Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Maliq & D'Essentials Komentari Penggunaan AI di Industri Musik

Basuki Eka Purnama
06/5/2023 08:15
Maliq & D'Essentials Komentari Penggunaan AI di Industri Musik
Maliq & D'Essentials(Instagram @maliqmusic)

MAMPU bertahan di jagat hiburan industri musik selama 20 tahun, grup musik Maliq & D'Essentials mencermati segala perkembangan teknologi dan bagaimana kelompok sixtet tersebut beradaptasi melewati masa transisi zaman, termasuk perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

"Belakangan ini gue sempat baca di sebuah artikel bahwa penyebab bubarnya Daft Punk adalah AI. Begitu robotnya mereka tapi ternyata sangat manusiawi. Perkembangan teknologi adalah sebuah hal yang nggak boleh dihindari, kata drummer Maliq & D'Essentials, Widi Puradiredja, di Jakarta, dikutip Sabtu (6/5).

Berkarier selama 20 tahun, Maliq & D'Essentials, yang beranggotakan Angga Puradiredja (vokal), Rivani Indriya Suwendi (vokal), Dendy Sukarno 'Jawa' (bass), Widi Puradiredja (drums), Arya Aditya Ramadhya 'Lale' (gitar), dan Ilman Ibrahim (keyboard) sudah melewati berbagai macam transisi teknologi hingga detik ini.

Baca juga: Akan Bawakan 31 Lagu saat Konser, Maliq & D'Essentials Siapkan Fisik

Widi menjelaskan Maliq & D'Essentials muncul pada era analog sekaligus saat media sosial belum berkembang secara masif. 

Ia mengakui Maliq & D'Essentials sempat memiliki sedikit keterlambatan beradaptasi pada era digital, namun tetap dapat menyusul dan menyesuaikan secara perlahan.

"Gue rasa Maliq & D'Essentials akan bisa adaptif selama tidak melunturkan kekuatan kami. Itu yang sebenarnya bahaya karena terbawa suasana lantas identitas band jadi berubah. Makanya, kekuatan Maliq & D'Essentials selama ini adalah live performance, salah satunya lewat konser 20 tahun nanti," terangnya.

Baca juga: Maliq & D'Essentials Tambah 2.500 Tiket untuk Konser 20 Tahun

Maliq & D'Essentials memang tengah bersiap untuk merayakan hari jadi ke-20 lewat sebuah konser tunggal perdana yang akan berlangsung pada 14 Mei 2023 di Hall B3 dan C3 JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat.

Lebih lanjut, Widi menjelaskan kelompok musiknya memilih sikap untuk siap beradaptasi dengan perkembangan teknologi dalam industri hiburan dengan tetap memiliki pendekatan yang sesuai dengan karakter Maliq & D'Essentials.

"Jadi mau AI, AX, AZ, kami siap adaptif dengan itu. Kami sudah pernah coba produksi rekaman ikuti teknologi, ternyata sedikit mengubah identitas Maliq & D'Essentials. Makanya sekarang kami justru balik full analog, semua manusia, ketidaksempurnaan justru yang kami cari. Kami berusaha se-organik mungkin," jelasnya.

Menyikapi kecenderungan saat ini ketika banyak suara penyanyi atau materi lagu yang dikreasikan dengan mesin generatif AI, Maliq & D'Essentials mengaku mereka memiliki tim legal yang mengurusi segala macam hak cipta dan lainnya.

Keriuhan, kata Widi, merupakan sesuatu hal yang lumrah muncul akibat perkembangan generatif AI dalam dunia musik. 

Meski demikian, ia meyakini setiap permasalahan pasti memiliki solusi dan hal terpenting yang dibutuhkan saat ini adalah etika.

"Karena digital ini kan rimba yang setiap tahun ada saja isu baru. Sempat ramai masalah hak royalti, padahal itu isu konvensional puluhan tahun. AI bawa isu bahwa ada bentuk karya baru, mungkin di kontrak sekarang belum ada. Etika yang dibutuhkan bahwa kalau mau menggunakan karya untuk keuntungan pribadi tidak bisa sembarangan, mesti izin juga," pungkas Widi. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya