Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
Gerakan boikot terhadap produk yang diduga terafiliasi Israel dinilai dapat menjadi bumerang bagi Indonesia. Meskipun sebagai bentuk solidaritas atas agresi Israel ke warga Palestina, gerakan tersebut berdampak serius bagi ekonomi nasional apabila dilakukan tanpa dasar dan data akurat serta kebijakan negara yang terarah.
"Memang ini bentuk ekspresi emosional ya, tapi secara natural walaupun dalam jangka pendek itu berdampak secara ekonomi nasional," ujar Pakar Ekonomi, Nurizal Ismail, dikutip dari siaran pers yang diterima, Senin (26/5).
Dirinya menegaskan, boikot produk Israel yang dilakukan di Indonesia harus dilakukan mengacu pada data akurat agar tidak berdampak bagi warga di dalam negeri. Apalagi, sambung dia, perekonomian dunia saat ini termasuk Indonesia juga tengah mengalami penurunan.
Adapun salah satu dampak paling nyata yang mulai muncul adalah pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan-perusahaan yang menjadi sasaran boikot. Nurizal menyebut bahwa banyak perusahaan multinasional yang menyerap ribuan tenaga kerja lokal mulai melakukan efisiensi.
"Ketika omzet turun drastis akibat boikot, PHK menjadi pilihan cepat. Itu bukan hanya angka melainkan juga nasib manusia," tegasnya.
Dia mengungkapkan banyak dari perusahaan yang diboikot juga berkontribusi besar terhadap penerimaan negara dalam bentuk pajak. Jika tekanan berlanjut, lanjut dia, bukan hanya tenaga kerja yang terancam, tetapi juga pendapatan negara. Nurizal menuturkan, PHK yang dilakukan perusahaan-perusahaan tersebut nantinya juga akan menimbulkan gejolak sosial di tengah masyarakat serta lonjakan pengangguran yang secara mendadak bisa memicu keresahan sosial, menurunkan daya beli masyarakat, hingga memperlebar kesenjangan ekonomi.
Dirinya mewanti-wanti agar jangan sampai produk yang sebenarnya tidak terafiliasi tetapi karena ada saham dari luar negeri akhirnya terdampak dan menjadi korban boikot. Padahal, tambah dia, produk tersebut merupakan produk lokal yang telah menyerap tenaga kerja dan melakukan banyak kegiatan positif bagi masyarakat.
"Jadi bisa ada penumpang gelap yang bermain. Produk-produk tertentu yang sebenarnya lokal tapi difitnah sebagai terafiliasi dengan Israel padahal tidak," bebernya.
Oleh karena itu, ia menekankan validitas dan verifikasi data menjadi kunci dalam menentukan target boikot. Dia menekankan masyarakat mengacu pada sumber-sumber kredibel seperti gerakan BDS atau BDS Movement dan PBB yang sudah terorganisir secara internasional serta sudah lama melakukan boikot.
"Kalau boikot pakai data viral dari medsos yang tidak jelas sumbernya, produk lokal pun bisa ikut rusak karena salah sasaran," tandasnya. (E-3)
Ikuti aksi bela Palestina terkini di Indonesia dan dunia. Dukung kemerdekaan Palestina melalui solidaritas dan boikot. #FreePalestine
Kegiatan ini merupakan aksi sebagai bentuk kepedulian terhadap Palestina.
SEDIKITNYA 2 ribu warga Kota Pekanbaru ikut dalam aksi bertajuk Riau Melawan Zionis yang dipusatkan di Tugu Pejuang, Jalan Diponegoro Pekanbaru, Minggu (20/4).
Bagi Fraksi PKS, salah satu langkah untuk membela Paestina adalah dengan menginisiasi RUU untuk memboikot produk asal Israel.
PRANCIS menyatakan bahwa satu-satunya jalan menuju perdamaian antara Israel dan Palestina adalah melalui solusi dua negara.
Sebanyak 127 orang di Gaza telah meninggal karena penyebab terkait malnutrisi, dengan satu dari tiga orang tidak makan selama beberapa hari, menurut PBB.
PAUS Leo XIV menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Jalur Gaza.
Senator Angus King menolak bantuan tambahan untuk Israel karena krisis kelaparan anak di Gaza.
PM Belanda mendukung Uni Eropa menagguhkan akses Israel ke Program pendanaan riset dan inovasi Horizon Europe, karena krisis kemanusiaan di Gaza.
Presiden AS Donald Trump menyatakan terjadi 'kelaparan nyata' di Gaza. Berbeda dengan pernyataan PM Israel Benjamin Netanyahu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved