Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
AKTRIS Poppy Sovia mengatakan film karya Sutradara Rudi Soedjarwo, yang berjudul Saat Menghadap Tuhan mengajak orangtua untuk merenungi pola asuh yang diterapkan pada anak-anak mereka.
"Banyak pelajaran yang bisa aku petik, belajar membesarkan anak dan apa yang harus atau tidak harus kita (sebagai orangtua) lakukan agar anak jangan sampai jadi pelaku atau korban perundungan dan menyimpan kesedihan, itu akan jadi luka sih," kata Poppy dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (29/5).
Menanggapi perasaannya memerankan seorang ibu tunggal, Poppy bercerita karakternya sebagai ibu dari karakter Gito yang senang berpesta dan sibuk bekerja cukup menguras emosinya.
Baca juga : Rudi Soedjarwo Sebut Film Saat Menghadap Tuhan Terinspirasi dari Sisi Gelap Remaja
Hal itu karena Poppy harus menyatu dengan tokoh yang memiliki kepribadian jauh dari dirinya sehari-hari.
Baca juga : Rayakan 25 Tahun Berkarya, Rudi Soedjarwo Siap Rilis Film Terbaru
Dalam film tersebut, Poppy dituntut untuk merasakan hubungan buruk dengan anaknya akibat keinginan fana semata.
"Aku memerankan ibu single parent yang anaknya mengalami perundungan, karakterku lebih pada ibu yang mengejar mimpi, senang social climber, supaya kerjaan bagus harus nongkrong macam-macam tapi mengatas namakan ini untuk anak, padahal dia lupa hakekat sebagai seorang ibu," ujar dia.
Guna mendalami peran tersebut, Poppy mengaku harus banyak melakukan observasi terutama melalui pola asuh yang diterapkan teman-temannya yang sudah memiliki anak remaja, termasuk sikap dari para remaja itu sendiri.
Baca juga : Ini 5 Judul Baru Produksi Miles Films Kolaborasi Lintas Generasi Hingga 2026, ada Rangga & Cinta?
Mulai dari cara berkomunikasi, cara menyikapi sifat para remaja yang cenderung memberontak sampai dengan membayangkan apabila anak-anaknya menginjak masa remaja tersebut beberapa tahun ke depan.
Berbeda dengan Gilbert Pattiruhu yang memerankan ayah Marlo. Gilbert mengaku kesempatan memerankan tokoh seorang ayah yang keras sangat luar biasa dan membuatnya amat menikmati tiap proses rekaman.
Karakternya yang digambarkan sebagai ayah dengan watak keras dan kerap menyepelekan kehadiran buah hatinya membuat Gilbert berpikir kembali akan tiap hal yang telah ia lakukan sebagai orangtua di kehidupan aslinya.
"Karakter ini juga membuat saya berpikir ke depan sebagai ortu ke anak-anak saya dan semoga untuk bapak-bapak yang ada di sini jangan lupa kita pernah jadi anak laki terutama treat anak laki perlakukan anak laki lakinya lebih baik mungkin ortu memperlakukan kita sebagai anak laki laki," ujar Gilbert.
"Semoga untuk para bapak yang hadir, jangan lupa kita pernah menjadi anak laki-laki. Perlakukan anak laki-laki kita lebih baik, ingat mungkin orangtua (kita belum lebih baik) memperlakukan kita sebagai anak laki-laki. Dan terima kasih bagi yang sudah nonton bilang Bapak Marlo menyebalkan, terima kasih sekali," pungkasnya. (Ant/Z-1)
KOMPETISI film Alternativa Film Festival akan kembali digelar untuk ketiga kalinya. Di edisi ketiga kali ini, ajang tersebut akan diselenggarakan di Kolombia di kuartal kedua tahun 2026.
Ide pembuatan lomba video animasi itu merupakan hasil diskusi antara UBL bersama Indoposco dan terdorong keberhasilan Film Jumbo (2025).
Wahana Kreator Nusantara menghadirkan komedi aksi yang menyatukan aktor lintas generasi.
Setelah vakum selama 17 tahun dari dunia perfilman, Rieke Diah Pitaloka kembali menyapa penggemar melalui film aksi komedi berjudul Agen +62.
Festival Film Amerika Latin dibuka dengan film asal Meksiko, Pedro Paramo — adaptasi kuat dari novel klasik karya Juan Rulfo, yang diputar untuk publik secara global untuk kedua kalinya.
Film Lorong Kost bakal membawa penonton masuk ke dalam dunia gelap dan penuh teror yang tersembunyi di balik rumah kost tua.
Rudi Soedjarwo mengaku merasa prihatin dengan meningkatnya kasus perundungan dan kekerasan terhadap anak-anak dan remaja.
Melalui Saat Menghadap Tuhan, Rudi Soedjarwo mengeksplorasi isu yang ia rasa perlu lebih sering dibicarakan, antara lain soal perundungan, KDRT, pelecehan seksual, trauma, dan self-love.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved