Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ekonomi Global Makin Suram, Stabilitas Harga Jadi Konsentrasi Pemerintah

Insi Nantika Jelita
02/8/2024 20:22
Ekonomi Global Makin Suram, Stabilitas Harga Jadi Konsentrasi Pemerintah
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan kinerja Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) KiTa 2024 di Jakarta(MI/Usman Iskandar)

KOMITE Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) tengah fokus pada upaya menjaga stabilitas harga untuk melindungi daya beli masyarakat.

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, hal itu penting dilakukan untuk mengantisipasi semakin turunnya angka pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini.

"Kalau di 2024 ini, outlook-nya 3,2%, berarti pertumbuhan ekonomi dunia masih stagnan lemah dan bahkan lebih lemah dibandingkan tahun lalu," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK III 2024 di Jakarta, Jumat (2/8).

Baca juga : Ada Tekanan Global, Menkeu: Stabilitas Sistem Keuangan RI Masih Terjaga

Ia merujuk pada laporan World Economic Outlook edisi Juli 2024 yang dikeluarkan International Monetary Fund (IMF). Lembaga itu memproyeksikan ekonomi global hanya mampu tumbuh 3,2% pada tahun ini. Pertumbuhan itu melemah dibandingkan pertumbuhan pada  2023 yang mencapai 3,3%.

Proyeksi IMF tersebut, kata Sri Mulyani, harus disikapi pemerintah dengan menjaga daya beli masyarakat. Kebijakan fiskal akan konsentrasi pada upaya itu mengingat konsumsi masih jadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.

"Karena itu, fiskal kebijakan untuk pelaksanaan APBN 2024, terutama dari sisi belanja pemerintah, akan terus difokuskan untuk menjaga stabilitas harga," tambahnya.

Baca juga : Ekonomi RI Tetap Tangguh di Tengah Gejolak Perekonomian Global

Sejumlah faktor hingga saat ini masih memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Mulai dari tingkat pengangguran di Amerika Serikat (AS) pada Juni 2024 yang meningkat, hingga pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang melemah dan tidak mencapai target 5%.

"Permintaan domestik di Tiongkok masih lemah. Di sisi lain, inflasi di Amerika Serikat pada Juni menunjukkan penurunan sejalan dengan menurunnya tekanan harga energi," terang Menkeu.

Dengan situasi tersebut, KSSK yang terdiri dari Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), memperkuat koordinasi dan sinkronisasi untuk memitigasi dampak negatif dari rambatan ketidakpastian global terhadap perekonomian Indonesia.

"Ke depannya, kita melihat peningkatan aktivitas perekonomian domestik masih akan berlanjut hingga akhir tahun. Tentu ini perlu dijaga dan kita juga akan terus menjalankan program perlindungan sosial," ucap Menkeu. (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya