Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
HARI Tani Nasional adalah peringatan yang dilaksanakan setiap 24 September di Indonesia untuk menghormati peran penting para petani dalam kehidupan dan pembangunan bangsa. Peringatan ini bertujuan mengingatkan masyarakat tentang pentingnya sektor pertanian dalam menjaga ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat.
Namun, apa sebenarnya latar belakang perayaan ini, dan mengapa Hari Tani begitu penting? Berikut ulasan mengenai sejarah, maksud, dan tujuan Hari Tani Nasional.
Hari Tani Nasional pertama kali diperingati tahun 1963, ditetapkan Presiden Soekarno melalui Keputusan Presiden No 169 Tahun 1963. Tanggal 24 September, dipilih untuk mengenang disahkannya Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) pada 1960, yang merupakan momen penting dalam sejarah agraria Indonesia.
Baca juga : Penambahan Alokasi Pupuk Bersubsidi Diharapkan Bisa Menunjang Produktivitas Pertanian
UUPA 1960, bertujuan untuk menata kembali kepemilikan tanah, yang sebelumnya didominasi tuan tanah dan perusahaan besar selama masa kolonialisme. Undang-undang ini mencerminkan semangat reformasi agraria, dengan prinsip, tanah adalah sumber daya penting yang harus dikelola secara adil demi kepentingan rakyat, terutama petani. Melalui UUPA, pemerintah berupaya memberikan kesempatan lebih luas kepada petani kecil, untuk memiliki tanah sendiri dan memanfaatkannya secara optimal.
Dengan disahkannya UUPA, pemerintah berharap tercipta keadilan sosial dan peningkatan kesejahteraan bagi para petani, yang mayoritas saat itu berada dalam kondisi ekonomi yang sulit. Oleh karena itu, Hari Tani Nasional diperingati sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan petani dalam mencapai kedaulatan agraria dan mewujudkan kesejahteraan yang lebih merata di masyarakat pedesaan.
Tidak hanya melihat sejarah terbentuk dan diperingatinya, hari tani juga hadir sebagai perwujudan satu maksud akan pertanian nasional, seperti:
Baca juga : Perum Bulog Gandeng Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Pertanian
Petani adalah pilar utama dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Dengan memperingati Hari Tani, bangsa Indonesia diingatkan akan pentingnya menghargai kontribusi petani yang bekerja keras untuk menghasilkan bahan pangan bagi seluruh masyarakat.
Hari Tani juga bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya reformasi agraria dan pengelolaan sumber daya alam yang adil. Ini terkait dengan pemanfaatan lahan yang sesuai dengan undang-undang agraria untuk kemakmuran rakyat, bukan hanya untuk kepentingan segelintir kelompok atau korporasi besar.
Hari Tani juga menjadi momen refleksi bagi pemerintah dan masyarakat untuk memikirkan kebijakan pertanian yang lebih berkelanjutan. Pertanian yang kuat dan berkelanjutan akan mendukung ketersediaan pangan yang cukup, meningkatkan kesejahteraan petani, serta menjaga lingkungan.
Baca juga : Jumlah Petani di Cianjur Terus Berkurang
Ada beberapa tujuan penting dari peringatan Hari Tani Nasional, di antaranya:
Hari Tani mengingatkan kita akan pentingnya kedaulatan pangan, yaitu kemampuan suatu bangsa untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya secara mandiri tanpa bergantung pada impor. Kedaulatan pangan sangat penting dalam menjaga stabilitas ekonomi dan ketahanan nasional.
Salah satu tujuan utama Hari Tani adalah mendorong upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui akses yang lebih adil terhadap tanah, fasilitas pertanian, dan teknologi. Petani yang sejahtera akan mampu menghasilkan pangan yang berkualitas dan cukup untuk seluruh rakyat.
Hari Tani juga menjadi pengingat bagi pemerintah untuk terus memperjuangkan reformasi agraria yang sesungguhnya. Dalam praktiknya, masih banyak petani di Indonesia yang tidak memiliki akses tanah atau mengalami konflik agraria. Reformasi agraria bertujuan untuk mendistribusikan lahan secara adil dan memberikan hak kepada petani untuk mengelola lahan mereka.
Peringatan ini juga bertujuan mengapresiasi para petani yang telah berjasa besar dalam pembangunan nasional. Tidak hanya menyediakan pangan, petani juga berperan dalam menjaga budaya, menjaga lingkungan, dan mempertahankan kehidupan di desa-desa yang menjadi sumber kekayaan alam Indonesia. (Z-3)
Di tengah krisis iklim dan krisis pangan, peran petani milenial dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Lapis Bogor Sangkuriang, sebagai pemain utama dalam bisnis olahan talas akan mendapatkan akses yang lebih baik terhadap bahan baku berkualitas tinggi dari para petani.
YESS menjadi salah satu solusi yang terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas dan kesejahteraan dan memberdayakan petani di Indonesia.
Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan tenaga yang sangat banyak.
Pemerintah daerah perlu turun tangan. Salah satunya berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk menginventarisasi lulusan sekolah yang belum mendapatkan pekerjaan.
Kelompok Tani Tri Cipta menyerahkan sebanyak 500 kg bawang merah. Sebelumnya, telah diserahkan pula 230 kg cabai rawit merah kepada pedagang Pasar Cimindi.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) berkomitmen terus membantu pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pangan lokal.
Program ketahanan pangan Kostrad sudah dilaksanakan dan berjalan di beberapa daerah seperti di Bogor, Karawang, Sukabumi, Tasikmalaya, Garut, Ciamis dan Pangandaran.
Lokasi ketahanan pangan Kostrad di Gudang Ketahanan Pangan berada di Desa/Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi,
Produksi beras Kabupaten Cianjur mencapai 860 ribu ton lebih. Produksinya terbilang melebihi dari kebutuhan konsumsi rata-rata masyarakat.
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Cirebon berkolaborasi dengan PT Pos Indonesia dan Bulog Cirebon memberikan bantuan pangan berupa beras sebanyak 10 kilogram
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved