Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
FILM drama horor psikologis yang kuat berlatar Auschwitz, "The Zone of Interest", meraih penghargaan Oscar untuk kategori film internasional terbaik. Kemenangan ini mengejutkan para kritikus dengan studi mendalamnya tentang kenormalan di bayangan kamp kematian Auschwitz.
Ini menjadi kali pertama sebuah film dari Britania Raya memenangkan Academy Award di kategori ini, yang terbuka untuk film berbahasa non-Inggris dari negara selain Amerika Serikat.
"Sesuai dengan judul film kami, 'Zone of Interest' menunjukkan ke mana dehumanisasi dapat mengarah pada taraf terburuk. Ini membentuk masa lalu dan sekarang kita semua," kata sutradara Inggris Jonathan Glazer saat menerima penghargaan, sebelum mengeluarkan pernyataan tegas tentang konflik di Gaza.
Baca juga : Film Nominasi Piala Oscar, The Zone Of Interest, Tayang di Bioskop Indonesia
"Saat ini, kita berdiri di sini sebagai orang-orang yang menyangkal ke-Yahudian dan Holokaus diambil alih oleh sebuah pendudukan yang telah menyebabkan konflik bagi begitu banyak orang tak bersalah," tambah Glazer, yang berdarah Yahudi.
Film berbahasa Jerman ini, yang meraih total lima nominasi Oscar dan memenangkan tiga BAFTA, fokus pada keluarga Rudolf Hoess, komandan kamp Auschwitz yang menjabat terlama, yang tinggal berjarak batu dari ruang pembunuhan gas.
Meski terdengar jeritan dan tembakan dari taman mereka yang indah, Hoess (Christian Friedel), istrinya Hedwig (Sandra Hueller, nominator Oscar untuk "Anatomy of a Fall"), dan anak-anak mereka tetap melanjutkan seolah-olah tidak ada yang aneh.
Baca juga : Film Dosa Musyrik Mulai Syuting di Yogyakarta
Mereka menarik tirai untuk menyembunyikan asap yang naik dari pembakaran, mereka menggunakan kolam renang mereka—hidup berlanjut, bahkan ketika kereta kematian tiba untuk melepaskan penumpang yang terhukum.
Pada satu titik, Hedwig mencoba lipstik yang ditemukannya di saku mantel bulu yang dikupas dari seorang perempuan yang telah tewas karena gas. Dia bersuka ria saat menemukan berlian dalam tabung pasta gigi yang disita.
"Kengerian hanya menekan setiap piksel setiap gambar, dalam suara dan bagaimana kita menafsirkan suara itu... Ini memengaruhi segalanya kecuali mereka," kata Glazer kepada AFP di Festival Film Cannes tahun lalu di mana 'Zone' memenangkan Grand Prix, hadiah runner-up.
Baca juga : 28 Februari, Film Horor Korea Terbaru 'Exhuma' akan Menghantui Penonton Indonesia
"Semuanya harus diatur dengan sangat hati-hati untuk terasa bahwa selalu ada di sana—mesin mengerikan yang selalu hadir," katanya.
Ibu Hedwig akhirnya menolak pada apa yang terjadi di luar dinding rumah itu, tetapi sebagian besar teman dan kenalan keluarga sepenuhnya acuh tak acuh.
Glazer yang berusia 58 tahun fokus pada kenormalan yang tampak dari kehidupan sehari-hari di sekitar kamp kematian, melihat keluarga Hoess tidak sebagai monster yang jelas tetapi sebagai yang menakutkan karena kebiasaan yang sangat biasa.
Baca juga : Oscar 2026 Tambah Kategori Best Casting untuk Film Rilisan 2025
"Yang mendorong orang ini adalah sesuatu yang akrab—rumah bagus, taman bagus, anak-anak yang sehat," katanya.
"Seberapa mirip kita dengan mereka?"
"Zone of Interest" adalah sebutan yang digunakan oleh Nazi untuk area seluas 40 kilometer persegi di sekitar Auschwitz. Film ini didasarkan pada novel 2014 karya Martin Amis dengan judul yang sama.
Film ini mendapatkan pujian mendalam, dengan The Hollywood Reporter menyebutnya sebagai "drama Holocaust yang menggigit tulang seperti tidak ada yang lain," dan Variety memujinya sebagai "dalam, meditatif, dan mendalam".
Namun, beberapa mengkritik Glazer karena tidak menampilkan Auschwitz itu sendiri, kamp konsentrasi Nazi terbesar di mana lebih dari 1,1 juta orang, sebagian besar di antaranya Yahudi, kehilangan nyawa menurut museum situs tersebut. (AFP/Z-3)
Film ini memberikan perspektif yang unik dan jarang dilihat tentang Holocaust, yaitu dari sudut pandang para pelaku.
Menurut Joko Anwar, kedua syarat ini penting dipenuhi untuk memastikan bahwa setiap karya tidak hanya menghibur, tetapi juga memiliki kedalaman dan inovasi.
Sutradara Joko Anwar kembali menggarap genre komedi yang dibalut elemen horor bertajuk Ghost in The Cell (Hantu di Penjara).
Film animasi Panji Tengkorak menggabungkan elemen laga, mitologi, dan drama emosional dengan visual animasi yang modern dan dinamis.
Magistus Miftah berhasil membuat Joko Anwar terkesan dengan kemampuan menari yang unik, dilakukan menggunakan sepasang sepatu hak tinggi atau heels.
Bagi para pemirsa di Rusia, sinema Indonesia masih eksotis, meskipun film-film dari negara ini kerap hadir di festival film internasional dan memenangkan penghargaan.
Tayangnya film Jurassic World: Rebirth, awal Juli ini, semakin menarik perhatian wisatawan akan Pulau Krabi di Thailand.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved