Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SUTRADARA Indonesia Mouly Surya menjadi sutradara perempuan pertama yang meraih penghargaan Akira Kurosawa di ajang Festival Film Internasional Tokyo (TIFF) 2023 di Tokyo, Selasa (31/10) malam.
"Ini adalah penghargaan pertama saya dan betapa luar biasanya (tropi) ini terukir nama besar dalam sinema Asia. Ini adalah Akira Kurosawa. Terima kasih banyak," kata Mouly dalam sambutannya saat menerima penghargaan.
Mouly dinilai sebagai salah satu sutradara muda yang berpengaruh dan memberikan kontribusi bagi dunia perfilman dan diharapkan dapat memandu industri film di masa depan.
Baca juga: Mouly Surya Lanjutkan Syuting Film Perang Kota
Nama sutradara itu tidak terlepas dari karya fenomenal Marlina, Si Pembunuh dalam Empat Babak. yang mengantarkannya meraih berbagai penghargaan.
"Saat saya membuat film Marlina, Si Pembunuh Empat Babak, karya-karya Kurosawa ada dalam pikiran saya ketimbang kritik dan klaim penonton yang mengatakan itu dipengaruhi Quentin Tarantino," kata Mouly, yang didampingi produser Rama Adi.
Dia menyebut film-film Kurosawa, seperti Seven Samurai (1954) dan Rashomon (1950)-lah yang menginspirasi film yang dibintangi Marsha Timothy itu.
Baca juga: Film Karya Mouly Surya dapat Subsidi dari Pemerintah Prancis
Mouly merupakan sutradara perempuan pertama yang menerima penghargaan itu sejak anugerah itu diberikan pada 2004.
Sempat vakum selama 14 tahun, anugerah itu diberikan kembali dan nama Mouly Surya kini bersanding dengan sutradara kenamaan dunia, seperti Steven Spielberg dan Yoji Yamada (2004), Hou Hsiao-hsien (2005), Milos Forman dan Kon Ichikawa (2006), David Puttnam (2007) serta Nikita Mihalkov dan Chen Kaige (2008).
"Sebagai seorang yang suka cerita cinta, manga, anime dan kemudian pembuatan film saya tidak pernah berani untuk bermimpi nama sama akan bersanding dalam satu kalimat dengan Akira Kurosawa," katanya.
Mouly teringat saat dia belia yang jauh dari bayangan memimpin satu set film.
"Ternyata beberapa dekade setelahnya, saya menerima penghargaan ini dan persepsi itu berubah. Ini adalah kehormatan bagi saya dan saya ingin berterima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam seleksi Tokyo International Film Festival atas kontribusi Anda membuat perubahan itu," katanya.
Dia berharap banyak sineas muda, terutama perempuan yang mendapatkan penghargaan serupa ke depannya.
Mouly mengawali debut lewat film Fiction yang meraih empat penghargaan, termasuk Best Picture pada Festival Film Indonesia pada 2008.
Film keduanya What They Don't Talk About When They Talk About Love juga mengisi layar lebar TIFF 2013 dan terpilih dalam Festival Film Sundance.
Baru-baru ini, film itu kembali menghiasi layar lebar Festival Film Internasional Busan setelah 10 tahun tayang perdana di festival yang sama.
Pada 2017, film populer Marlina the Murderer in Four Acts, yang ditayangkan perdana di Festival Film Cannes, diliris di bioskop-bioskop 14 negara, termasuk Amerika Serikat, Kanada dan Jepang.
Film itu juga memenangi Grand Prize pada Tokyo Filmex dan terpilih mewakili film Indonesia dalam penghargaan Oscar untuk kategori Best Foreign Film.
Salah satu juri yang juga peraih Akira Kurosawa Award pada 2004 Yoji Yamada mengatakan Mouly Surya berhasil menyampaikan cerita yang kuat dan dinamis lewat film Marlina, Si Pembunuh dalam Empat Babak.
"Dengan begitu, dia mengubah citra film Indonesia dan untuk itu kami memutuskan untuk memberikan penghargaan ini kepada Gu Xiaogang dan Mouly Surya," katanya.
Penghargaan Akira Kurosawa tahun ini hanya diberikan kepada dua sineas, satu penerima lainnya adalah sutradara muda asal Tiongkok Gu Xiaogang lewat film Dwelling in the Fuchun Mountains, yang tayang perdana di Festival Film Cannes 2019.
Akira Kurosawa adalah sutradara sekaligus produser dan penulis skenario kenamaan Jepang yang telah menyutradarai 30 judul film sepanjang 57 tahun perjalanan kariernya.
Pada 1989, dia meraih Academy Award Pencapaian Seumur Hidup untuk prestasi sinematik yang berpengaruh bagi industri perfilman dunia. (Ant/Z-1)
Para perempuan ini dinilai telah membawa dampak positif dan kemajuan di bidang kesehatan kulit.
Mereka adalah Founder&Komisaris Utama Paragon Technology and Innovation Nurhayati Subakat, Dirut PT Pertamina Nicke Widyawati, dan Founder&CEO PT Suri Nusantara Jaya Diana Dewi.
Putri ketiga dari tiga bersaudara pasangan Ira Esmeralda dan Erianto ini meraih penghargaan bergengsi tersebut berkat kepiawaian menulis dan mendongeng.
Diana terpilih menjadi highlight dalam IFS annual report 2023 dari sejumlah 8000 peneliti yang berasal dari 105 negara yang mendapat hibah riset dari IFS.
Ajang BeautyHaul Awards 2024 memberikan penghargaan kepada berbagai merek kecantikan atas inovasi yang dihadirkan selama satu tahun terakhir.
Youth & Beauty Clinic berhasil meraih Penghargaan 1st Runner-Up untuk Layanan Filler Terbaik se-Asia Pasifik yang diberikan oleh Merz Aesthetic.
Perang Kota menjadi satu dari enam film yang mendapatkan subsidi itu dari kategori sutradara berpengalaman lebih dari dua film.
Mouly mengaku tidak sabar memvisualisasikan cerita yang diadaptasi dari novel klasik Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis.
Penghargaan itu diberikan kepada sineas yang telah menciptakan gebrakan dalam dunia perfilman dan diharapkan dapat membantu mengembangkan masa depan industri ini.
"Enggak nyangka juga dulu ngefans sama dia di zaman Dark Angel ketika aku masih SMA. Kala itu, dia lagi rising-rising-nya," kata Mouly.
FILM Perang Kota (This City Is A Battlefield) akan menjadi film penutup International Film Festival Rotterdam (IFFR) 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved