Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PENYEBAB terpuruknya industri ubin keramik di Indonesia ialah harga gas yang tinggi dan masuknya barang impor dengan harga murah. Padahal keramik merupakan salah satu sektor industri yang masuk prioritas karena memiliki daya saing tinggi.
Pejabat Fungsional Pembina Industri Direktorat Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam (ISKPBGNL) Kemenperin Ashady Hanafie mengatakan itu. "Ubin keramik sudah lama memiliki permasalahan berat. Pada 2018 kita mulai mengajukan, sudah suffer itu. Parahnya itu, kenapa industri keramik kita drop, karena ada kenaikan harga gas. Sebelumnya 2015, kita jaya, daya saing kita tinggi," ujar Ashady di Jakarta, Selasa (16/7).
Ashady menyampaikan industri ubin keramik, kaca, dan semen menggunakan gas dalam pembuatannya. Ketika harga gas naik, keramik dalam negeri pun mulai kalah bersaing dengan produk keramik impor.
Baca juga : Asosiasi Akui Alami Penurunan Produksi Akibat Keramik Impor yang Banjiri Pasar Dalam Negeri
"Begitu naik, kita drop karena daya saing kita rendah, kalah bersaing harga, kemudian impor masuk. Karena konsumen kita masih concern dengan harga," kata Ashady.
Berdasarkan catatan Direktorat ISKPBGNL, utilitas kapasitas produksi industri keramik pernah berada di level 90%. Namun, setelah harga gas meningkat dan masuknya impor dengan harga murah, produktivitas ubin keramik turun ke tingkat 69% pada akhir 2023.
Angka tersebut pun terus menurun. Pada Januari 2024 produktivitas berada pada level 64% dan Februari 61%.
Harga gas bumi sendiri ditetapkan sebesar US$6 per MMBTU. Selain itu, ada kenaikan biaya produksi keramik sebesar 5%-6% setelah kenaikan harga bahar bakar minyak (BBM) hingga terjadi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. (Ant/Z-2)
Lesunya kinerja industri keramik karena pemerintah terus membuka keran impor. Keramik asal Tiongkok dan India terus membanjiri pasar.
Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mengapresiasi langkah pemerintah yang memperpanjang masa berlaku kebijakan gas murah untuk kelompok industri tertentu.
Perpanjangan pemberlakuan HGBT menjadi angin segar bagi pengusaha keramik untuk mengembangkan investasi mereka di dalam negeri.
Penyebab utama kinerja industri keramik nasional yang menurun dari tahun ke tahun tersebut akibat gempuran produk impor ubin keramik asal Tiongkok.
Aktivitas para perajin gerabah di sentra industri keramik Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, kian menggeliat di musim kemarau seperti sekarang ini.
Keramik Kasongan telah ada sejak lama dan mengalami evolusi dari keramik tradisional menjadi barang yang memiliki daya tarik tersendiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved