Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan ada potensi suku bunga acuan atau BI rate menurun ke depan dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi dan politik global. Saat ini dunia dihadapkan dengan ketidakpastian yang bersumber dengan perubahan arah suku bunga The Fed dan ketegangan geopolitik.
"Jika tidak ada masalah global, ketegangan politik, ruang penurunan suku bunga terbuka," ujar Perry dalam konferensi pers, di Kantor BI, Jakarta, Kamis (20/6).
Perry menuturkan dua bulan silam pihaknya memproyeksikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate (FFR) akan turun 25 basis poin di triwulan IV 2024. Namun, karena ada ketegangan geopolitik di Timur Tengah, ada risiko FFR turun di awal 2025.
Baca juga : Suku Bunga AS Diyakini Turun pada Semester II 2024
Dengan spekulasi penurunan FFR yang lebih kecil dan lebih lama dari prakiraan atau high for longer, BI masih mempertahankan suku bunga di level 6,25%. "Kita sudah menakar FFR akan turun, tetapi waktu itu yang terjadi ada ketegangan geopolitik. Itu yang mendasari. Jika FFR tidak naik, ada ruang penurunan BI Rate," terangnya.
Selain itu, keputusan European Central Bank yang menurunkan suku bunga menjadi 3,75% pada Juni 2024 turut memengaruhi ketidakpastian pasar keuangan global. Selain faktor eksternal, kebijakan pemerintah juga amat diperlukan untuk meredam inflasi.
BI sendiri, ungkap Perry, terus berupaya memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah melalui intervensi di pasar valas. "Perlu ada sinergi dengan pemerintah," katanya. (Z-2)
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Bulan ini, Mei 2025, jadi waktu yang tepat bagi Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan (BI Rate). Pasalnya, nilai tukar rupiah mulai stabil.
Pasar properti residensial Indonesia awal 2025 tumbuh terbatas. Penjualan hanya naik 0,73% YoY, didorong oleh kenaikan harga di segmen rumah kecil-menengah.
Keputusan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan (BI rate) menjadi 5,5% akan disambut positif sektor perbankan dan sektor riil.
Menurutnya, perbankan juga perlu menyesuaikan struktur biaya dana, termasuk dana pihak ketiga dan bunga kredit, agar penyaluran kredit semakin efektif.
DALAM Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Selasa-Rabu, 20-21 Mei 2025 memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,5%.
Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) pada Rabu (7/5) waktu setempat, memutuskan mempertahankan suku bunga acuan (fed fund rate/FFR) tetap di level 4,25-4,50%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved