Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
BANK Indonesia (BI) meyakini kondisi cadangan devisa akan kembali meningkat dan mampu memperkuat ketahanan nilai tukar rupiah. Itu sejalan dengan prospek perekonomian dalam negeri yang dipandang akan memupuk cadangan devisa ke depan.
"Cadangan devisa akan kembali naik dan terjadi dari inflow meskipun kami tahu bahwa ini nanti di triwulan II 2024 ini ada beberapa kenaikan demand, baik korporasi, maupun yang lain. Cadangan devisa diperkirakan akan naik dan BI pastikan cadangan devisa lebih dari cukup," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam taklimat media, Rabu (8/5).
Diketahui, cadangan devisa Indonesia mengalami penyusutan pada April 2024 menjadi US$136,2 miliar. Angka itu mengalami penurunan US$4,2 miliar dari posisi Maret 2024 yang tercatat sebesar US$140,4 miliar. Salah satu sebab berkurangnya nilai cadangan devisa itu ialah untuk mendukung stabilisasi nilai tukar rupiah.
Baca juga : Bank Indonesia Perkirakan Ekonomi Nasional pada 2024 Tumbuh 5,5%
Kendati mengalami penurunan, Perry mengatakan, nilai cadangan devisa itu masih mampu mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia. Nilai terakhir cadangan devisa itu masih sanggup menutupi kebutuhan impor selama 6,1 bulan atau 6,0 bulan dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Kondisi cadangan devisa tersebut jauh berada di batas kecukupan internasional seperti yang ditentukan oleh Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), yakni 3 bulan impor. "Jadi enggak usah gundah gulana. Enggak usah insecure. Memang begitu. Kita kumpulkan waktu sedang panen, sekarang terjadi outflow, perlu stabilitas," terang Perry.
"Kami pastikan stoknya itu jauh lebih dari cukup dari yang kita perlukan. Kami perkirakan inflow dan stabilitas nilai tukar akan meningkatkan cadangan devisa ke depan. Kami akan memastikan cadangan devisa naik lagi," sambungnya.
Baca juga : Kurs Rupiah Melemah, Analis Singgung Turunnya Cadangan Devisa Indonesia
Keyakinan peningkatan cadangan devisa itu didorong oleh sejumlah kebijakan yang telah dan akan terus diperkuat bank sentral. Beberapa kebijakan itu di antaranya ialah penaikan BI Rate dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Hal itu turut dikonfirmasi oleh data BI pada pekan pertama dan kedua Mei 2024.
Setelah BI memutuskan untuk menaikan BI Rate menjadi 6,25% di akhir April 2024, terjadi aliran modal asing yang masuk ke Indonesia sebesar Rp22,84 triliun. Aliran tersebut berasal dari dana yang masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp8,1 triliun dalam dua pekan pertama Mei 2024.
Lalu aliran modal yang masuk melalui instrumen SRBI tercatat sebesar Rp19,77 triliun. Sementara aliran modal keluar tercatat terjadi di pasar saham senilai Rp5,03 triliun. "Ini membuktikan bahwa respons kebijakan kenaikan BI Rate dan SRBI itu memang berhasil menarik masuk aliran modal asing," pungkas Perry. (Mir/Z-7)
nilai tukar rupiah ditutup menguat ke level (bid) Rp16.390 per dolar AS Kamis (19/6), meskipun demikian imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara dengan tenor 10 tahun naik
Apindo merespons Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan di level 5,50%, tingginya suku bunga disebut menjadi penghambat lapangan kerja
Dari dana sebesar US$22,9 miliar itu, sebanyak US$7,6 miliar ditempatkan di rekening umum valuta asing (valas).
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 23 Juni 2025, dibuka melemah sebesar 58 poin atau 0,35% menjadi Rp16.455 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.397 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 19 Juni 2025, dibula melemah sebesar 39 poin atau 0,24% menjadi Rp16.352 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.313 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 18 Juni 2025, dibuka melemah sebesar 13 poin atau 0,08% menjadi Rp16.303 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.290 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 17 Juni 2025, dibuka melemah sebesar 34 poin atau 0,21% menjadi Rp16.299 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.265 per dolar AS.
GURU Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Profesor Telisa Aulia Falianty berpandangan lonjakan utang luar negeri berkaitan erat dengan kondisi perekonomian nasional.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 16 Juni 2025, melemah 4 poin atau 0,02% menjadi Rp16.308 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.304 per dolar AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved