Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Asuransi Kini Jadi Tren, Bukti Masyarakat Peduli Kesehatan

Teguh Nirwahyudi
16/1/2025 18:20
Asuransi Kini Jadi Tren, Bukti Masyarakat Peduli Kesehatan
Asuransi kesehatan jadi tren(Freepik)

ASURANSI kesehatan akan mengalami pertumbuhan signifikan seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan kesehatan bagi keluarga.

Hal itu disampaikan Ketua Bidang Produk, Manajemen Risiko, GCG Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Fauzi Arfan, melalui jawaban tertulis kepada mediaindonesia.com di Jakarta, kemarin.

"Jika melihat pendapatan premi, dalam tiga tahun terakhir (2022-2024) rata-rata pertumbuhan pendapatan premi asuransi kesehatan mencapai 11,4%. Hal ini menjadi indikator bahwa masyarakat semakin menyadari pentingnya perlindungan asuransi kesehatan. Artinya, masyarakat secara sadar meningkatkan perlindungan asuransinya dengan membeli produk asuransi kesehatan ataupun memperluas perlindungan kesehatan tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk keluarga," kata Fauzi.

Namun, Fauzi tidak memungkiri bahwa kerentanan kesehatan masyarakat juga mengalami peningkatan sehingga ke depan berpotensi meningkatkan klaim kesehatan.

Dia mengatakan kerentanan kesehatan masyarakat di Indonesia secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain perubahan iklim yang ekstrem, penyebaran penyakit menular seperti influenza dan DBD, serta gaya hidup yang kurang baik.

"Meningkatnya kerentanan kesehatan masyarakat tentu memengaruhi tingkat klaim kesehatan. Untuk itu, kami beserta seluruh perusahaan asuransi mengimbau masyarakat senantiasa menjaga kesehatan dan mulai menerapkan gaya hidup sehat," lanjut Fauzi.

Di samping itu, industri asuransi jiwa juga berkomitmen untuk membayarkan klaim kepada para nasabah sepanjang klaim tersebut sesuai dengan ketentuan polis.

Dalam perkembangannya, kini industri asuransi juga dihadapkan pada persoalan tingginya inflasi biaya medis. Lalu, seberapa besar inflasi medis di 2024 dan prediksi di tahun ini?

"Berdasarkan data Mercer Marsh Benefits (MMB), tingkat inflasi medis Indonesia pada 2024 sekitar 17,9% dan diproyeksikan mencapai 19% pada tahun ini," ujar Fauzi.

Oleh karena itu, industri asuransi melakukan beragam upaya untuk mengatasi dan menyiasati hal tersebut. Industri asuransi jiwa berupaya menekan biaya klaim kesehatan melalui berbagai langkah strategis.

Pertama, melakukan sinergi dengan seluruh perusahaan asuransi jiwa untuk menyamakan pemahaman informasi, mendapatkan data klaim akurat, serta melakukan edukasi kepada masyarakat tentang kondisi yang terjadi saat ini.

Tidak kalah pentingnya adalah kolaborasi dengan berbagai pihak, baik regulator maupun penyedia layanan kesehatan. Adapun bentuk kolaborasi tersebut di antaranya koordinasi pelayanan medis dengan BPJS Kesehatan, medical advisory board (wadah bagi perusahaan untuk memperoleh pertimbangan penanganan atas suatu kejadian medis dari berbagai pakar kesehatan), maupun clinical pathway (koordinasi dengan beberapa rumah sakit).

"Melalui berbagai kolaborasi tersebut, pelayanan medis oleh perusahaan diharapkan tidak hanya semakin efisien tetapi juga semakin memperluas cakupan perlindungan kepada masyarakat," ungkap Fauzi.

Fauzi menekankan pentingnya industri asuransi jiwa mendorong implementasi berbagai langkah strategis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Kementerian Kesehatan untuk memperkuat ekosistem kesehatan melalui produk dan layanan asuransi kesehatan yang berkualitas. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya