Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
ASSOCIATE dari Institute For Development of Economics and Finance (Indef) sekaligus dosen Universitas Bakrie, Asmiati Malik, berasumsi bahwa perang antara Iran-Israel tidak akan berakhir dalam jangka pendek.
"Terutama sebelum pemilu di AS pada akhir tahun ini," ucapnya pada Diskusi Publik INDEF pada Sabtu (20/4). Bila dilihat dari harga tiga komponen yakni emas, minyak, dan doalr AS, sambung Asmiati, sudah tercermin bahwa kemungkinan besar perang ini akan terus berlangsung.
"Kita lihat secara teori kenaikan emas memiliki korelasi kuat dengan perang. Biasanya kalau perang orang tidak akan menyimpan cash, tetapi menyimpan emas," terang dia.
Baca juga : Serangan Israel ke Iran Berpotensi Membuat Panik Investor
Dengan pendekatan technical overview Elliot Wave, Asmiati menerangkan bahwa emas berada di posisi wave ketiga dan terbukti harga emas mengalami kenaikan yang luar biasa. "Ini memang disebabkan karena perang, kemudian demand terhadap emas menjadi signifikan," ungkapnya.
Kemudian, masih menggunakan technical overview Elliot Wave, minyak berada pada wave keempat (wave correction phase) atau masa kemudian ketika harga minyak menurun mengalami koreksi. "Namun ingat, setelah selesai wave keempat pada bagian ini akan menuju ke wave kelima. Di wave kelima, harga (minyak) akan lebih tinggi dibandingkan dengan wave ketiga. Jadi dengan asumsi dia (minyak) berada di atas wave ketiga, kemungkinan besar harga minyak dunia akan melampaui US$120 per barel," beber Asmiati.
Sementara untuk nilai tukar dolar AS, dirinya menyebut mata uang Negeri Paman Sam itu akan mengalami kecenderungan stair case. Artinya, kenaikan nilai tukar doalr AS tidak akan setajam kenaikan harga emas.
"Kenapa? Karena di sini ada indikator dari perang. Secara teori, kalau terjadi perang, harga emas akan naik secara signifikan tetapi terjadi penurunan signifikan terhadap nilai tukar dolar AS," pungkasnya. (Z-2)
Ketegangan di Timur Tengah melonjak tajam setelah Angkatan Udara Israel dilaporkan melancarkan serangan besar-besaran ke sejumlah infrastruktur strategis di Iran pada Sabtu malam (14/6)
Sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome merespons cepat dengan menembakkan rudal pencegat untuk mencegah kerusakan di darat.
Sebuah rudal jatuh langsung di pusat Kota Rishon Lezion.
Macron menegaskan bahwa Prancis tidak akan ambil bagian dalam operasi yang bersifat ofensif atau menyerang.
Pada Jumat (13/6) dini hari, Israel melakukan serangan udara yang menghantam fasilitas nuklir dan rudal Iran.
KETEGANGAN di Timur Tengah meningkat tajam setelah Israel melancarkan gelombang serangan udara besar-besaran terhadap instalasi militer dan nuklir Iran,
Ketegangan geopolitik yang memanas di Timur Tengah, terutama akibat serangan Israel ke sejumlah target strategis di Iran, berpotensi memicu lonjakan harga minyak dunia.
AMERIKA Serikat mengevakuasi staf diplomatik dari kedutaan besarnya di Baghdad, Irak. Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengonfirmasi itu kepada Anadolu, Rabu (11/6).
ISRAEL memberi tahu pejabat Amerika Serikat bahwa mereka sepenuhnya siap untuk meluncurkan operasi militer di Iran. Demkian laporan penyiar CBS News yang mengutip sejumlah sumber.
IRAN memperingati Israel akan menyesal jika Negeri Zionis itu berani menyerang fasilitas nuklir Negeri Para Mullah itu saat ketegangan meningkat antara dua musuh bebuyutan tersebut.
MENTERI Luar Negeri Abbas Araghchi mengatakan Iran akan meminta pertanggungjawaban Amerika Serikat atas setiap serangan Israel terhadap fasilitas nuklirnya.
Menlu AS Marco Rubio mengatakan jika ada lebih banyak orang Israel di Timur Tengah, dunia akan menjadi lebih aman. Sebaliknya, Rubio menuding Iran sebagai sumber masalah di dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved