Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Waspadai Potensi Wabah PMK dari Impor Sapi

Wisnu Arto Subari
10/1/2025 21:06
Waspadai Potensi Wabah PMK dari Impor Sapi
Dokter hewan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lamongan memeriksa kondisi kesehatan sapi di peternakan sapi Tikung, Lamongan, Jawa Timur, Rabu (8/1/2025).(Antara/Rizal Hanafi)

PENYEBARAN wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak meluas dengan cepat di Pulau Jawa. Provinsi Jawa Timur sudah siaga 1 terhadap penyakit yang menyebar melalui airborne tersebut. Ketua Komite Pendayagunaan Pertanian Teguh Boediyana menyebut kembali merebaknya wabah PMK pada hewan ternak sebagai bencana bagi peternakan.

"Sebenarnya yang terjadi sekarang ini juga sudah kita perkirakan jauh hari. Outbreak PMK sudah dalam kategori bencana. PMK kalau kita lihat di OIT atau Organisasi Kesehatan Hewan Dunia merupakan penyakit paling berbahaya," jelas Teguh Boediyana dalam keterangannya, Jumat (10/1/2025).

Sebagai virus dalam kategori berbahaya, PMK menyerang ternak berkuku genap seperti sapi, kambing, domba, dan babi. Penyebaran wabah PMK yang begitu cepat perlu diwaspadai dan diantisipasi agar tidak menyebar ke luar Pulau Jawa. Apalagi, menurut Ketua Dewan Persusuan Nasional itu, karakteristiknya yang dapat menyebar lewat udara.

Lebih jauh Dewan Pakar Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia Rochadi Tawang mengungkapkan bahwa beberapa waktu lalu, dalam dua minggu seluruh ternak di Inggris terpapar wabah PMK. "Penyakit ini bisa disebarkan oleh angin karena mikrobanya atau virusnya sangat kecil dan dibawa orang pindah saja sudah bisa tersebar," ujarnya. 

Demikian pula rencana pemerintah yang berupaya mengimpor sapi dari Brasil. Menurut dia, Brasil belum bebas PMK dan Indonesia belum siap melakukan penanganannya. "Secara prosedural sapi hidup impor harus dikarantina di tempat tertentu. Dan ini belum dilakukan, jadi sudah terbayang bagaimana nanti," katanya.

Ia menambahkan, vaksinasi terhadap sapi hidup impor yang sudah dilakukan harus dilakukan secara intensif. Secara prosedural, dilakukan secara rutin setiap tahun dari indukan hingga anakan. 

Hingga saat ini pemerintah melakukan sejumlah upaya penanganan PMK di antaranya menyiapkan 4 juta dosis vaksin. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda mengatakan, vaksin ini rencananya didistribusikan pertengahan atau akhir Januari ini. (Z-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya