Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
ASOSIASI Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) meminta pengelolaan kelapa sawit tidak digabungkan dalam Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) namun tetap di bawah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS).
Ketua Umum Apkasindo Gulat ME Manurung menyatakan, pihaknya mengapresiasi kebijakan peningkatan produksi kakao dan kelapa dengan pembentukan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) melalui Perpres No 132/2024.
"Kami meminta kelapa sawit tidak digabungkan dalam lembaga baru ini, Karena itu, BPDP-KS sebaiknya tetap berdiri untuk mendanai program sawit termasuk petani secara mandiri untuk kepentingan nasional sebagai komoditi Indonesia," katanya melalui keterangannya di Jakarta, Minggu (27/10).
Menurut dia, konsep menggabungkan sawit ke tanaman perkebunan lainnya sangat tergesa-gesa, tanpa kajian mendalam, tanpa melibatkan stakeholder sawit dalam perencanaannya, apalagi dengan blending dana sawit menjadi dana bersama tanaman perkebunan lainnya.
Sebaiknya, lanjutnya, lembaga baru itu menaungi khusus kakao dan kelapa saja.
"Untuk itu, kami petani sawit bermohon kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto untuk mencabut Perpres No 132/2024, lalu memberlakukan kembali Perpres yang menaungi BPDP-KS," katanya.
Menurut Gulat, terbitnya Perpres No 132/2024 yang menghilangkan peranan BPDP-KS telah menimbulkan keresahan bagi petani sawit yang sedang mengajukan pendanaan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Apalagi, dana yang dikumpulkan BPDP-KS bersumber dari pungutan ekspor (levy) sawit. Artinya, petani ikut berkontribusi dalam dana gotong royong tersebut.
Dari perhitungan Apkasindo, tarif pungutan ekspor CPO sebesar US$62 per ton pada September 2024, telah membebani petani sawit sebesar Rp192/kg dengan asumsi rendemen TBS 20% dan per Oktober ini naik lagi, sementara harga TBS petani sawit Rp208/kg TBS.
"Kami petani sawit tidak bermaksud egois atau menginklusifkan sawit, tapi faktanya kami masih terseok-seok, butuh perhatian afirmatif melalui dana sawit kami sendiri," ujarnya.
Dikatakannya, dana sawit tujuannya untuk menjaga harga TBS melalui serapan CPO Domestik untuk program biodiesel, peningkatan produktivitas melalui Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), sarana-prasarana, SDM petani, dan keberlanjutan perkebunan sawit rakyat yang sejalan dengan program strategis pemerintahan Prabowo-Gibran.
Gulat menambahkan, Apkasindo dalam proses pembahasan uji publik Perpres No 132/2024 dengan tegas menolak sawit berada di bawah Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), apalagi dengan menggabungkan dana sawit kepada kakao dan kelapa dengan berbagai argumen.
BPDP-KS, lanjutnya, seharusnya tidak dikorbankan atas masih rendahnya serapan dana sawit oleh petani sawit, karena kendala berada di K/L lain yang cukup banyak mencampuri urusan sawit dengan aturan masing-masing.
"Jadi seperti ini yang harusnya dibenahi, bukan malah membubarkan BPDP-KS menjadi BPDP," ujarnya.
Gulat mengatakan petani sawit ingin meningkatkan peran strategis BPDP-KS menjadi Badan Sawit Indonesia yang posisinya langsung di bawah Presiden sehingga tidak lagi terjadi kesimpangsiuran regulasi K/L kepada sawit. (Ant/E-2)
Kesepakatan IEU CEPA lebih banyak menyasar penghapusan hambatan tarif, sementara tantangan utama ekspor sawit Indonesia ke Eropa justru berasal dari hambatan non-tarif.
Kegiatan ini adalah salah satu upaya untuk terus mempromosikan peluang untuk pengembangan usaha perkebunan khususnya sawit.
Tungkot menjelaskan salah satu aspek penting dalam EUDR adalah penetapan batas waktu (cut-off date) deforestasi yaitu tahun 2020.
Kontribusi industri kelapa sawit sebagai penyumbang devisa terbesar negara kini menghadapi ancaman baru yaitu regulasi yang saling tumpang tindih dan ketidakpastian hukum.
Dalam hal keberlanjutan usaha atau profitabilitas maka teknologi yang digunakan lebih mencakup ke aspek manajemen dan efisiensi.
Lebih dari 300 ekshibitor dari 30 negara hadir dan memberikan solusi teknologi terbaru dalam menjawab tantangan yang ada dalam industri minyak kelapa sawit.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved