Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MILES Films mengumumkan lima judul film panjang terbarunya yang akan segera diproduksi dalam periode 2024-2026 mendatang. Miles Films siap melahirkan karya-karya baru dengan genre yang beragam dan berkolaborasi bersama para sineas muda.
“Kolaborasi menjadi sangat penting untuk memperlihatkan bahwa kita saling bersinergi dan dunia kreatif akan selalu lebih kaya saat kita bersinergi satu sama lain. Itu sebabnya dalam project-project baru Miles Films kali ini, kami bekerjasama dengan para pembuat film muda, sesama rumah produksi independen yang karya-karyanya telah diakui industri film nasional maupun global. Juga harapannya, dari project-project ini, kami dapat melahirkan bintang-bintang baru yang bersinar dalam industri film kita,” ujar Produser Miles Film, Mira Lesmana, di Kantor Miles Film, Pesanggrahan, Jakarta, Rabu (29/5).
Rangkaian pengumuman diawali sejak minggu lalu dengan Hilang di Rembang, sebuah film bergenre drama misteri yang menggaet debutan Aditya Murti dan Raka Kertanegara sebagai produser film panjang, dan debut penulisan skenario film panjang bagi lan Davin.
Baca juga : Tembus 2,4 Juta Penonton, Petualangan Sherina 2 Jadi 5 Film Terlaris 2023
Judul berikutnya adalah Needle in a Haystack. Film yang juga bergenre drama misteri ini adalah kolaborasi dua rumah produksi yaitu Miles Films dan Karuna Pictures. Film ini akan menjadi kali kedua kolaborasi Mira Lesmana dengan sutradara Teddy Soeriaatmadja setelah serial sukses Hubungi Agen Gue (2023). Toto Prasetyanto dari Miles Films bersama Eric Primasetio dan Musa Tambunan dari Karuna Pictures turut bergabung sebagai produser. Needle in a Haystack juga menandai debut skenario film panjang bagi Tam Notosusanto.
“Ketika Mira Lesmana menawarkan ide cerita Needle in a Haystack, saya langsung tertarik dengan premisnya yang sangat unik, haunting, tapi sekaligus penuh makna. Karuna Pictures sangat bangga bisa mendapatkan kesempatan untuk bekerjasama dengan Miles Films dalam menggarap sebuah karya drama misteri dengan rasa Indonesia yang sangat otentik,” jelas Teddy Soeriaatmadja, sutradara Karuna Pictures, tentang latar belakang kolaborasinya bersama Miles Films dan harapannya.
Dua film berikutnya adalah kolaborasi Miles Films dengan Forka Films, rumah produksi yang kualitas karya-karyanya telah diakui di Indonesia maupun internasional. Yang pertama adalah Cubs (Amuk Harimau), film dengan genre drama action thriller. Cubs yang telah meraih Winner of White Light Post Production Award - Hong Kong Asia Film Financing Forum (HAF) 2022 ini ditulis dan disutradarai oleh Riri Riza dan diproduseri oleh Ifa Isfansyah. Dan judul kedua dengan label Miles Films X Forka Films adalah Bunga Malam, yang ditulis dan disutradarai oleh Kamila Andini dan diproduseri oleh Mira Lesmana. Film ini bergenre crime romance.
Baca juga : Mira Lesmana dan Riri Riza Ingatkan Kesadaran Jaga Lingkungan di Tempat Baru
“Bisa dibilang saya yang pertama kali melempar ide kerja sama ini. Sudah lama saya ingin suatu saat nanti untuk bisa diproduseri oleh Mbak Mira. Lalu saya “lamar” Mbak Mira akhir tahun lalu, dan ternyata mendapat sambutan yang hangat dan antusias sekali darinya. Saya bahagia sekali karena sebagai pembuat film yang ingin terus belajar, ini adalah kesempatan yang istimewa dan kehormatan bagi saya untuk bisa belajar dari Mbak Mira dan Miles Films,” ujar Kamila Andini, sutradara Forka Films.
Di sisi lain, Produser Forka Films, Ifa Isfansyah juga mengatakan pihaknya punya visi yang sama dengan Miles Films. Sebagai kreator yang selalu haus belajar menggali cara-cara baru dalam bercerita melalui film, sambung Ifa, diskusi bersama Mira Lesmana kemudian bisa berkembang menjadi kolaborasi Miles dan Forka untuk dua judul sekaligus.
Selanjutnya, rangkaian pengumuman judul baru ditutup dengan sebuah proyek besar dengan genre musikal romance, Rangga & Cinta. Dua nama karakter yang sudah tidak asing lagi bagi penonton film Indonesia, terutama generasi millenial. Kali ini, kisah klasik Ada Apa Dengan Cinta? tidak hanya hadir dalam genre yang berbeda, walau tetap berlatar tahun 2000-an, tapi juga akan dipersembahkan untuk bisa dinikmati penonton remaja hari ini.
Baca juga : Riri Riza dan Mira Lesamana Kenang Petualangan Sherina
"Saya berharap film musikal Rangga & Cinta akan memberikan sensasi baru bagi penonton film muda. Sebagai sutradara untuk film Rangga & Cinta, saya pasti akan menyuguhkan sesuatu yang berbeda dari film musikal saya sebelumnya," tutur Riri Riza yang telah sukses menggarap film musikal Petualangan Sherina 2.
Saat ini, film Rangga & Cinta tengah memulai proses audisi untuk mencari bintang-bintang baru, remaja-remaja yang berbakat dalam seni peran, suara, dan tari yang diyakini akan memperkaya industri perfilman Indonesia. Yang lebih spesial lagi, Mira Lesmana dan Toto Prasetyanto dari Miles Films akan berpartner dengan Nicholas Saputra, aktor ternama yang memerankan Rangga, karakter utama dalam film Ada Apa Dengan Cinta (2002 & 2016).
“Sebuah kebanggan bisa bekerja kembali dalam universe Ada Apa Dengan Cinta, walau kali ini dengan peran yang berbeda. Ini akan jadi pengalaman yang menantang sekaligus menyenangkan bagi saya,” ujar Nicholas Saputra.
Skenario film Rangga & Cinta akan ditulis ulang oleh Mira Lesmana dan Titien Wattimena. Berdasarkan film Ada Apa Dengan Cinta? (2002) garapan Rudi Soedjarwo, dari cerita asli yang diciptakan Mira Lesmana, Prima Rusdi, dan Riri Riza, serta skenario yang ditulis Jujur Prananto bersama Prima Rusdi dan Rako Prijanto sebagai co-writers. Musik cantik dan lagu-lagu ikonik gubahan Melly Goeslaw dan Anto Hoed akan kembali hadir, juga dengan tambahan lagu-lagu baru yang penuh kejutan. (Nov)
Dalam kunjungan kerjanya, Nadiem juga menyatakan kesiapan pelaksanaan program pendanaan padanan atau matching fund.
Sandiaga Uno berdiskusi dengan Netflix untuk membahas potensi perfilman Indonesia termasuk program Festival Film Bulanan agar semakin mendunia.
Festival Film Bulanan Lokus 6 ini bagus-bagus dan lebih prepare dari semua sisi. Dari segi cerita seperti gagasan, storytelling, dan voice-nya sudah prepare dengan baik
Senior Business Development Manager of IDN Media, Rahma Guntari, mengatakan film ‘Titip Sendal' adalah film yang sangat berkesan.
Festival tahun ini mengusung tema yang begitu mendalam, yaitu "Buhul". Tema ini, yang berarti simpul atau ikatan, dalam konteks ini ia direkatkan dengan makna solidaritas.
Hujatan yang dilontarkan netizen bisa mempengaruhi kondisi psikologis seseorang, bahkan menghancurkan kehidupan korban.
Melalui proses seleksi dengan lebih dari 50 peserta, Last Chicken On Earth dan In the Never Ending Whirl of a Reel terpilih sebagai film terbaik dari wilayah DKI Jakarta.
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams PSM, mengatakan, festival ini ditujukan sebagai pengerat hubungan antara Australia dan Indonesia
Media massa di Belanda cukup kagum sekaligus terkejut dengan kemampuan para sineas Indonesia dalam mengeksplorasi sejumlah tema utamanya yang berkaitan dengan kemanusiaan dan keberagaman.
Film ‘Bersama Membangun Negeri’ dengan gaya komedi satirnya mengingatkan kita tentang sejauh mana politisi akan melakukan kebohongan demi mendapatkan kekuasaan.
Menperekraf Sandiaga Uno membuka kesempatan bagi sineas yang ada di Pulau Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur untuk berpartisipasi di program Festival Film Bulanan.
Program Festival Film Bulanan yang bertujuan untuk memfasilitasi dan mengarahkan sineas lokal agar masuk industri perfilman nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved