Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PRODUKSI beras nasional mengalami peningkatan signifikan pada bulan Agustus, September, dan Oktober 2024, meskipun Indonesia masih dilanda fenomena El Nino.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang disampaikan dalam rapat pengendalian inflasi pada Senin (19/8) menunjukkan keberhasilan program pompanisasi yang dijalankan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) dalam meningkatkan produksi beras di tengah tantangan iklim yang berat.
Baca juga : Kementan Siapkan Puluhan Ribu Pompa Air untuk Hadapi Puncak Musim Kemarau
Menurut Pengamat Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) M. Firdaus, peningkatan produksi beras ini merupakan berkah luar biasa, terutama jika melihat tren produksi beras dalam lima tahun terakhir.
“Pada awal tahun, produksi masih defisit akibat kekeringan dan pergeseran masa tanam. Namun, produksi pada periode Agustus hingga Oktober tahun ini menunjukkan hasil yang sangat baik,” ujar Firdaus.
Prof. Firdaus menjelaskan bahwa program pompanisasi dan pengembalian alokasi pupuk bersubsidi menjadi kunci keberhasilan ini.
Baca juga : Kementan Proaktif Jaga Produksi Padi Lewat Pompanisasi dan Percepatan Tanam
Kementan telah mengalokasikan 9,55 juta ton pupuk bersubsidi untuk memenuhi kebutuhan masa tanam kedua, serta mendistribusikan 36.525 unit pompa air ke seluruh Indonesia, khususnya di daerah sentra pertanian.
"Dampak dari kebijakan ini sangat signifikan. Produksi beras meningkat dibandingkan 10 tahun terakhir," tambahnya.
Berdasarkan data proyeksi dari BPS, produksi beras pada bulan Agustus 2024 diperkirakan mencapai 2,84 juta ton, September sebesar 2,87 juta ton, dan Oktober 2,59 juta ton.
Baca juga : Kementan Dorong Pompanisasi dan Percepat Tanam Padi di Nganjuk Jawa Timur
Angka ini menunjukkan kenaikan yang signifikan dibandingkan produksi pada bulan yang sama di tahun 2023, dengan selisih berturut-turut sebesar 325.673 ton, 356.329 ton, dan 396.604 ton.
“El Nino belum selesai, tapi dampak kebijakan sudah terlihat. Jika 63 ribu pompa air mampu mengairi 1,1 juta hektar lahan tadah hujan dan kekeringan, saya optimis produksi beras nasional akan surplus. Bahkan, tidak menutup kemungkinan kita bisa kembali mencapai swasembada beras tahun depan,” ungkap Firdaus.
Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini turut mengkonfirmasi proyeksi peningkatan produksi beras nasional ini.
Baca juga : Kementan Masifkan Pengairan melalui Pompa untuk Dongkrak Indeks Pertanaman Padi
Beliau menyatakan bahwa kenaikan luas panen di bulan Agustus dan September 2024 turut berkontribusi pada peningkatan produksi.
Pada bulan Agustus, produksi padi diperkirakan mencapai 4,62 juta ton gabah kering giling (GKG) atau 2,84 juta ton beras, sementara di bulan September sebesar 5,14 juta ton GKG atau setara 2,87 juta ton beras.
“Pompanisasi ini menjadi harapan bagi lahan-lahan tadah hujan kita yang hanya bisa bertanam sekali setahun, menjadi mampu 2-3 kali setahun karena air cukup. Irigasi adalah kunci produksi, disertai dengan pemupukan yang tepat dan cukup. Saya senang pemerintah mempunyai kebijakan anggaran seperti saat ini,” tutup Firdaus.
Peningkatan produksi beras ini memberikan harapan baru bagi ketahanan pangan nasional di tengah kondisi cuaca yang menantang.
Keberhasilan program pompanisasi Kementan diharapkan dapat terus mendukung produktivitas pertanian Indonesia dalam jangka panjang. (Z-10)
PENCEMARAN laut dan cuaca ekstrem El Nino menyebabkan hasil tangkapan nelayan di Kota Padang, Sumatra Barat, turun drastis hingga 40 persen.
Di tengah terjadinya fenomena El Nino yang memicu kekeringan di berbagai wilayah Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya anomali yang menarik pada komoditas beras
BPS memperkirakan produksi beras nasional tahun 2024 turun 760 ribu ton atau 2,43% dibandingkan 2023. Kementan meresponsnya dengan mengklaim sudah mengambil langkah mitigasi
Pada periode ini, fenomena El Nino memang menimpa Indonesia. Namun, itu sebenarnya sudah diprediksi sejak akhir 2023.
PETANI melon di kawasan Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, merasa gembira dan bersyukur atas keberhasilan menanam melon.
Upaya pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan terus digencarkan. Salah satu langkah konkrit yang dilakukan adalah melalui program irigasi perpompaan (Irpom).
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Arief Cahyono, mengucapkan selamat atas terpilihnya Ketua Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) periode 2025–2028, Beledug Bantolo.
Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat komitmennya dalam mewujudkan swasembada pangan nasional melalui penguatan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
Kementan merumuskan lima langkah strategis bersama pelaku industri perunggasan, dengan didukung salah satunya oleh Komunitas Peternakan Unggas Nasional (KPUN).
Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (Pusat PVTPP) Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pelatihan konsultan Perlindungan Varietas Tanaman (PVT).
Pemerintah daerah diminta aktif melaporkan hasil pemeriksaan hewan, baik sebelum (antemortem) maupun sesudah pemotongan (postmortem), melalui aplikasi iSIKHNAS.
BALAI Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Penyiapan Tenaga Kompeten Brigade Pangan (BP).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved