Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Industri Keramik Jatuh akibat Harga Gas dan Impor

Wisnu Arto Subari
16/7/2024 20:48
Industri Keramik Jatuh akibat Harga Gas dan Impor
Perajin menyelesaikan pembuatan keramik di sentra keramik Dinoyo, Malang, Jawa Timur, Kamis (24/8/2023).(Antara/Muhammad Mada)

PENYEBAB terpuruknya industri ubin keramik di Indonesia ialah harga gas yang tinggi dan masuknya barang impor dengan harga murah. Padahal keramik merupakan salah satu sektor industri yang masuk prioritas karena memiliki daya saing tinggi.

Pejabat Fungsional Pembina Industri Direktorat Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam (ISKPBGNL) Kemenperin Ashady Hanafie mengatakan itu. "Ubin keramik sudah lama memiliki permasalahan berat. Pada 2018 kita mulai mengajukan, sudah suffer itu. Parahnya itu, kenapa industri keramik kita drop, karena ada kenaikan harga gas. Sebelumnya 2015, kita jaya, daya saing kita tinggi," ujar Ashady di Jakarta, Selasa (16/7).

Ashady menyampaikan industri ubin keramik, kaca, dan semen menggunakan gas dalam pembuatannya. Ketika harga gas naik, keramik dalam negeri pun mulai kalah bersaing dengan produk keramik impor.

Baca juga : Asosiasi Akui Alami Penurunan Produksi Akibat Keramik Impor yang Banjiri Pasar Dalam Negeri

"Begitu naik, kita drop karena daya saing kita rendah, kalah bersaing harga, kemudian impor masuk. Karena konsumen kita masih concern dengan harga," kata Ashady.

Berdasarkan catatan Direktorat ISKPBGNL, utilitas kapasitas produksi industri keramik pernah berada di level 90%. Namun, setelah harga gas meningkat dan masuknya impor dengan harga murah, produktivitas ubin keramik turun ke tingkat 69% pada akhir 2023.

Angka tersebut pun terus menurun. Pada Januari 2024 produktivitas berada pada level 64% dan Februari 61%. 

Harga gas bumi sendiri ditetapkan sebesar US$6 per MMBTU. Selain itu, ada kenaikan biaya produksi keramik sebesar 5%-6% setelah kenaikan harga bahar bakar minyak (BBM) hingga terjadi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. (Ant/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya