Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SUASANA hangat membanjiri panggung The 15th Music Gallery saat Maliq & D'Essentials naik ke atas panggung. Band yang sudah lebih dari dua dekade mewarnai musik Indonesia ini membuktikan bahwa energi mereka tak pernah luntur, bahkan di tengah industri yang terus bergerak cepat.
Personel Maliq & D'Essentials, Dendy Sukarno, menegaskan bahwa kunci keberlangsungan mereka selama ini adalah konsistensi dalam berkarya.
“Yang pasti pekerjaan dibikin terus, kita terus berkarya, terus bikin lagu dan terus mencoba relevan dengan market sekarang. Kunci utamanya itu,” ujar Dendy.
Ia menambahkan bahwa meski tidak selalu terlihat di atas panggung, ikatan antar anggota tetap terjaga.
"Meskipun kita nggak manggung, bukan berarti kita nggak ketemu. Kita selalu ngumpul di man house, harian aja," katanya sambil tersenyum.
Maliq & D'Essentials tampil membawakan sejumlah lagu hits mereka malam itu, termasuk Setapak Sriwedari dan Dia, disambut koor massal dari penonton yang memadati venue.
Tidak hanya membawa nostalgia, mereka juga menampilkan sisi baru lewat lagu-lagu dari album terbaru mereka Can Machines Fall in Love?, memperlihatkan evolusi musikal tanpa kehilangan karakter yang dicintai penggemar.
Di atas panggung, Maliq & D'Essentials menunjukkan bahwa mempertahankan kekompakan dan produktivitas adalah kunci bukan hanya untuk bertahan, tetapi juga terus bersinar. Sebuah bukti bahwa musik yang lahir dari persahabatan dan semangat berkarya tak akan pernah lekang oleh waktu. (Z-1)
Kau Juga Semua Orang lahir dari keresahan pribadi Tradeto tentang kecenderungan manusia untuk selalu membandingkan diri dan merasa lebih unggul.
Single Yakin dari Rio Adiwardhana tetap membawa benang merah dari EP sebelumnya (Sisi Lain), dan menjadi lagu pembuka untuk EP selanjutnya
Penyanyi jazz Muthia Nadhira mempersembahkan interpretasi baru dari lagu legendaris Simpan Saja, menandai peluncuran album debutnya yang bertajuk Garden of Mimosa.
Lagu Kelam dari Jims Wong juga menjadi hal yang menarik karena hadirnya Artsi, menambah warna emosional dalam harmoni vokal yang mendalam.
Program konser tersebut mencakup karya dari para musisi hebat Hongaria seperti Franz Liszt, Béla Bartók, Zoltán Kodály, dan György Orbán, hingga khazanah musik rakyat Indonesia.
Hancur dari Tears Don't Lie bercerita tentang seseorang yang kehilangan cinta sejatinya — bukan karena perpisahan biasa, melainkan karena sang kekasih telah pergi untuk selamanya.
OTW, atau on the way dan ‘Ngaret’ atau suka datang terlambat semacam paket lengkap dari budaya tak tertulis di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved