Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ario Bayu Jadi Simbol Negatif yang tidak Patut Ditiru di Film Sehidup Semati

Joan Imanuella Hanna Pangemanan
10/1/2024 04:30
Ario Bayu Jadi Simbol Negatif yang tidak Patut Ditiru di Film Sehidup Semati
Aktor Ario Bayu(MI/Joan Imanuella Hanna Pangemanan)

ARIO Bayu memerankan peran penting yang menjadi simbol negatif dalam film Sehidup Semati. Dalam film bergenre psychological thriller itu, Ario berperan sebagai suami Renata, yang diperankan Laura Basuki. Keduanya membawa penonton merasakan ketegangan dan ketakutan dalam sebuah hubungan yang dipenuhi bayang-bayang kekerasan.

Ditemui dalam jumpa pers di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Senin (8/1), Ario mengungkapkan tantangan dan kedalaman emosional yang ia hadapi saat memerankan karakter Edwin, suami yang terlibat dalam kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). 

Adegan yang mengharuskan Ario memukul, menampar, dan mencekik Laura Basuki, yang berperan sebagai istrinya, Renata, memberikan kesan mendalam bagi kedua aktor.

Baca juga: Ario Bayu: Pindah ke Selandia Baru demi Fasih Bahasa Inggris

"Saya ngobrol sama Laura kalau isu ini kacau banget ya. Saat kita take dan ngelihat Laura berakting kesakitan dalam hati 'Aduh, ini kasihan banget sih bini gue'," ungkap Ario.

 

Meskipun adegan tersebut memberikan kesan dramatis, Laura Basuki menegaskan keselamatan dan persiapan telah menjadi prioritas utama dalam produksi film ini. 

"Untuk adegan itu kita ada persiapan, ada workshop-nya biar semua safety. Jadi semua dipikirin kayak film action aja. Semua bener-bener safe, aku nggak merasa kesakitan sama sekali, tinggal aksi reaksinya aja sih,” jelas Laura.

Baca juga: Ario Bayu Mengaku Mudah Beradegan Romantis dengan Dian Sastrowardoyo

Film Sehidup Semati bukan hanya menghadirkan aksi dramatis, tetapi juga mengajak penonton untuk merenung tentang realitas kekerasan dalam rumah tangga yang masih sering terjadi di masyarakat. 

Ario, yang sangat terkesan dengan karakter Edwin, menyatakan perannya bukan sekadar sebuah peran biasa, melainkan simbol dari dogma yang salah.

"Saya sangat antusias saat membaca skenario. Karakter dan latar belakang Edwin sangat sensitif. Edwin menjadi simbol dari dogma yang keliru. Namun, pada akhirnya, yang diungkapkan dalam film ini merupakan realitas. Jadi, dengan segala kekuatan, saya ingin memberi contoh bahwa peran saya dalam film ini adalah manifestasi yang salah. Saya adalah simbol yang tidak seharusnya diikuti," tegas Ario.

Sehidup Semati diharapkan bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga dapat menjadi medium edukasi tentang bahaya kekerasan dalam rumah tangga. 

Dengan pendekatan psychological thriller yang cerdas, film ini diharapkan dapat membangkitkan kesadaran masyarakat dan mendorong perubahan perilaku yang lebih positif. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya