Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Jokowi Minta Waspadai Tren Gig Economy, Mengapa?

Fetry Wuryasti
19/9/2024 18:16
Jokowi Minta Waspadai Tren Gig Economy, Mengapa?
Presiden Joko Widodo(ANTARA FOTO/Rizal Hanafi)

PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) meminta agar seluruh pihak mewaspadai fenomena gig economy atau ekonomi serabutan seiring dengan berkembang pesatnya kemajuan teknologi.

Fenomena itu, kata dia, bisa menjadi ancaman bagi pekerja di Indonesia. Sebab perusahaan berpotensi lebih senang merekrut pekerja lepas atau freelancer ketimbang pekerja tetap.

"Ini trennya kita lihat menuju ke sana," kata Jokowi saat membuka Kongres ISEI dan Seminar Nasional 2024, di Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (19/9).

Baca juga : Di Hadapan Rektor IPB, Jokowi Minta Akademisi Jangan Alergi dengan Teknologi AI

"Perusahaan lebih memilih pekerja independen, perusahaan lebih memilih pekerja yang freelancer, perusahaan lebih memilih kontrak jangka-jangka pendek untuk mengurangi risiko ketidakpastian global yang sedang terjadi," imbuhnya.

Tak hanya itu, karena fleksibilitas waktu, maka pekerja dalam tren gig economy dapat bekerja di lebih satu negara. Kondisi itu bisa mengancam lapangan pekerjaan bagi calon pekerja lain.

Jokowi pun memprediksi baik Indonesia atau global di masa depan akan mengalami kondisi sedikitnya peluang kerja dibandingkan jumlah pelamar kerja.

Baca juga : Perusahaan Teknologi AS Lirik Potensi AI Tanah Air

Selain tantangan fenomena gig economy, Jokowi juga membeberkan dua faktor dan tantangan lainnya.

Pertama, perlambatan ekonomi global. Ia menyebut Bank Dunia mencatatkan pertumbuhan global hanya berada di 2,7 persen dan diprediksi pada 2024 turun menjadi 2,6 persen.

Kedua, peningkatan otomasi di berbagai sektor kerja seperti kecerdasan buatan (AI) yang bisa memangkas pekerja orang. Ia menyinggung prediksi 2025 yang menyebutkan 85 juta pekerjaan yang hilang.

"Ke depan terlalu sedikit peluang kerja untuk sangat banyak tenaga kerja yang membutuhkan. Too few jobs for too many people, ini yang harus kita hindari," ujar Jokowi. (Try/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya