Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MENTERI Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan iklim investasi Indonesia saat ini masih kalah dibandingkan negara tetangga, yakni Singapura dan Vietnam.
Berdasarkan laporan Business Ready (B-Ready) 2024 dari Bank Dunia, skor Indonesia pada pilar regulatory framework sebesar 63,98, public services 63,44, dan operational efficiency 61,31.
"Kalau dilihat, skor Indonesia itu kurang lebih 63, nomor tiga di ASEAN, sesudah Singapura dan Vietnam," ujar Rosan di acara World Bank New Insight On The Business Environment In Indonesia, di Jakarta, Senin (10/2).
Rosan menuturkan, laporan tersebut memotivasi pihaknya untuk melakukan perbaikan dalam penyediaan layanan publik yang mempermudah dunia usaha.
Ia mengakui efisiensi investasi di Indonesia masih belum optimal. Pengurusan izin usaha di Tanah Air masih membutuhkan waktu hingga 65 hari. Berbeda jauh dengan negara-negara maju dalam memproses izin bisnis.
"Rata-rata negara maju itu hanya butuh 1 sampai 3 hari untuk proses izin usaha. Ini akan menjadi evaluasi kami karena memang ini berhubungan erat dalam peningkatan iklim investasi," tegas mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) itu.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Grup Indikator Bank Dunia Norman Loayza menyampaikan, pemerintah Indonesia perlu mengkalibrasi kebijakan secara tepat untuk mempermudah pengembangan sektor swasta dalam membangun bisnis di Tanah Air.
Pasalnya, negara berpenghasilan rendah dan menengah seperti Rwanda, Georgia, Kolombia, Vietnam, dan Nepal dilaporkan sudah mencapai iklim usaha yang kuat. Mereka dikatakan memiliki kinerja yang baik dalam kualitas peraturan, kuatnya layanan publik, dan sistem birokrasi yang efisien.
"Indonesia harus mengevaluasi layanan publik untuk kemudahan bisnis. Karena saya melihat skor Indonesia masih sekitar 60 dalam hal layanan publik dan efisiensi bisnis," pungkasnya. (Ins/E-2)
AWAL April 2025, Bank Dunia melalui Macro Poverty Outlook menyebutkan pada tahun 2024 lebih dari 60,3% penduduk Indonesia atau setara dengan 171,8 juta jiwa hidup di bawah garis kemiskinan.
Di balik status Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah ke atas, Bank Dunia mengungkapkan fakta mencengangkan: 60,3% dari total populasi Indonesia hidup dalam garis kemiskinan
Indonesia diproyeksikan hanya memiliki pertumbuan ekonomi rata-rata 4,8% hingga 2027. Adapun, rinciannya adalah 4,7% pada 2025, 4,8% pada 2026, dan 5% pada 2027.
Reformasi struktural untuk mempercepat pertumbuhan produktivitas, di samping kehati-hatian fiskal dan moneter, merupakan kunci untuk memajukan agenda pertumbuhan pemerintah.
Bank Dunia (World Bank) mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercatat sebesar 5,03% pada 2024 mencerminkan pertumbuhan yang stabil.
PENELITI dari Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, menegaskan bahwa keberadaan premanisme dan ormas meresahkan sangat berpotensi mengganggu iklim investasi di Indonesia.
Pemerintah Kabupaten Lamongan menyatakan kesiapannya dalam hal infrastruktur investasi. Iklim investasi yang baik akan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang sustainable.
GRUP perusahaan Korsel yang tergabung dalam Federasi Industri Korea (FKI) menyampaikan rencana mereka menambah nilai investasi US$1,7 miliar atau setara dengan Rp30 triliun
Perbaikan iklim investasi di Indonesia guna menarik dan mempertahankan kehadiran investor. LG Energy Solution (LGES) mundur dari Proyek Titan pengembangan baterai kendaraan listrik
Pakar ekonomi syariah yang juga Wakil Komisaris Utama PT Bank Syariah Indonesia Adiwarman Karim berpesan kepada investor untuk tidak hanya ikut-ikutan dalam berinvestasi atau berbisnis.
Realisasi investasi Qatar tersebut masih bergantung pada kesiapan Indonesia dalam menyiapkan proyek yang kredibel dan menarik secara komersial.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved