Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pemerintah Diminta Beri Solusi bagi Bisnis Kurir

Wisnu Arto Subari
20/3/2025 21:05
Pemerintah Diminta Beri Solusi bagi Bisnis Kurir
Petugas kurir menata barang yang akan dikirim ke konsumen di Jakarta, Jumat (28/10/2022).(Antara/Muhammad Adimaja)

PEMERINTAH dinilai harus memikirkan dan memberikan jalan keluar nyata bagi nasib para kurir yang berada di titik nadir. Ini akibat perilaku persaingan usaha tidak sehat yang dilakukan oleh sebagian kecil platform e-commerce.

"Pemerintahan di bawah Presiden Prabowo Subianto yang memiliki visi besar dalam membangun Indonesia yang lebih maju dan sejahtera harusnya bersikap Merah Putih memperjuangkan nasib para kurir. Komdigi harusnya mengatur platform e-commerce karena membuat bisnis kurir tak sehat," tutur pengamat transportasi dan tata kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna, dalam keterangannya, Kamis (20/3).

Sudah menjadi rahasia umum terjadi oligopsoni di industri pos, kurir, dan logistik nasional akibat dominasi oleh platform e-commerce asing bermodal besar. Sedangkan platform e-commerce dalam negeri hampir tidak terdengar.  

Diketahui platform ecommerce asing tersebut tidak hanya berbisnis dalam bidang e-commerce. Namun beberapa tahun terakhir mereka juga sudah melakukan ekspansi vertikal dalam kegiatan pos, kurir, dan logistik melalui anak usaha dan affiliasinya.

Persaingan tidak sehat dan tekanan harga dari platform ecommerce ini juga diperkeruh oleh perusahaan pos, kurir, dan logistik asing yang melakukan predatory pricing di pasar industri tersebut. "Dominasi asing tidak bisa dibantah dan terjadi eksploitasi terhadap kurir. Para kurir tidak punya pilihan. Akibatnya mereka dibayar fluktuatif karena besaran pendapatan mereka adalah volume yang bisa diantarkan," tutur Yayat Supriatna.

Hal ini, lanjutnya, terjadi karena perang harga di segmen e-commerce yang cenderung berkembang disebabkan perubahan gaya hidup membuat pelaku pos, kurir, dan logistik nasional melakukan efisiensi secara ekstrem.

Arief, 34, salah satu kurir mengaku pendapatannya turun drastis pascacovid-19 karena ditekan oleh sistem kerja yang diterapkan platform asing. "Beda banget, ketika saya masih menjadi karyawan di perusahaan kurir nasional. Kesejahteraan dijamin sampai ada jatah seragam!"

Hal senada dinyatakan Rudi, 42, yang mengatakan kondisi mereka jauh terbalik dari janji kampanye Presiden Prabowo yang menjanjikan kesejahteraan. "Kami minta agar kondisinya dikembalikan saja seperti dulu ketika platform tidak terlalu dominan."  (I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya