-basi, tapi justru jadi menguatkan dari isi dan maksud lagunya," kata Bian.
Baca juga : Kita Bukan Kau Dan Dia, Single Perdana Maria Christy
Sebenarnya hampir tak ada kesulitan dalam pengerjaan lagu ini. Hanya saja proses pembuatan video klipnya saja yang cukup menguras tenaga.
"Kesulitan mungkin saat pembuatan video klip. Ceritanya simple, tapi cukup melelahkan karena dibuat di tengah keramaian pasar beneran, bukan pasar buatan. Dimana mengambil suasana pasar secara real tanpa di-setting, dan digabungkan dengan cerita dari konsep lagu Cinta Biru. Itu cukup menguras tenaga dan pikiran terutama pada Reza sebagai director," cerita Bian.
Dengan segala keunikan dan dedikasi yang dituangkan dalam Cinta Biru, Bian Gindas berharap lagu ini dapat diterima dengan baik oleh para pendengar dan memberikan warna baru dalam industri musik Indonesia. (Z-1)
Lagu ikonik dari band J-Rocks ini di-remake oleh penyanyi anak berbakat Indonesia, Atiya Purnomo, dan dihadirkan kembali dengan perspektif yang lebih muda dan penuh harapan.
Kau Juga Semua Orang lahir dari keresahan pribadi Tradeto tentang kecenderungan manusia untuk selalu membandingkan diri dan merasa lebih unggul.
Single Yakin dari Rio Adiwardhana tetap membawa benang merah dari EP sebelumnya (Sisi Lain), dan menjadi lagu pembuka untuk EP selanjutnya
Penyanyi jazz Muthia Nadhira mempersembahkan interpretasi baru dari lagu legendaris Simpan Saja, menandai peluncuran album debutnya yang bertajuk Garden of Mimosa.
Lagu Kelam dari Jims Wong juga menjadi hal yang menarik karena hadirnya Artsi, menambah warna emosional dalam harmoni vokal yang mendalam.
Program konser tersebut mencakup karya dari para musisi hebat Hongaria seperti Franz Liszt, Béla Bartók, Zoltán Kodály, dan György Orbán, hingga khazanah musik rakyat Indonesia.
Hancur dari Tears Don't Lie bercerita tentang seseorang yang kehilangan cinta sejatinya — bukan karena perpisahan biasa, melainkan karena sang kekasih telah pergi untuk selamanya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved