Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Tanpa Kebijakan Tepat, Aksi Boikot bisa Berdampak Serius bagi Ekonomi Nasional

Naufal Zuhdi
26/5/2025 12:38
Tanpa Kebijakan Tepat, Aksi Boikot bisa Berdampak Serius bagi Ekonomi Nasional
Gerakan boikot terhadap produk yang diduga terafiliasi Israel dinilai dapat menjadi bumerang bagi Indonesia. Meskipun sebagai bentuk solidaritas atas agresi Israel ke warga Palestina, gerakan tersebut berdampak serius bagi ekonomi nasional apabila dilakuka(Ilustrasi)

Gerakan boikot terhadap produk yang diduga terafiliasi Israel dinilai dapat menjadi bumerang bagi Indonesia. Meskipun sebagai bentuk solidaritas atas agresi Israel ke warga Palestina, gerakan tersebut berdampak serius bagi ekonomi nasional apabila dilakukan tanpa dasar dan data akurat serta kebijakan negara yang terarah.

"Memang ini bentuk ekspresi emosional ya, tapi secara natural walaupun dalam jangka pendek itu berdampak secara ekonomi nasional," ujar Pakar Ekonomi, Nurizal Ismail, dikutip dari siaran pers yang diterima, Senin (26/5).

Dirinya menegaskan, boikot produk Israel yang dilakukan di Indonesia harus dilakukan mengacu pada data akurat agar tidak berdampak bagi warga di dalam negeri. Apalagi, sambung dia, perekonomian dunia saat ini termasuk Indonesia juga tengah mengalami penurunan.

Adapun salah satu dampak paling nyata yang mulai muncul adalah pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan-perusahaan yang menjadi sasaran boikot. Nurizal menyebut bahwa banyak perusahaan multinasional yang menyerap ribuan tenaga kerja lokal mulai melakukan efisiensi.

"Ketika omzet turun drastis akibat boikot, PHK menjadi pilihan cepat. Itu bukan hanya angka melainkan juga nasib manusia," tegasnya.

Dia mengungkapkan banyak dari perusahaan yang diboikot juga berkontribusi besar terhadap penerimaan negara dalam bentuk pajak. Jika tekanan berlanjut, lanjut dia, bukan hanya tenaga kerja yang terancam, tetapi juga pendapatan negara. Nurizal menuturkan, PHK yang dilakukan perusahaan-perusahaan tersebut nantinya juga akan menimbulkan gejolak sosial di tengah masyarakat serta lonjakan pengangguran yang secara mendadak bisa memicu keresahan sosial, menurunkan daya beli masyarakat, hingga memperlebar kesenjangan ekonomi.

Dirinya mewanti-wanti agar jangan sampai produk yang sebenarnya tidak terafiliasi tetapi karena ada saham dari luar negeri akhirnya terdampak dan menjadi korban boikot. Padahal, tambah dia, produk tersebut merupakan produk lokal yang telah menyerap tenaga kerja dan melakukan banyak kegiatan positif bagi masyarakat.

"Jadi bisa ada penumpang gelap yang bermain. Produk-produk tertentu yang sebenarnya lokal tapi difitnah sebagai terafiliasi dengan Israel padahal tidak," bebernya.

Oleh karena itu, ia menekankan validitas dan verifikasi data menjadi kunci dalam menentukan target boikot. Dia menekankan masyarakat mengacu pada sumber-sumber kredibel seperti gerakan BDS atau BDS Movement dan PBB yang sudah terorganisir secara internasional serta sudah lama melakukan boikot.

"Kalau boikot pakai data viral dari medsos yang tidak jelas sumbernya, produk lokal pun bisa ikut rusak karena salah sasaran," tandasnya. (E-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya