Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Mengenal Varian Baru Covid-19 yang Muncul di Inggris

(Aiw/New York Times/I-1)
23/12/2020 00:55
 Mengenal Varian Baru Covid-19 yang Muncul di Inggris
VAKSIN COVID-19: Perawat Terri Welch (kanan) memberikan vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19 kepada pasien di Haxby, Inggris Utara, kemarin.(AFP/Lindsey Parnaby)

BEBERAPA hari terakhir negara-negara di dunia dikhawatirkan dengan munculnya varian baru virus korona di Inggris. Para ilmuwan di negara tersebut mengatakan virus jenis baru ini lebih menular dan secara genetik berbeda dari yang sebelumnya beredar.

Studi awal tentang varian baru tersebut mendorong Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk memperketat aturan pembatasan selama Natal serta mendorong pemerintah Belanda, Jerman, dan negara-negara Eropa lainnya untuk melarang perjalanan dari Inggris.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dipelajari para ilmuwan, varian baru ini hanya salah satu variasi di antara banyak variasi yang muncul karena SARS-CoV-2 telah menyebar ke seluruh dunia. Mutasi muncul saat virus bereplikasi dan varian yang dikenal sebagai B.1.1.7 ini telah memperoleh kumpulan khasnya sendiri.

Varian ini menjadi perhatian para peneliti pada Desember karena mulai lebih sering muncul dalam sampel dari bagian selatan Inggris. Sampel tersebut rupanya telah dikumpulkan dari pasien sejak September.

Ketika para peneliti mengamati genomnya dari dekat, mereka dikejutkan sejumlah besar mutasi. Sebagian besar mutasi yang muncul pada virus korona berbahaya bagi virus atau tidak berpengaruh apa pun. Tetapi, sejumlah mutasi pada B.1.1.7 tampaknya berpotensi memengaruhi cara penyebaran virus.

Dalam penelitian pendahuluan, para ilmuwan di Inggris telah menemukan bahwa virus itu menyebar dengan cepat di beberapa bagian selatan Inggris, menggantikan varian lain yang telah beredar selama berbulan-bulan.

Namun, garis keturunan virus yang menjadi lebih umum bukanlah bukti bahwa virus itu menyebar lebih cepat daripada yang lain. Virus tersebut bisa tumbuh lebih luas hanya karena keberuntungan. Misalnya, suatu varian virus mungkin mulai muncul di tengah kota yang padat, tempat transmisi mudah terjadi dan memungkinkannya membuat lebih banyak replikasi.

Ahli epidemiologi di Imperial College London Neil Ferguson memperkirakan varian tersebut memiliki tingkat penularan antara 50% hingga 70% dibandingkan varian lain di Inggris Raya.

 

Lebih rentan pada anak

Beberapa ilmuwan telah mengungkap kemungkinan bahwa peningkatan penularan setidaknya sebagian disebabkan oleh cara penularannya pada anak-anak. Biasanya, anak-anak lebih kecil kemungkinannya daripada remaja atau orang dewasa untuk terinfeksi atau menularkan virus.

"Tetapi, virus baru ini mungkin membuat anak-anak sama rentannya dengan orang dewasa," kata Wendy Barclay, penasihat pemerintah dan ahli virologi di Imperial College London.

Untuk memastikan bahwa varian tersebut benar-benar lebih menular, para peneliti kini tengah menjalankan eksperimen laboratorium dan mengamati dari dekat bagaimana varian baru virus ini menginfeksi sel.

Para peneliti telah menggunakan eksperimen semacam itu untuk menyelidiki mutan yang muncul lebih awal dalam pandemi, yang disebut 614G. Varian itu terbukti lebih dapat ditularkan daripada pendahulunya berdasarkan studi dalam kultur sel dan hewan.

Sampai saat ini belum ada bukti kuat tentang apakah varian baru ini dapat menyebabkan penyakit lebih parah atau tidak. Namun, ada alasan untuk menganggap serius kemungkinan itu.

Di Afrika Selatan, garis keturunan lain dari virus korona telah memperoleh satu mutasi tertentu yang juga ditemukan di B.1.1.7. Varian ini menyebar dengan cepat melalui wilayah pesisir Afrika Selatan.

Dalam studi pendahuluan, dokter di sana menemukan bahwa orang yang terinfeksi varian ini membawa viral load yang tinggi, konsentrasi virus yang lebih tinggi di saluran pernapasan bagian atas. Dalam banyak penyakit yang berasal dari virus, ini dikaitkan dengan gejala yang lebih parah.

Salah satu kemungkinannya ialah varian tersebut memperoleh serangkaian mutasi baru di dalam kumpulan inang khusus.

Seiring waktu, para peneliti telah menemukan seleksi alam dapat mendukung virus mutan yang dapat menghindari sistem kekebalan. Para peneliti juga menyarankan bahwa evolusi varian mungkin juga didorong obat yang diberikan kepada pasien tersebut. Beberapa mutan mungkin dapat menahan obat-obatan seperti antibodi monoklonal.

Ilmuwan lain berpendapat bahwa virus tersebut dapat memperoleh mutasi baru dengan menyebar melalui populasi hewan, seperti cerpelai, sebelum masuk kembali ke populasi manusia. (Aiw/New York Times/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya