Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Tiket Pesawat RI Masih Mahal, Luhut Temui Boeing

Insi Nantika Jelita
27/11/2024 15:53
Tiket Pesawat RI Masih Mahal, Luhut Temui Boeing
Pekerja dari Garuda Maintenance Facility (GMF) melakukan perawatan ruang kemudi pesawat Garuda Indonesia di Hanggar II GMF, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (26/3/2024)(ANTARA/MUHAMMAD IQBAL)

KEPALA Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan telah bertemu dengan perwakilan Boeing Company, produsen pesawat terbang terkemuka untuk mencari solusi atas mahalnya tiket pesawat di Tanah Air.

Luhut menjelaskan Boeing menawarkan sistem perangkat lunak atau software untuk menekan biaya operasional maskapai, sehingga harga tiket pesawat dapat turun. Pasalnya, tiket pesawat mahal dipengaruhi oleh biaya tinggi dari operasional penerbangan. 

"Saya kemarin ketemu Boeing. Boeing memberikan usul untuk menggunakan software mereka agar cost (biaya) operasional bisa turun," ungkap Luhut di Kelurahan Kuningan Timur, Jakarta Selatan,, Rabu (27/11). 

Luhut berpendapat dengan menggunakan perangkat lunak dari Boeing, maskapai nasional Garuda Indonesia, bisa menekan biaya operasional mereka lewat pasokan bahan bakar avtur yang lebih efisien. Pada semester I 2024, Garuda mencatat kerugian sebesar Rp1,54 triliun. Perseroan pelat merah itu mencatatkan pembengkakan beban usaha yang besar. 

"Garuda kan kemarin (kinerjanya) kurang bagus. Dengan menggunakan software mereka, penggunaan pesawat misalnya, Garuda ini bisa dimaksimalkan, sehingga cost mereka turun," ucapnya. 

Selain itu, Luhut menyampaikan ongkos operasional pesawat yang lebih besar akibat perubahan trafik serta rute yang mempengaruhi utilasi armada. Dengan adanya sistem perangkat lunak dari Boeing dapat menekan biaya operasional tersebut. 

"Dengan software ini penggunaan pesawat supaya efektif. Kadang-kadang utilisasi pesawat itu terlalu banyak," pungkasnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya