Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
AKTRIS peran Pevita Pearce sudah malang melintang di dunia perfilman dengan berbagai jenis genre, mulai dari drama hingga horor. Film pahlawan super Sri Asih, disebut Pevita menjadi jawaban dari keresahannya selama ini.
"Menurut aku, karakter Alana ini jawaban dari keresahan aku selama ini. Aku merasa drama sudah, horor sudah, apalagi yang belum? Oh, action yang belum," kata Pevita usai penayangan Sri Asih di Jakarta, Rabu (15/11).
Pevita tidak menyangka tokoh Alana yang mendapatkan kekuatan dari Sri Asih ini bisa menjawab keresahan ia selama ini. Peran ini datang dengan beban yang cukup menantang karena Alana adalah tokoh yang piawai dalam bela diri, sementara Pevita tidak punya latar belakang bela diri.
Setelah mengetahui konsep dari film "Sri Asih", Pevita meminta waktu untuk bersiap selama 1,5 tahun dan didampingi Uwais Team, tim dari aktor laga Iko Uwais yang membuat koreografi laga di film ini.
Pevita mengatakan seluruh adegan terasa menantang sebab dia sama sekali tidak punya dasar bela diri. Namun, semua tantangan itu bisa dihadapi berkat dukungan dari semua pihak, termasuk tim yang menyuntikkan rasa percaya diri bahwa dia bisa memerankan Sri Asih.
Baca juga: Perankan Sri Asih, Pevita Pearce Percaya Diri
Sri Asih adalah bagian dari Jagat Sinema Bumilangit, yang dibuka dengan patriot pertamanya, yaitu Gundala (2019). Sri Asih kini dihadirkan sebagai patriot kedua.
Disutradarai Upi, Film kedua Jagat Sinema Bumilangit Sri Asih ini juga dibintangi oleh Jefri Nichol, Christine Hakim, Reza Rahadian, Dimas Anggara, Surya Saputra, Randy Pangalila, Jenny Zhang, Dimas Anggara, Revaldo, Faradina Mufti, Fadly Faisal dan Messi Gusti.
Film ini bercerita tentang Alana yang tak mengerti kenapa selalu dipengaruhi amarah, tapi selalu berusaha melawannya. Memasuki usia dewasa, Alana menemukan fakta mengenai asalnya bahwa dia bukan perempuan biasa.
Dia mungkin adalah sebuah berkah untuk kemanusiaan dan menjadi pelindungnya sebagai Sri Asih atau Alana bisa juga menyebabkan kehancuran bagi dunia jika tak bisa mengontrol amarahnyahib.(Ant/OL-5)
Sri Asih juga memenangkan penata efek visual terbaik oleh Kalvin Irawan.
Film Sri Asih merupakan bagian dari Jagat Sinema Bumilangit (Bumilangit Cinematic Universe/BCU) dan menjadi pembuka alur bagi film-film BCU.
Cerita film Sri Asih menjadi pembuka bagi alur Bumilangit Cinematic Universe (BCU), salah satunya dengan pengenalan para anggota Jagabumi.
Berperan sebagai Mateo Adinegara, Randy mendapatkan adegan bertanding dengan Alana/Sri Asih (Pevita Pearce) dengan porsi yang cukup banyak.
Keterlibatan Dian Sastro dalam Jagat Sinema Bumilangit sudah disebut sejak 2019.
Sri Asih berkisah tentang Alana yang tidak mengerti mengapa dia selalu dikuasai oleh kemarahan, namun selalu berusaha melawannya.
Melalui interaksi langsung dengan pasien ALS dan keluarga mereka, Vino G Bastian mendapatkan pemahaman mendalam tentang tantangan fisik dan emosional yang dihadapi pejuang ALS.
Film Hanya Namamu Dalam Doaku menandai reuni akting Vino G Bastian dan Nirina Zubir setelah 21 tahun mereka berkolaborasi dalam film 30 Hari Mencari Cinta.
Sebagian besar produksi film Pengin Hijrah dilakukan di tiga kota di Uzbekistan. Toshkent, Samarkan, dan Bukhara
Lagu Barasuara, Pancarona dan Terbuang Dalam Waktu, mengisi plot cerita baru dalam film Sore: Istri dari Masa Depan, yang disutradarai Yandy Laurens.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved