Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Sulit Berantas Pencucian Uang Lewat Kripto, Ini Penyebabnya

Insi Nantika Jelita
08/2/2025 14:44
Sulit Berantas Pencucian Uang Lewat Kripto, Ini Penyebabnya
Seseorang memantau pergerakan pasar koin digital atau kripto yang disebut digemari pelaku pencucian uang.(Dok. Antara)

PENGAMAT pasar kripto Desmond Wira menilai sulit untuk memberantas kripto sebagai tempat pencucian uang. Kripto dianggap sebagai alat yang menarik bagi para pelaku pencucian uang yang ingin menyembunyikan jejak transaksi mereka.

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi (PPATK) melaporkan selama 2024, lebih dari Rp28 triliun uang hasil judi online (judol) di Indonesia dibawa ke luar negeri dengan instrumen kripto.

"Sulit untuk sepenuhnya memberantas kripto sebagai alat pencucian uang karena karakteristik yang sulit dilacak, baik transaksinya maupun penggunanya," kata Desmond kepada Media Indonesia, Sabtu (8/2).

Ia menerangkan meskipun blockchain menyimpan riwayat transaksi secara terbuka atau melakukan transaksi dalam jumlah besar, dan kemudian membaginya ke dalam potongan-potongan kecil melalui mekanisme seperti mixing atau tumbling, tapi dapat mengaburkan jejak transaksi.

"Sehingga, lebih sulit untuk melacak asal usul uang," ucapnya.

Kemudian, kendati transaksi di blockchain bersifat transparan, Wira menyebut identitas pengguna di balik transaksi kripto sering kali anonim atau hanya menggunakan alamat wallet yang tidak terhubung langsung dengan identitas dunia nyata. Hal ini membuatnya lebih sulit untuk melacak identitas orang yang terlibat dalam transaksi yang mencurigakan.

Berikutnya, alasan kripto sukar diberantas menjadi tempat pencucian uang karena adanya kebebasan bagi pengguna melakukan transaksi di kripto tanpa harus melalui saluran yang diawasi oleh pihak berwenang. Hal ini karena kripto beroperasi dalam jaringan desentralisasi. Yang berarti, tidak ada satu pihak, seperti bank atau lembaga pemerintah yang mengontrol atau memantau transaksi itu secara ketat.

Beberapa kripto dan token digital yang baru muncul, lanjut Wira, memiliki mekanisme yang memudahkan pengguna untuk menciptakan aset baru dengan cara yang terdesentralisasi, yang dapat digunakan untuk menyamarkan transaksi.

"Penggunaan token atau aset digital semacam ini memungkinkan pencucian uang yang lebih fleksibel," imbuhnya.

Wira lalu menuturkan alasan lainnya adanya kemudahan dalam mentransfer dana secara global oleh pengguna kripto. Ini memungkinkan pengiriman dana dengan cepat dan dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan sistem perbankan tradisional. Hal tersebut pun memudahkan pelaku pencucian uang untuk mentransfer uang antar negara tanpa harus melalui perantara yang mungkin mengharuskan mereka untuk mematuhi aturan yang lebih ketat.

Selanjutnya, karena masalah regulasi yang tidak ketat membuat instrumen kripto menjadi wadah pencucian sulit diberangus.

Di negara-negara yang belum memiliki regulasi kripto yang jelas atau ketat, pelaku pencucian uang merasa lebih aman untuk melakukan transaksi besar yang tidak terdeteksi oleh otoritas hukum.

"Tanpa peraturan yang memadai, kripto menjadi pilihan yang lebih menguntungkan bagi mereka yang ingin menyembunyikan sumber dana yang tidak sah," pungkas Wira.  (Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya