Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Pemerintah diminta memberikan perhatian lebih ke sektor industri pengolahan, utamanya tekstil dan produk tekstil (TPT). Itu harus dilakukan jika memang pemerintah masih memandang sektor tersebut penting bagi perekonomian nasional.
"Kondisi atau kasus Sritex seharusnya menjadi penambah atensi, bahwa sebetulnya dukungan dengan insentif saja tidak cukup. Harus ada kebijakan lebih besar, lebih fundamental yang diperlukan kalau ingin industri tekstil ini menjadi salah satu industri prioritas bagi pemerintah," kata Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CoRE) Indonesia Mohammad Faisal, Senin (3/3).
Sejatinya, tambah dia, industri TPT dalam negeri telah meronta dan menjerit sejak beberapa tahun ke belakang. Itu karena geliat industri tersebut tersendat, imbas kondisi global, maraknya barang impor, baik yang legal maupun ilegal. Itu semua diperparah oleh kebijakan pemerintah yang sangat tidak mendukung.
Permasalahan dan tantangan industri TPT tak berhenti di sana. Pasalnya, tingkat penjualan industri sektor tersebut juga melambat lantaran daya beli masyarakat yang melemah. Hal itu menambah dan melengkapi penderitaan industri TPT di dalam negeri.
"Ditambah lagi ekspor juga, dinamika terakhir dari terpilihnya Trump, itu pasti akan melakukan trade barriers yang lebih, sehingga akan menghalangi juga ekspor TPT," kata Faisal.
"Padahal TPT ini selama ini menikmati fasilitas GSP dari pemerintah AS. Separuh dari ekspor TPT kita adalah ke AS. Jadi tekanannya banyak sekali, ditambah lagi dengan permasalahan yang kekinian," tambahnya.
Lebih lanjut, Faisal menuturkan, persoalan yang menimpa Sritex juga perlu menjadi sarana refleksi semu pihak. Menurutnya, itu tak sepenuhnya disebabkan oleh faktor regulasi, melainkan faktor lain yang selama ini kurang diperhatikan.
"Yang terjadi pada Sritex ini kita perlu melihat lebih jauh, bukan hanya di tataran kebijakan, tapi juga di tataran mikro, sampai ke korporasinya, bagaimana dari sisi manajemen di tingkat korporasi, jadi itu perlu dilihat di samping faktor kebijakan," pungkasnya. (E-3
)
Acara di Bandung ini bertujuan untuk menampilkan berbagai pengembangan produk tekstil oleh Sritex dari mulai benang hingga kain
PEMEGANG saham pengendali Bank BJB yang juga Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyesalkan keterlibatan BUMD Jabar dalam kasus korupsi Sritex. Kejadian itu sangat merugikan BJB.
PT Sritex menggelar Istiqhosah Akbar untuk memohon Keselamatan dan Kebangkitan Sritex Kembali Berjaya di halaman pabrik PT Sritex.
Pengadilan Niaga Semarang menggelar rapat pertama kasus pembatalan homologasi PT Sri Rejeki Isman Tbk alias Sritex.
Manajemen dan keluarga besar PT Sri Rejeki Isman, Tbk. (Sritex) menggelar istigasah akbar yang dihadiri oleh 10.000 orang di Lapangan Sandang Sejahtera PT Sritex, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Dalam situasinyang masih buram ini, Sritex dalam beberapa hari ke depan, masih mencoba konsentrasi menormalisasi perusahaan.
Jakarta Fashion Week adalah platform vital bagi para desainer dan brand mode untuk memamerkan kreasi mereka, serta mendorong inovasi di dunia fashion.
Kunjungan ini untuk mendapatkan informasi secara langsung di lapangan mengenai kondisi industri yang banyak menyerap tenaga kerja itu.
PENGUSAHA tekstil di kawasan Pantura Jawa tengah, mengeluhkan berlakunya PPN 12 persen yang dinilai akan memberatkan seluruh mata rantai industri, terutama di sektor industri tekstil.
Oleh karenanya, pemerintah dalam hal ini Kemenperin akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa melindungi Sritex.
Presiden Prabowo Subianto tak hanya memfokuskan perhatian pada penyelamatan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) yang mengalami pailit
Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani mengatakan keputusan revisi Permendag 8/2024 ada pada pemerintah. Aturan yang disebut-sebut menjadi penyebab lesunya industri tekstil di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved