Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Jokowi Soroti Penggunaan Produk Lokal Daerah masih 41%

Wisnu Arto Subari
10/7/2024 15:04
Jokowi Soroti Penggunaan Produk Lokal Daerah masih 41%
Usaha kerajinan anyaman enceng gondok di Makassar.(MI/Lina Herlina)

PRESIDEN Joko Widodo mencermati penggunaan produk dalam negeri di tingkat kabupaten/kota pada saat ini masih sekitar 41%. Karenanya, perlu ditingkatkan.

"Masalah serapan anggaran dan utamanya penggunaan produk dalam negeri, ini yang saya cek, ini masih di angka 41%. Penggunaan produk dalam negeri masih 41% untuk kabupaten dan kota. (Angka) 41% masih kecil. Artinya, selain itu produk-produk impor," ujar Jokowi di Jakarta, Rabu (10/7). 

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam arahannya pada acara Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Tahun 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta. Kepala Negara meminta pemerintah kabupaten/kota berhati-hati dalam penyerapan anggaran karena menteri keuangan sulit mengumpulkan penerimaan negara dari berbagai sektor.

Baca juga : NasDem Sulsel Kuasai 24 Daerah Dapat Apresiasi Surya Paloh

"Hati-hati (dalam penyerapan anggaran). Kita mengumpulkan uang dari penerimaan negara sangat sulit sekali, baik itu pajak, PNBP, royalti, dividen, itu serupiah, serupiah, serupiah semua dikumpulin Ibu Menkeu. Terkumpul jadi penerimaan negara," kata Jokowi.

Presiden menyayangkan apabila penerimaan negara yang ditransfer ke daerah itu kemudian dibelikan produk-produk impor yang justru memberikan manfaat bagi negara lain. "Ini perlu saya ingatkan, beli produk-produk kita sendiri. Saya ingatkan mengumpulkan anggarannya itu sangat sulit. Jadi gunakan 100% untuk pengadaan barang dan jasa itu produk dalam negeri," kata Jokowi.

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa periode lima tahun ke belakang merupakan periode yang tidak mudah, sangat sulit, serta penuh tantangan. Dari sisi kesehatan terjadi pandemi covid-19, kemudian di sisi situasi global terjadi perang yang menyebabkan fluktuasi harga minyak dan pangan, serta di sisi lingkungan terjadi gelombang panas, El Nino hingga La Nina. 

"Ini menyebabkan banyak sekali, baik krisis kesehatan, krisis ekonomi, krisis pangan, krisis keuangan, dan kemanusiaan. Namun, kita patut bersyukur bahwa negara kita mampu bertahan dari hambatan-hambatan, tantangan-tantangan yang ada," ujar Presiden. (Ant/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya