Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
RANGKAIAN pendaftaran untuk Festival Film Indonesia (FFI) 2022 resmi ditutup pada Kamis (15/9) dengan jumlah lebih dari 400 karya.
Komite FFI 2022 telah menerima sebanyak lebih dari 400 karya film, baik film cerita panjang, film pendek, film dokumenter maupun film animasi, dan kritik film secara daring.
Film cerita panjang yang mendaftar sebanyak 74 judul, film noncerita panjang yang meliputi film cerita pendek sebanyak 309 judul, film animasi pendek 38 judul, film dokumenter pendek 83 judul, dan film dokumenter panjang 13 judul. Selain itu, Komite FFI 2022 juga menerima karya kritik film sebanyak 135 judul.
Baca juga: Selama 2021, LSF Melakukan Sensor Terhadap 40.638 Judul Film
Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi Ahmad Mahendra menyampaikan apresiasi terhadap sineas dan kritikus film yang telah berpartisipasi dalam FFI 2022.
"Jumlah film yang mendaftar menunjukkan bahwa potensi film Indonesia di tahun ini masih sangat kuat, sehingga kami optimistis industri perfilman Indonesia akan pulih dan bangkit lagi setelah pandemi berakhir," ujar Mahendra dalam siaran resmi, dikutip Selasa (20/9).
"Hal ini selaras dengan komitmen yang kami galang untuk pemulihan sektor seni dan budaya dunia melalui Pertemuan Pejabat Tinggi G20 di bidang kebudayaan yang baru saja berlangsung di Magelang, beberapa waktu lalu," lanjutnya.
Ketua Komite FFI 2021-2023 Reza Rahadian menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, khususnya para sineas dan kritikus film yang telah mendaftarkan karya mereka di FFI 2022.
Reza mengatakan peserta FFI tahun ini mengangkat tema, gagasan, dan latar belakang budaya yang berbeda-beda mulai dari Sumatra hingga Papua.
"Film-film tersebut mengangkat tema lokal dengan beragam budaya dan bahasa. Dengan beragamnya karya yang mendaftar ke FFI 2022 ini, semoga bisa menjadi langkah awal yang baik untuk kemajemukan perfilman Indonesia yang terus bergerak maju," katanya.
Berdasarkan kriteria dan elemen penjurian, potensi nominasi, serta persyaratan administrasi, 30 film cerita panjang yang berhasil lolos Tahap Seleksi Awal adalah adalah Akhirat: A Love Story, Autobiography, Backstage, Before, Now & Then (Nana), Cinta Pertama, Kedua & Ketiga, Dear Nathan Thank You Salma, Father and Son, Gara-Gara Warisan, dan Inang.
Kemudian Inang, Ivanna, Just Mom, Kadet 1947, KKN di Desa Penari, Losmen Bu Broto, Mencuri Raden Saleh, Miracle in Cell No 7, Naga Naga Naga, Ngeri-Ngeri Sedap, Noktah Merah Perkawinan, One Night Stand, Pengabdi Setan 2: Communion, Perjalanan Pertama, dan Ranah 3 Warna.
Selanjutnya, Romantik Problematik, Satria Dewa: Gatotkaca, Sepeda Presiden, Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas , Srimulat: Hil Yang Mustahal - Babak Pertama, Teka Teki Tika, dan Yowis Ben Finale.
Film-film tersebut akan melanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu Tahap Rekomendasi dari asosiasi-asosiasi profesi perfilman.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, proses penjurian film tahun ini akan dilakukan di Ruang Penayangan FFI bekerja sama dengan Bioskop Online dan hanya dapat diakses oleh para juri yang bertugas.
Akademi Citra FFI yang terdiri dari sineas pemenang Piala Citra FFI juga sudah resmi terbentuk dan akan terlibat sebagai Juri Nominasi yang akan menentukan daftar nominasi masing-masing kategori penghargaan.
Ketua Bidang Penjurian FFI 2022 Garin Nugroho mengatakan penjurian FFI 2021-2023 menerapkan sistem yang berkesinambungan pada tiap tahunnya, melalui berbagai masukan dari asosiasi profesi dan insan film Indonesia.
Tahun ini disempurnakan dengan dibentuknya Akademi Citra dan platform daring, Ruang Penayangan FFI.
"Proses penjurian dari tahap Film Rekomendasi Asosiasi hingga tahap Nominasi dilakukan satu pintu melalui platform penayangan ini yang telah terjamin sistem keamanannya," kata Garin.
Selain itu, daftar film noncerita panjang, baik film cerita pendek, film animasi, dan film dokumenter, serta karya kritik film yang berhasil lolos tahap Seleksi Awal juga akan diumumkan menyusul.
Daftar nominasi FFI 2022 akan diumumkan pada 22 Oktober 2022. Malam puncak anugerah Piala Citra FFI 2022 akan dilakukan pada 22 November 2022.
Tahun ini, masyarakat pecinta film Indonesia masih dapat berpartisipasi lewat kategori penghargaan khusus, yaitu Film, Aktor, dan Aktris Pilihan Penonton.
Film yang dapat dipilih adalah film-film yang berhasil lolos tahap Seleksi Awal FFI 2022. Aktor dan aktris yang dapat dipilih pun adalah mereka yang bermain di film-film tersebut.
Pemilihan kategori penghargaan khusus ini dapat dilakukan melalui situs resmi FFI mulai 20 September 2022 dan berakhir 10 November 2022. (Ant/OL-1)
FILM horor MVP Pictures yang disutradarai Randolph Zaini, Dia Bukan Ibu (A Woman Called Mother) resmi terpilih sebagai official selection Fantastic Fest 2025.
Festival Film Wartawan tahun ini menjadi tribut mendalam bagi almarhum Wina Armada Sukardi, Presiden FFW, yang baru saja berpulang.
Tahun ini, Festival Film Flobamora mengangkat tema Kalunga dari bahasa Sumba sebagai simbol tumbuh dan berkembangnya perfilman di wilayah ini.
Cinta Laura tampil memesona sembari membawa pesan kuat tentang representasi dan kekuatan perempuan Indonesia di panggung global.
Founder Cilacap Kreatif Romi Angger Hidayat menyampaikan TJIFF yang dipersembahkan Cilacap Kreatif dan Rekarya mengusung tema Meta Rasa.
Tahun ini, JAFF pun mencatatkan rekor baru dengan jumlah kunjungan penonton terbanyak sepanjang sejarah festival tersebut.
Film berjudul Surat Untuk Presiden mengisahkan tentang harapan, keteguhan hati, dan cinta keluarga.
Kolaborasi vokal Eva Celia dan Bilal Indrajaya diharapkan menjadi penghubung antargenerasi untuk menjadi penikmat cerita Rangga dan Cinta.
Menurut Nurra Datau, kemiripan dengan The Last Airbender terutama karena Panji Tengkorak juga mengusung visual dua dimensi dan koreografi pertarungan yang didasari oleh seni beladiri.
Nicholas Saputra menunjukkan seluruh bakatnya dalam film musikal Siapa Dia itu dengan berakting bahkan bernyanyi.
Aktor Nicholas Saputra memerankan empat karakter dari empat zaman berbeda, masing-masing dengan kisah cinta, tragedi, dan lagu utama tersendiri.
Garin Nugroho mengatakan sejarah sinema adalah sejarah kebangsaan, dan sejarah kebangsaan adalah sejarah para talent, aktris, penyanyi, penari dan sebagainya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved