Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PASANGAN sineas Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen Sihasale dibawah bendera Alenia Picture dan Bhinneka Multi Media kembali memproduksi film Indonesia Dari Timur. Film yang dibuat oleh pasangan suami istri tersebut bertemakan sepak bola Indonesia yang dipadukan dengan visualisasi keindahan alam nusantara di tanah Papua.
Dalam pemutaran perdana yang dilakukan di Epicentum XXI Kuningan Jakarta pada Sabtu (9/12), Ari Sihasale selaku produser, sutradara dan sekaligus pemain menuturkan, Film Indonesia Dari Timur menyuarakan gudang talenta sepak bola di Indonesia yang diwakilkan warga Papua.
"Produksi Film Indonesia Dari Timur diselenggarakan di Wamena, Timika dan Jayapura disertai dengan pengambilan gambar di stadion yang megah dengan penokohan yang kuat," ungkap Ari.
Baca juga : Ifa Isfansyah Sebut Kompetisi Bagus untuk Industri Film
Ari menambahkan dalam Film Indonesia Dari Timur terdapat banyak adegan yang begitu mengagumkan dengan keindahan tanah Papua. Film ini dibuat untuk diingat oleh banyak khalayak khususnya anak muda Indonesia dengan segudang talenta.
Sementara itu Nia Zulkarnaen selaku produser mengatakan, Film Indonesia Dari Timur adalah bentuk cintanya kepada tanah air Indonesia termasuk Papua dan juga dunia olahraga sepak bola.
Baca juga : Vino dan Bella Ungkap Perjuangan Syuting Pakai Prostetik di Film Hamka & Siti Raham Vol 2
"Terinspirasi dari olahraga sepak bola sebagai olahraga pemersatu bangsa yang dicintai seluruh rakyat Indonesia dimana warga Papua juga banyak tersebar diberbagai klub di tanah air," ungkap Nia Zulkarnaen yang juga memiliki darah sineas dari kedua orang tuanya.
Dalam catatan Helmalia Putri sebagai eksekutif produser, Film Indonesia Dari Timur selain bicara keindahan alam Papua dan sepak bola, juga menggambarkan kehangatan sebuah keluarga, kebersamaan, dan kesetiaan.
"Film ini mampu mengorbankan api yang 'manyala' untuk generasi muda Indonesia yang terinspirasi dari semangat Indonesia bagian timur," tandas Helmalia.
Seperti diketahui sebelumnya Film Indonesia Dari Timur mengisahkan Edu seorang pilot senior yang melayani rute-rute perintis di Papua, mendapatkan tugas dari Simon, pemilik perusahaan penerbangan untuk membangun sebuah tim sepakbola. Tim sepakbola tersebut dipersiapkan untuk bertanding dalam sebuah turnamen bergengsi tahun depan.
Edu yang semula enggan, kemudian menyetujui tugas tersebut, namun akhirnya berubah. Edu dijanjikan akan memimpin sebuah anak perusahaan yang akan didirikan Simon, dengan satu syarat bahwa ia harus bisa mendirikan sebuah klub sepa kbola remaja yang akan disponsori oleh perusahaan mereka dan akan merekrut bakat-bakat muda Papua yang tercerai-berai tanpa pembinaan meskipun tim mereka baru saja memenangkan pertandingan nasional belum lama ini.
Anak perusahaan itu akan mengibarkan kebanggaan tim sepakbola tersebut dan menjadi satu-satunya pihak yang sanggup merawat simbol harga diri masyarakat Papua. Usaha Edu terbentur oleh kekecewaan para pemain sepak bola tim binaan coach John karena hadiah yang dijanjikan tidak diberikan sponsor saat kemenangan turnamen sebelumnya.
Hal inilah yang menyebabkan mereka berpencar pulang entah kemana. Akankah Edu dan coach John berhasil mengumpulkan mereka semua kembali, bisa disaksikan sepenuhnya di Film Indonesia Dari Timur.
Film garapan Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen ini turut dibantu oleh eksekutif produser Helmalia Jelita Putri serta Co produser Ahmad Syahrul Fadhil dan Usman Sani Lubis. Adapun para pemain yang turut terlibat diantaranya adalah Ibnu Jamil, Ari Sihasale, Donny Alamsyah, Damara Finch, Marcelino Lefrandt serta Dinda Ghania.
Film Indonesia Dari Timur turut memperkenalkan bintang-bintang muda sepak bola dari Papua seperti Yesaya Kogoya, Richardo Youwe, Yulianus Yual, Karel Fonataba, Michael Twenty serta sejumlah bintang muda lainnya. (Z-5)
Di JAFF Market 2024, Kementerian Kebudayaan mengumumkan kerja sama dengan Pemerintah Kerajaan Belanda di bidang ko-produksi audio visual. Sineas Indonesia bisa mengakses pendanaan
Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan Piala Citra bukan sekadar menjadi simbol apresiasi melainkan sebagai bentuk dedikasi dan kerja keras dari para insan film
JAKARTA World Cinema (JWC) 2024 akan berlangsung pada tanggal 21-28 September 2024. Tahun ini, menjadi edisi ketiga festival internasional yang menampilkan film-film dunia tersebut.
Indonesia berhasil meraih tiga penghargaan di BIFAN+ Awards 2024 yang diselenggarakan di Webtoon Convergence Center, Bucheon, Korea Selatan pada 9 Juli 2024.
Miles Films siap melahirkan karya-karya baru dengan genre yang beragam dan berkolaborasi bersama para sineas muda.
Melalui proses seleksi dengan lebih dari 50 peserta, Last Chicken On Earth dan In the Never Ending Whirl of a Reel terpilih sebagai film terbaik dari wilayah DKI Jakarta.
Melalui interaksi langsung dengan pasien ALS dan keluarga mereka, Vino G Bastian mendapatkan pemahaman mendalam tentang tantangan fisik dan emosional yang dihadapi pejuang ALS.
Film Hanya Namamu Dalam Doaku menandai reuni akting Vino G Bastian dan Nirina Zubir setelah 21 tahun mereka berkolaborasi dalam film 30 Hari Mencari Cinta.
Sebagian besar produksi film Pengin Hijrah dilakukan di tiga kota di Uzbekistan. Toshkent, Samarkan, dan Bukhara
Lagu Barasuara, Pancarona dan Terbuang Dalam Waktu, mengisi plot cerita baru dalam film Sore: Istri dari Masa Depan, yang disutradarai Yandy Laurens.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved