Kamis 30 Maret 2023, 22:15 WIB

Kementerian Investasi Tetapkan 21 Komoditas Prioritas Hilirisasi, Ini Daftarnya

Ficky Ramadhan | Ekonomi
Kementerian Investasi Tetapkan 21 Komoditas Prioritas Hilirisasi, Ini Daftarnya

Kementerian Investasi/BKPM
Logo

 

KEMENTERIAN Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memiliki delapan sektor yang akan menjadi prioritas dalam hilirisasi investasi strategis Indonesia. Di targetkan investasi tersebut dapat mencapai US$545,3 miliar atau Rp8.207 triliun (asumsi kurs Rp15.051 per dolar AS).

Deputi Bidang Hilirisasi Investasi Strategis Kementerian Investasi/BKPM Heldy Satrya Putera mengatakan, delapan sektor prioritas tersebut terbagi menjadi 21 komoditas, di antaranya ialah mineral, batu bara, minyak, gas bumi, perkebunan, kelautan, perikanan, kehutanan.

"Kita sudah coba untuk membuat proyeksinya, berapa kira-kira nilai investasi yang bisa terealisasi dan kita hitung sampai 2040 mencapai US$545,3 miliar. Ini merupakan cara kita untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju di 2045," ujar Heldy dalam acara Executive Forum: "Mengakselerasi Hilirisasi Industri" di Jakarta, Kamis (30/3).

Baca juga : Pengusaha Optimistis Program Hilirisasi Dorong Capaian Target Investasi 2023

Heldy mengungkapkan, pihaknya memiliki cara untuk mendorong hilirisasi ini. Terdapat 4 kriteria untuk menentukan produk yang akan ditargetkan dalam hilirisasi tersebut.

Ia menyebutkan, kriteria yang pertama adalah produk yang dapat memberikan nilai tambah besar dan kriteria yang kedua ialah produk yang komoditinya memiliki komoditi terbesar. "Seperti komoditas nikel, terdapat dua produk yang akan menjadi target kita yaitu stainless steel, Ini sudah pasti besar nilai tambahnya dan juga sudah berjalan industrinya. Kemudian target kita juga baterai. Sekarang kita sudah ada hilirisasinya walaupun smelter. Dan untuk kelanjutannya masih tahap konstruksi," ujarnya.

Baca juga : Pabrik Feronikel di Halmahera bakal Perkuat Hilirisasi Mineral Antam

"Kemudian, selain nikel, kita juga akan kembangkan komoditas bauksit yang juga akan menjadi target utama kita, dengan produknya ialah solar panel. Lalu juga ada produk almunium dari komoditas bauksit tersebut. Dan itu nanti tentunya akan memberikan nilai tambah yang sangat besar," imbuhnya.

Kemudian yang ketiga, lanjut Heldy, pihaknya juga akan menjadikan kemajuan teknologi sebagai kriteria dalam menentukan produk yang akan menjadi target dalam hilirisasi tersebut.

"Kita juga ingin teknologi yang digunakan menjadi kriteria kita dalam menentukan produk yang bisa digunakan untuk masa yang panjang. Ini juga salah satu kriteria kita untuk menentukan produk kita," tuturnya.

Lalu Keempat, pihaknya juga akan menentukan produk berdasarkan global demand. Ia mengatakan, produk-produk tersebut jangan hanya terserap dalam negeri saja. Namun, ia berharap produk-produk tersebut dapat juga dibutuhkan di luar negeri, sehingga dapat meningkatkan ekspor Indonesia.

"Ini yang akan kita dorong untuk akselerasi kita ke depannya. Pastinya akan kita pilih mana komoditas yang nilai tambahnya paling besar dan pasarnya juga besar itu yang akan kita prioritaskan. Tidak hanya masuk ke mineral dan batubara, kita juga akan masuk ke perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan. Inilah yang kita sedang lakukan untuk peta jalan hilirisasi kita," ujarnya. (Z-4)

Baca Juga

Dok. Bank Muamalat

Juara Kompetisi MIKIR, Mahasiswa Ini Jadi Direktur Eksekutif Selama Sehari

👤Ghani Nurcahyadi 🕔Minggu 01 Oktober 2023, 22:15 WIB
Fathmah menerima hadiah prestisius dari Muamalat Institute yaitu bisa mendapatkan kesempatan untuk datang ke Jakarta menjadi Direktur...
Ist/DPR

Cegah Tarif Listrik Naik, DPR Pastikan Power Wheeling Tak Masuk RUU EBET

👤Media Indonesia 🕔Minggu 01 Oktober 2023, 20:31 WIB
Power wheeling merupakan mekanisme yang dapat memudahkan transfer energi listrik dari pembangkit swasta ke fasilitas operasi milik negara...
MI/Andhika Prasetyo

Sulit Balik Modal, Pemerintah Dinilai Gamang Tentukan Tarif Kereta Cepat Whoosh

👤Insi Nantika Jelita 🕔Minggu 01 Oktober 2023, 19:55 WIB
proyek strategis nasional itu bisa balik modal dalam kurun waktu 38 tahun setelah resmi beroperasi secara komersial dengan perhitungan...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya