Headline
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam tarif tambahan 10% kepada negara-negara yang dianggap mendukung kebijakan anti-Amerika dari kelompok BRICS.
Merespons hal itu, ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), pernyataan Trump merupakan gertakan bagi Indonesia dan anggota BRICS lainnya yang harus disikapi dengan jelas.
"Indonesia sebenarnya berusaha bersikap bebas aktif dalam menjalankan politik luar negeri dan ekonomis karena pada saat yang sama Indonesia dalam proses menjadi anggota OECD. Tapi ini belum cukup bagi Trump, dia intinya 'either with us or against us'," ucap Fadhil, Selasa (8/7).
Pernyataan Trump itu, sambung Fadhil, juga menunjukkan bahwa konsesi yang diberikan Indonesia kepada US untuk mengimpor lebih banyak lagi produk Amerika tidak cukup.
Sebagaimana diketahui, untuk menunjukkan iktikad baik, Indonesia berencana meningkatkan impor gandum dari AS lewat nota kesepahaman untuk periode 2025 sampai 2030 dengan target minimal 1 juta ton per tahun mulai 2026.
"Karena yang diinginkan Amerika adalah penghapusan berbagai hambatan non-tariff seperti TKDN, sistem pembayaran/QRIS, larangan ekspor bahan mentah dan lain-lain yang dianggap menghambat ekspor Amerika ke Indonesia. Sesuatu yang tidak sepenuhnya dapat diterima Indonesia," sebutnya.
Maka dari itu, untuk mengatasi hal tersebut, ia menyatakan bahwa Indonesia harus segera memperkuat hubungan ekonomi dengan negara di luar Amerika (BRICS, EU, negara-negara Timur Tengah/mediteranian countries) dan melakukan diversifikasi ekspor.
"Indonesia jangan terlalu berharap banyak dengan Amerika dengan menawarkan berbagai konsesi yang berlebihan, setidaknya dalam era Trump sekarang ini," tandasnya. (E-4)
Hal ini mencerminkan kuatnya komitmen untuk menjaga stabilitas hubungan dagang antar kedua negara.
KETUA Badan Anggaran DPR Said Abdullah memberikan usulan kepada pemerintah terkait kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengenakan tarif sebesar 32% atas barang-barang Indonesia yang masuk ke AS.
DIREKTUR Eksekutif Center of Reform on Economics (CoRE), Mohammad Faisal menilai bahwa saat ini negosiasi yang dilakukan pemerintah Indonesia terkait tarif AS tak akan mudah.
OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) menilai dampak pengumuman tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump terhadap pasar keuangan Indonesia masih relatif terbatas.
MENTERI Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan hingga saat ini belum ada kesepakatan antara Indonesia dan Amerika Serikat terkait penurunan tarif bea masuk produk ekspor Indonesia.
PEMERINTAH Indonesia berharap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dapat meninjau kembali kebijakan tarif impor terhadap produk-produk dari Indonesia
PRESIDEN Prabowo Subianto berencana melakukan negosiasi langsung dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait pengenaan tarif impor terhadap Indonesia.
Donald Trump pada hari Kamis (10/7) menyatakan rencananya untuk menetapkan tarif menyeluruh sebesar 15% atau 20% untuk sebagian besar negara mitra dagang.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara resmi menaikkan tarif impor terhadap barang dari 22 negara.
Pengamat Nilai Indonesia akan Mengutamakan Market BRICS Dibanding AS
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved