Headline
Pemerintah tidak cabut IUP PT Gag Nikel.
Pemanfaatan digitalisasi dilakukan untuk mempromosikan destinasi wisata dan meningkatkan pengalaman wisatawan.
RUMAH produksi film asal Indonesia, Forka Films mendapat sorotan dari Variety, media hiburan terkemuka bertepatan dengan rampungnya proses syuting film Angkara Murka yang dijadwalkan rampung pada awal 2025.
“Saya tidak pernah segembira ini sebagai produser,” ujar pendiri dan produser Forka Film, Ifa Isfansyah saat dikutip dari artikel Variety, Kamis (3/10).
Sebelumnya, Forka Films dikenal sebagai rumah produksi dengan nama Fourcolours Films dan banyak memproduksi film-film berkualitas dan berprestasi di festival-festival film nasional dan dunia, seperti Siti (2014), Turah (2016), Sekala Niskala (2017), Kucumbu Tubuh Indahku (2018), Yuni (2021), Nana (Before, Now & Then 2022), dan serial Gadis Kretek (Cigarette Girl, 2023) yang baru saja mendapatkan penghargaan Best Miniseries di Seoul International Drama Awards 2024.
Baca juga : Melawan Teror Kutukan Benda Keramat
“Dengan film Angkara Murka dan proyek-proyek baru kami, kami menjelajahi wilayah-wilayah kreatif yang baru dan menantang diri kami sendiri, sesuatu yang belum pernah kami lakukan sebelumnya,” tandasnya.
Angkara Murka (Mad of Madness) adalah debut film panjang sutradara muda Eden Junjung, yang sebelumnya dikenal lewat film-film pendeknya seperti Happy Family, Bura, Flower in the Wall, dan The Intrusion. Film yang dinantikan ini membawa kisah penuh ketegangan tentang seorang istri yang berjuang di tengah misteri hilangnya suaminya. Film ini dipresentasikan di Project Market NAFF It Project di Bucheon Fantastic Film Festival 2024 dan baru saja menyelesaikan proses syutingnya. Film ini dijadwalkan rampung pada awal 2025.
Tak hanya itu, Forka Films bakal merilis deretan judul produksi terbarunya. Proyek film lainnya yang dinantikan adalah Empat Musim Pertiwi (Four Seasons in Java), karya sutradara peraih penghargaan Kamila Andini. Setelah sukses dengan Yuni (2021), Before, Now & Then (2022) dan Gadis Kretek (Cigarettes Girl, 2023), Kamila Andini kembali dengan eksplorasi mendalam tentang perjalanan seorang penyintas kekerasan seksual yang berusaha menemukan kembali makna rumah dan keluarga. Film ini diproduksi bersama Anthoney Chen dari Giraffe Picture, Singapura.
Baca juga : Natalie Portman Jelajahi Silsilah Keluarga saat Syuting
Lewat kolaborasinya dengan Miles Films, Forka Films akan memproduksi satu proyek film, yaitu Amuk Harimau (Cubs). Film yang mengangkat cerita drama remaja yang menggugah ini merupakan kolaborasi perdana sutradara Riri Riza dan produser Ifa Isfansyah, yang juga melibatkan produser eksekutif Mira Lesmana dari Miles Films. Film ini diprediksi akan mendapat sorotan internasional, diawali dengan undangan dari Taiwan Creative Content Fest (TCCF) 2024.
Forka Films juga akan memproduksi film Putaran Maut (Death of Spin) yang disutradarai oleh BW Purbanegara, yang sebelumnya menarik perhatian Busan Film Festival 2023 lewat film Ziarah. Film Putaran Maut merupakan film thriller psikologis penuh intrik tentang jurnalis muda yang menyelidiki kematian misterius. Film ini diadaptasi dari film U-Turn karya Pawan Kumar yang telah di-remake dalam tujuh bahasa.
Selain itu, Forka Films juga akan berkolaborasi dengan sutradara-sutradara muda lewat proyek film Little Pa dan The Period of Her. Little Pa, debut film panjang sutradara muda Adetriyan. Film ini akan menggali kisah menyentuh tentang hubungan seorang pemuda dengan anak yang ditemukannya, menawarkan refleksi hangat tentang pengasuhan dan dinamika keluarga di Indonesia.
Sementara, The Period of Her, sebuah film antologi yang akan mengeksplorasi kehidupan empat wanita dalam mengahdapi tekanan sosial dan norma gender. Film antologi ini disutradari oleh empat sutradara muda perempuan, yakni Erlina Rakhmawati, Praditha Blifa, Sarah Adilah, dan Yulinda Dwi Andriyani.
“Kolaborasi antara talenta baru dengan pengalaman sutradara-sutradara papan atas menciptakan lingkungan dinamis bagi berkembangnya kreativitas. Kami berharap sinema Indonesia terus berkembang, baik dalam keragaman cerita maupun bakat-bakat di balik layarnya,“ pungkasya. (Nov)
Bagi Shenina, memerankan karakter May adalah seperti bertemu dengan jodoh yang sudah ditakdirkan.
Dibintangi oleh sebagian besar para pemeran yang berdarah Indonesia Timur dengan cerita yang ditulis dan disutradarai oleh kreator berdarah Indonesia Timur.
Mothernet masuk ke tahap produksi; diperankan oleh Dian Sastrowardoyo, Ringgo Agus Rahman dan Ali Fikry.
Disutradarai oleh Paul Agusta, film ini menghadirkan cerita dengan latar belakang budaya Tionghoa dan tradisi pernikahan arwah.
Film ini berkisah tentang teror mengerikan yang terjadi di rumah tua milik kolektor bernama Risang Wisangko.
Komunikasi dengan pasangan harus tetap terjaga dengan baik. Komunikasi yang terbuka merupakan suatu keharusan dalam hubungan yang sukses.
Tak hanya untuk Christian, kehadiran set ini juga berhasil membawa suasana otentik tahun 1980-an yang menjadi latar waktu film tersebut.
Film Seribu Bayang Purnama dibintangi oleh Marthino Lio, Nugie, Givina, Aksara Dena, dan Whani Dharmawan.
AKTRIS Amanda Rawles mengaku sempat didatangi mendiang selebritas Instagram Edelenyi Laura Anna lewat mimpi. Kondisi itu dialami Amanda saat proses syuting film Laura berlangsung.
Jennifer Aniston mengalami situasi tersiram minyak dalam adegan protes saat syuting The Morning Show di New York City.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved