Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Bank Bantah Hambat Laju Industri

M Ilham Ramadhan Avisena
24/10/2024 19:59
Bank Bantah Hambat Laju Industri
Foto udara lahan kawasan industri Proyek Strategis Nasional Rempang Eco City Pasir Panjang, Pulau Rempang, Batam(ANTARA FOTO/Teguh Prihatna)

DUNIA usaha mengeluhkan suku bunga kredit bank yang disebut tinggi dan menghambat ekspansi bisnis dan industri. Namun hal itu dibantah BCA. Perusahaan berupaya untuk menjaga tingkat bunga kredit di level yang dapat diterima pasar. 

"BCA juga berkomitmen menyalurkan kredit secara pruden, dan menjaga pertumbuhan kredit yang berkualitas," kata Executive Vice President (EVP) Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn saat dihubungi, Kamis (24/10). 

BCA dan entitas anak, lanjutnya, membukukan peningkatan total kredit sebesar 14,5% secara tahunan (year on year/yoy) atau di atas rata-rata industri. Adapun secara nominal penyaluran kredit BCA dan entitas anak usaha menjadi Rp877 triliun per September 2024. Pertumbuhan kredit terjadi di seluruh segmen, dari segmen korporasi, UKM, hingga kredit konsumer.

Peningkatan kredit hingga September 2024 merefleksikan komitmen BCA dalam mendukung pertumbuhan perekonomian nasional. BCA juga mendukung penyaluran kredit ke berbagai program strategis pemerintah, seperti program hilirisasi sumber daya alam.

Lebih lanjut, Hera menambahkan, BCA akan mencermati dan sejalan dengan kebijakan dari pemerintah, regulator, dan otoritas perbankan, termasuk rencana Perpres pemutihan utang pelaku usaha.

"Pada prinsipnya, saat ini kami akan menunggu rincian Peraturan tersebut. Kami juga senantiasa berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan terkait dengan implementasi rencana kebijakan ini," terangnya. 

"Ke depan, BCA optimistis dalam penyaluran kredit dengan tetap mempertimbangkan prinsip kehati-hatian, sehingga kualitas pinjaman tetap terjaga," tambah Hera. 

Saat ini, rasio loan at risk (LAR) mencapai 6,1% per September 2024, membaik dari posisi setahun lalu di angka 7,9%. Rasio kredit bermasalah (NPL) berada di tingkat yang terjaga 2,1%.
 
Kemudian, BCA mengapresiasi kebijakan Bank Indonesia untuk memperkuat Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) melalui penyesuaian sektor prioritas yang berlaku mulai 1 Januari 2025.
 
BCA turut memandang implementasi KLM merupakan hal positif dalam mendorong pertumbuhan kredit, khususnya kepada sektor-sektor prioritas yang padat karya yang dapat mendorong peningkatan lapangan kerja seperti pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan.

"Kami optimistis penyesuaian KLM tersebut dapat berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya," tutur Hera. 

Sementara di kesempatan berbeda Direktur Finance dan Strategy Bank Syariah Indonesia Ade Cahyo Nugroho menilai pemutihan yang direncanakan pemerintah dapat membuka kesempatan untuk akses ke perbankan. "Jadi buat bank, justru sebenarnya potensi bagus. Jadi ada certain of customer yang gak bisa ke bank karena blacklist ini, sekarang jadi bisa," ujarnya dalam Indonesia Industry Outlook 2025.

"Tentunya bank sendiri sudah punya mekanisme juga dalam menilai kemampuan bayar sebuah bank, di luar pernah di-blacklist atau tidak pernah di-blacklist. Jadi ini sebenarnya adding new potential, customer potential, atau bank," tambah Cahyo. (Mir/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya