Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Bontang Didorong Jadi Pelopor Kawasan Industri Rendah Karbon

Despian Nurhidayat
25/6/2025 21:46
Bontang Didorong Jadi Pelopor Kawasan Industri Rendah Karbon
KIE dan KMI bekerja sama dalam pemanfaatan karbondioksida.(Pupuk Kaltim)

Dua perusahaan di Kota Bontang, Kalimantan Timur, yaitu PT Kaltim Industrial Estate (KIE) dan PT Kaltim Methanol Industri (KMI) resmi menandatangani Perjanjian Kerja Sama Penyediaan Suplai Karbon Dioksida (CO2). Kerja sama itu merupakan upaya bersama untuk mendorong pengelolaan karbon yang berkelanjutan, sekaligus memperkuat kontribusi industri terhadap transisi energi rendah emisi. Langkah tersebut juga menjadi bagian dari dukungan nyata perusahaan terhadap target pengurangan emisi dalam Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia, sejalan dengan komitmen global terhadap Perjanjian Paris. 

Dalam kerja sama ini, Pupuk Kaltim, selaku perusahaan induk KIE, bertindak sebagai penyedia material CO2, yaitu karbondioksida yang dihasilkan dari proses produksi pupuk. Sementara, KIE berperan sebagai penyedia infrastruktur untuk suplai jalur distribusi CO2, dan KMI menjadi pihak yang memanfaatkan CO2 sebagai bahan baku tambahan untuk meningkatkan produksi metanol. 

Direktur Operasi Pupuk Kaltim, F Purwanto, mengatakan kerja sama itu merupakan langkah strategis yang sejalan dengan visi Pupuk Kaltim dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan, khususnya pada aspek dekarbonisasi sebagai bagian dari program Environmental, Social, and Governance (ESG) perusahaan. 

"Sebagai perusahaan yang berkomitmen pada prinsip keberlanjutan, kami melihat bahwa kerja sama penyediaan CO₂ ini tidak hanya bermanfaat secara operasional, tetapi juga merupakan bagian dari transformasi industri pupuk dan petrokimia menuju proses yang lebih hijau dan rendah emisi," ujar Purwanto. 

Peran besar Pupuk Kaltim dalam kerja sama ini sangat signifikan. Sebagai salah satu produsen pupuk terbesar di Asia Tenggara, Pupuk Kaltim menghasilkan CO2 dari proses produksi amonia dan urea. Selama ini, sebagian besar CO2 tersebut dianggap sebagai emisi proses. Namun melalui inisiatif ini, CO2 akan diolah kembali menjadi bahan baku bernilai bagi sektor energi, khususnya dalam proses konversi ke metanol oleh KMI. Artinya, ada nilai tambah yang diperoleh.

Inisiatif ini mengubah paradigma lama, dari emisi yang dilepas begitu saja, kini CO2 berkontribusi langsung pada penciptaan energi baru yang lebih bersih.

"Ini adalah bukti nyata bagaimana industri dapat menjadi bagian dari solusi iklim global. CO2 yang dimurnikan tidak hanya mengurangi emisi ke atmosfer, tetapi juga dapat dimanfaatkan ulang sebagai bahan bakar sintetis atau metanol berbasis karbon, mendukung efisiensi energi dan pengurangan dampak gas rumah kaca," jelas Purwanto.

Direktur Utama KIE, Muhammad Erriza, optimistis kerja sama itu akan menjadi langkah awal yang saling menguntungkan. Tidak hanya memperkuat sinergi antarperusahaan, tetapi juga menjadi kontribusi nyata terhadap agenda nasional dan global dalam pengurangan emisi dan percepatan transisi energi.

Direktur Utama KMI, Futhosi Urai, menyampaikan bahwa penambahan suplai CO2 melalui kerja sama itu akan memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan efisiensi dan kapasitas produksi metanol.

“Dengan adanya tambahan pasokan karbondioksida ini, kami bisa meningkatkan kapasitas produksi metanol. Ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang KMI dalam mengembangkan industri metanol yang lebih efisien, berkelanjutan, dan berdaya saing di pasar global," terang Futhosi.

Melalui kolaborasi itu, PKT, KIE dan KMI berupaya menjadikan kawasan industri Bontang sebagai pionir ekosistem industri rendah karbon di Indonesia, sekaligus mendukung target nasional dalam pengurangan emisi dan peningkatan kualitas udara. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya