Headline
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat (20/9) menanjak didukung sentimen risk-on yang meningkat setelah pengumuman hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) Amerika Serikat (AS) September 2024.
Pada akhir perdagangan Jumat (20/9), rupiah naik 89 poin atau 0,58% menjadi Rp15.150 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.239 per dolar AS.
Baca juga : OJK: Pemangkasan Suku Bunga Akselerasi Pertumbuhan Kredit
"Rupiah menguat didukung sentimen risk-on yang meningkat signifikan setelah pengumuman rapat FOMC September 2024,"kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, Jumat (20/9). Dalam pengumuman hasil FOMC tersebut, bank sentral AS atau The Fed memotong suku bunga Fed Fund Rate (FFR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5%.
Selain itu, The Fed juga memproyeksikan perekonomian AS tetap cukup solid mengurangi antisipasi perlambatan ekonomi AS yang signifikan.
Josua menuturkan pemangkasan suku bunga kebijakan tanpa prospek perlambatan ekonomi yang signifikan mendorong sentimen risk-on di pasar keuangan global pada sesi Asia.
Pada perdagangan Kamis, mayoritas imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) turun 3-11 bps, menyusul pemangkasan suku bunga yang lebih agresif dari The Fed.
Volume perdagangan obligasi pemerintah tercatat sebesar Rp35,02 triliun, lebih tinggi dari volume perdagangan Rabu yang sebesar Rp20,44 triliun.
Pada Rabu, kepemilikan asing atas obligasi Pemerintah Indonesia meningkat sebesar Rp3,60 triliun, sehingga totalnya menjadi Rp854 triliun, setara dengan 14,55% dari total yang beredar.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat melesat ke level Rp15.100 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.287 per dolar AS.
The Fed mempertahankan suku bunga dengan kisaran 4,25%-4,5%, meski ada tekanan dari Presiden AS Donald Trump.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved