Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pesan yang Kacau dari Inggris Buat Eropa Tutup Perbatasan

Nur Aivanni
23/12/2020 00:50
Pesan yang Kacau dari Inggris Buat Eropa Tutup Perbatasan
Pesan yang Kacau dari Inggris Buat Eropa Tutup Perbatasan(AFP/JUSTIN TALLIS/Tolga Akmen)

KURANGNYA komunikasi dari pemerintah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kepada para pemimpin Eropa tentang ganasnya ancaman covid-19 yang baru dan pernyataan Matt Hancock bahwa strain mutan di luar kendali, telah berkontribusi besar terhadap larangan perjalanan Inggris.

Pengumuman tiba-tiba perdana menteri bahwa strain baru itu 70% lebih mudah menular daripada virus aslinya dan peringatan mengerikan dari menteri kesehatan tentang infeksi yang merajalela, membuat pemerintah di luar negeri tidak punya pilihan selain menutup pintu sebagai tindakan darurat.

Cara penyampaian informasi, menurut sejumlah diplomat, menunjukkan bahwa pemerintah Inggris gagal meramalkan konsekuensi internasional atas pernyataan yang dibuatnya untuk konsumsi domestik untuk membenarkan pembatasan baru.

Dalam briefing di Downing Street pada Senin malam, Johnson mengatakan bahwa Prancis ingin 'menyelesaikan' larangan lalu lintas Inggris dalam beberapa jam, setelah berbicara dengan Presiden Emmanuel Macron melalui sambungan telepon.

Sementara itu, pembatasan Eropa untuk perjalanan dari Inggris telah direplikasi di seluruh dunia, termasuk ke Iran dan India--dua negara yang paling parah terkena pandemi--Kanada, Rusia, dan enam negara Amerika Latin.

Delapan negara lain di Timur Tengah dan Afrika Utara, termasuk Israel dan Arab Saudi, telah menghentikan semua penerbangan internasional selama seminggu.

Para diplomat Eropa ingin menekankan bahwa komunitas ilmiah Inggris rajin berbagi informasi tentang virus korona dengan mitranya. Ilmuwan dan pejabat kesehatan di sejumlah negara, seperti Italia, diberi tahu tentang keberadaan virus mutan pada Oktober. Inggris pun terus memberi informasi kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang perkembangan virus mutan.

Angela Merkel mengadakan panggilan konferensi dengan Emmanuel Macron, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel. Pada Senin, negara-negara anggota Uni Eropa bertemu di bawah mekanisme respons krisis politik terintegrasi untuk keadaan darurat.

Pemerintah Prancis telah menyatakan bahwa pihaknya ingin menyelesaikan masalah tersebut dengan cepat, selama ada transparansi dari semua pihak.

"Kita harus mengambil tindakan yang mendesak dan keras, karena ini tentang perlindungan kesehatan. 48 jam untuk melakukan tiga hal, yakni mengklarifikasi informasi ilmiah, memberikan transparansi, 48 jam untuk berkoordinasi lebih baik di tingkat Eropa," kata Wakil Menteri Urusan Eropa Clement Beaune.

 

Pencabutan prematur

Namun, menurut para diplomat, sejumlah negara UE menentang apa yang mereka anggap sebagai tindakan pencabutan prematur, dan mendukung posisi pemerintah seperti Italia dan Spanyol, yang ingin mempertahankan pembatasan yang lebih luas, lebih lama.

"Tentu ada perasaan bahwa pemerintah Inggris mempresentasikan sesuatu untuk politik dalam negeri tanpa memikirkan sepenuhnya apa efeknya di negara lain," kata seorang diplomat senior Eropa Barat.

"Tetapi, ketika Anda berbicara tentang tingkat penularan yang tinggi dan mengatakan bahwa penyakit tersebut di luar kendali, hal itu pasti mengkhawatirkan tidak hanya orang-orang di Inggris, tetapi juga orang-orang dan pemerintah di negara lain," katanya.

Johnson menyebut 70% peningkatan laju transmisi untuk strain baru tersebut ketika menyampaikan langkah-langkah yang jauh lebih ketat. Dia pun mengumumkan bahwa London dan sebagian besar wilayah tenggara dan timur Inggris akan bergabung dengan penguncian tingkat 4.

Seorang diplomat kedua menyuarakan pandangan bahwa pemerintah Boris Johnson gagal mengantisipasi konsekuensi internasional. Dia menambahkan bahwa cara itu dilakukan mungkin mencerminkan kepribadian perdana menteri tersebut. "Belum banyak komunikasi dengan para pemimpin Eropa dalam sejumlah isu," katanya. (Independent/Nur/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya