Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Produksi dan Permodalan Tantangan Utama Pelaku UMKM Kuliner

Rany Siahaan
19/2/2025 10:33
Produksi dan Permodalan Tantangan Utama Pelaku UMKM Kuliner
Ilustrasi--Peserta membuat dodol pada Festival Kampung Kuliner, Cibinong City Mall, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.(ANTARA/Yulius Satria Wijaya)

USAHA Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam menggerakkan perekonomian nasional. Tentunya para pelaku UMKM memiliki tantangan yang kerap kali masih dihadapi, mulai dari tahap produksi, pemasaran, hingga permodalan. 

Tantangan yang dihadapi para pelaku UMKM bidang kuliner yang paling utama adalah produksi dan permodalan. Persaingan yang sangat ketat ini mengakibatkan para UMKM wajib meningkatkan produksi menjadi lebih berkualitas tinggi dengan menggunakan modal yang cukup banyak. 

“Tantangan ini harus kita lihat dari dua sisi, ada internal dan eksternal. Kalau dari internal, kita berharap populasi UMKM di Indonesia yang cukup besar, bisa menaikkan level mereka. Karena UMKM indonesia ini masih berbasis tradisional dan jangan sampai tertinggal jauh. Untuk eksternalnya, kita punya power untuk mengembangkan kuliner ini agar tidak tertinggal,” ujar Head of Indonesia Pastry Alliance (IPA)  Chef Rahmat Kusnaedi, saat grand launching kemasan baru Blue Band, Selasa (18/2). 

“Para UMKM kuliner Indonesia juga bisa berbenah diri, yang pertama dari legalitas, kemudian harus melihat dari fasilitas yang dimiliki, lihat juga dari sisi SDM, dan tentunya dari kita sendiri bagaimana material yang di pakai berkualitas atau tidak,” sambungnya. 

MI/Rany Siahaan--Grand launching produk baru Blue Band pada Selasa, (19/2).

Dengan penerapan bahan yang berkualitas tinggi, Blue Band turut membantu Indonesia untuk memberdayakan usaha UMKM Kuliner. Hal ini bertujuan untuk membantu para UMKM menghadapi tantangan daya saing yang semakin ketat. 

“Inisiatif ini menunjukkan dedikasi yang berkelanjutan untuk mendukung UMKM kuliner Indonesia dan kami juga membantu para pelaku UMKM menghadapi tantangan pasar sekaligus mempertahankan daya saing mereka,” ujar Marketing Director PT. Flora Food Indonesia Ade Savitri.

Bukan hanya cara produksi saja yang diutamakan, tentunya para UMKM kuliner membutuhkan modal yang cukup banyak. Sering kali para pelaku usaha UMKM membutuhkan bantuan permodalan. 

“Kita bisa lihat, bahwa UMKM ini menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. UMKM ini memiliki peranan penting bagi kita, karena dari hasil survei yang di dapat, UMKM ini menjadi tonggak untuk memperkuat perekonomian Indonesia. Bagaimana caranya kita membantu mereka, kita bisa membantu mereka dengan akses pembiayaan permodalan Indonesia itu sendiri,” ujar Business Incubation & Stakeholder Management Departement-BNI Tika Larasati HP.

“Dengan memahami bahwa modal masih menjadi tantangan UMKM, kami berharap bisa membantu pelaku UMKM kuliner di Indonesia termotivasi untuk semakin naik kelas,” sambungnya. 

Dedikasi program ini juga didukung oleh Kementerian UMKM yang berharap program ini bisa menjadi contoh dalam kontribusi positif untuk mendukung UMKM kuliner di Indonesia 

“Program yang dihadirkan ini merupakan salah satu contoh kontribusi positif dalam upaya mendorong UMKM kuliner untuk naik kelas, lebih berkembang, dan mampu memberikan kontribusi lebih besar bagi perekonomian negara di masa berkembang,” ujar Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Republik Indonesia Maman Abdurahman. 

Dengan didukung oleh Pemerintah Indonesia, pelaku UMKM kuliner diharapkan bisa mengembangkan inovasi produk dan mampu berjuang dengan daya saing yang ketat. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya