Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
SETELAH sukses dengan karya-karya yang mendapatkan pengakuan internasional, seperti serial ikonik Gadis Kretek, film Perempuan Tanah Jahanam, dan Malam Pencabut Nyawa, BASE Entertainment siap dengan proyek terbarunya, film Mothernet. Dalam memproduksi Mothernet, BASE Entertainment berkolaborasi dengan Beacon Films, yang didirikan oleh Dian Sastrowardoyo dan Refinery Media, sebuah rumah produksi dari Singapura.
Dian yang sebelumnya dikenal melalui peran-peran kuatnya termasuk di serial Gadis Kretek, kali ini memerankan sosok ibu. Film ini akan menjadi momen kembalinya Dian Sastrowardoyo sebagai pemeran utama wanita setelah perannya di Guru-Guru Gokil pada 2020 lalu. Aktris yang baru dinobatkan sebagai nominasi Aktris Terbaik di Seoul Drama Awards 2024 ini berbagi arti mendalam proyek ini bagi dirinya.
“Mothernet adalah film ini sangat istimewa karena menjadi debut Beacon Film dan sebagai pemeran saya kembali mendapatkan tantangan baru untuk memerankan ibu dengan perspektif yang berbeda dan pendekatan karakter yang lebih detail dan mendalam,” ujar Dian, Rabu (21/8).
Baca juga : Dian Sastro Bakal Berakting di Film Mothernet
Tidak hanya memerankan karakter utama perempuan dalam Mothernet, tetapi Dian Sastrowardoyo juga turut berperan sebagai produser di belakang layar. Dian juga menjadi salah satu produser dari proyek ini. Dalam projek ini BASE Entertainment juga menggandeng Winnie Lau, seorang produser berbasis di Vietnam, yang sebelumnya memproduseri serial netflix, The Thai Cave Rescue.
Sementara itu, Ringgo Agus Rahman, yang telah memikat hati penonton dalam film-film seperti Keluarga Cemara dan Jatuh Cinta Seperti di Film-Film, akan memerankan sosok bapak. Sedangkan Ali Fikry, yang dikenal melalui perannya dalam 24 Jam Bersama Gaspar, akan menghidupkan karakter sang anak bernama Rama.
Film ini merupakan sebuah drama keluarga dengan latar belakang teknologi dan isu perubahan iklim. Berkisah tentang perjalanan Rama, seorang remaja 16 tahun, yang harus menghadapi kenyataan setelah kecelakaan tragis yang membuat ibunya koma. Dengan bantuan Artificial Intelligence (AI), Rama dan ayahnya berusaha untuk menghadapi kenyataan baru mereka. Disutradarai oleh sutradara asal Malaysia yang berbasis di Vietnam bernama Wi Ding Ho yang sebelumnya meraih penghargaan Sutradara Baru Terbaik di Golden Horse Awards 2010 lewat karya debutnya, Pinoy Sunday. Ia juga menyutradarai Cities of Last Things yang berhasil mendapatkan banyak penghargaan dan tayang perdana di Festival Film Internasional Toronto 2018. Film tersebut memenangkan Platform Prize, penghargaan untuk film-film dengan nilai artistik tinggi dan dengan visi penyutradaraan yang kuat.
Baca juga : Inarah Syarafina Debut Sutradara Film Panjang Lewat Temurun
“Mothernet adalah proyek yang sangat dekat dengan hati kami. Kami berharap cerita ini bisa menginspirasi, relevan dan menyentuh hati banyak orang, baik di Indonesia maupun di belahan dunia lain,” ungkap Shanty Harmayn, Pendiri dan Ko-CEO BASE Entertainment.
Pihaknya mengatakan BASE Entertainment, yang dikenal lewat kesuksesan global dengan serial Netflix, Gadis Kretek, terus menghadirkan produksi berkualitas tinggi yang penuh emosi dan menyentuh hati penonton di seluruh dunia. Ia menilai film ini akan menjadi produksi bersama pertama antara BASE dan Refinery Media yang adalah produser terkemuka acara realitas dan gaya hidup yang populer seperti Asia’s Next Top Model. Film ini juga akan memanfaatkan teknologi mutakhir di X3D Studio milik Refinery yang baru diluncurkan, studio Virtual Production terbesar di Asia Tenggara. Adegan virtual dalam film ini pun akan diambil di Singapura, sementara sebagian besar adegan lainnya akan dilakukan di lokasi di Indonesia.
Mothernet yang diproduksi pada kuartal ketiga tahun 20240 dijadwalkan akan tayang pada tahun 2025. Nggak sabar banget untuk menyaksikan keajaiban sinema ini di tahun depan! (Nov)
Liburan sekolah telah tiba, dan tak ada yang lebih menyenangkan daripada melihat anak-anak menikmati waktu bebas mereka dengan penuh keceriaan.
SUKSES dengan film animasi Jumbo yang menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa, Visinema Studios akan kembali menghadirkan film layar lebar bertema keluarga berjudul Panggil Aku Ayah.
Tahun 2024 menjadi tahun yang penuh pencapaian bagi Ringgo. Di tahun itu, ia berhasil memenangkan Piala Citra pertamanya sepanjang kariernya di industri perfilman.
Penayangan kembali Jatuh Cinta Seperti di Film-Film di bioskop merupakan bentuk apresiasi terhadap prestasi film di FFI 2024, bukan hanya untuk menambah jumlah penonton.
Tidak hanya menjadi sutradara, Yandy juga bakal turun tangan langsung sebagai penulis skenario
RINGGO Agus Rahman berhasil memenangkan Piala Citra pertamanya dalam kariernya di industri perfilman setelah berhasil menjadi pemenang pada ajang FFI 2024.
Film ini dipresentasikan di Project Market NAFF It Project di Bucheon Fantastic Film Festival 2024 dan baru saja menyelesaikan proses syutingnya. Film ini dijadwalkan rampung pada awal 2025.
Bagi Shenina, memerankan karakter May adalah seperti bertemu dengan jodoh yang sudah ditakdirkan.
Dibintangi oleh sebagian besar para pemeran yang berdarah Indonesia Timur dengan cerita yang ditulis dan disutradarai oleh kreator berdarah Indonesia Timur.
Disutradarai oleh Paul Agusta, film ini menghadirkan cerita dengan latar belakang budaya Tionghoa dan tradisi pernikahan arwah.
Film ini berkisah tentang teror mengerikan yang terjadi di rumah tua milik kolektor bernama Risang Wisangko.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved