Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Gara-Gara PGN Batasi Pasokan Gas, Ada Pabrik yang Berhenti Produksi

Andhika Prasetyo
19/8/2025 08:54
Gara-Gara PGN Batasi Pasokan Gas, Ada Pabrik yang Berhenti Produksi
Ilustrasi(Antara)

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyayangkan aksi salah satu produsen gas, yaitu PGN yang membangun narasi pembatasan pasokan gas bagi pengguna harga gas bumi tertentu (HGBT). Hal itu berdampak serius terhadap operasional beberapa industri.

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif menyebut beberapa sektor industri pengguna HGBT mengaku ada pembatasan pasokan gas serta tekanan gas yang tidak stabil. Situasi itu memaksa sejumlah perusahaan melakukan rekayasa operasional agar produksi tetap berjalan.

“Di lapangan, ada yang harus mematikan salah satu unit lini produksi. Ada pula yang mengganti bahan bakar dari gas menjadi solar. Langkah itu memang bisa menjaga produksi tetap berjalan, tetapi konsekuensinya biaya produksi meningkat cukup signifikan. Bahkan, sudah ada industri yang menghentikan produksinya dan berpotensi merumahkan para pekerja,” ujar Febri.

Febri mengatakan kasus-kasus tersebut banyak ditemukan pada sektor industri keramik, gelas kaca, baja, dan oleokimia yang sangat bergantung pada pasokan gas dengan harga kompetitif.

“Dengan pusat krisis ini, setiap keluhan dan fakta di lapangan bisa dihimpun secara sistematis, sehingga kebijakan dan langkah-langkah antisipatif atas risiko krisis ini didasarkan data riil dari lapangan. Selain itu, kami juga akan menerjunkan tim langsung ke industri guna menghitung risiko lebih jauh ke depan,” kata Febri.

Ia mengatakan narasi pembatasan gas bagi penerima HGBT sangat janggal karena menurutnya pasokan gas dalam posisi stabil.

“Hal ini janggal karena pasokan gas untuk harga normal, harga di atas US$15 per MMBTU stabil. Artinya, tidak ada masalah dalam produksi dan pasokan gas dari industri hulu gas nasional. Namun, mengapa pasokan untuk HGBT yang seharga US$6,5 per MMBTU dibatasi?” ucapnya.

Lebih lanjut, Febri mengatakan sebaiknya PGN tidak membangun narasi pembatasan pasokan gas hanya demi berupaya menaikkan harga gas untuk industri di atas US$15.

“Tidak ada isu atau masalah teknis produksi dan pasokan gas dari industri hulu gas. Kami tidak ingin kejadian yang terulang kembali pada industri dalam negeri, dengan kebijakan relaksasi impor yang mengakibatkan turunnya utilisasi produksi, penutupan industri dan pengurangan tenaga kerja pada industri TPT dan alas kaki,” tandasnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya