Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
ASSOCIATE dari Institute For Development of Economics and Finance (Indef) sekaligus dosen Universitas Bakrie, Asmiati Malik, berasumsi bahwa perang antara Iran-Israel tidak akan berakhir dalam jangka pendek.
"Terutama sebelum pemilu di AS pada akhir tahun ini," ucapnya pada Diskusi Publik INDEF pada Sabtu (20/4). Bila dilihat dari harga tiga komponen yakni emas, minyak, dan doalr AS, sambung Asmiati, sudah tercermin bahwa kemungkinan besar perang ini akan terus berlangsung.
"Kita lihat secara teori kenaikan emas memiliki korelasi kuat dengan perang. Biasanya kalau perang orang tidak akan menyimpan cash, tetapi menyimpan emas," terang dia.
Baca juga : Serangan Israel ke Iran Berpotensi Membuat Panik Investor
Dengan pendekatan technical overview Elliot Wave, Asmiati menerangkan bahwa emas berada di posisi wave ketiga dan terbukti harga emas mengalami kenaikan yang luar biasa. "Ini memang disebabkan karena perang, kemudian demand terhadap emas menjadi signifikan," ungkapnya.
Kemudian, masih menggunakan technical overview Elliot Wave, minyak berada pada wave keempat (wave correction phase) atau masa kemudian ketika harga minyak menurun mengalami koreksi. "Namun ingat, setelah selesai wave keempat pada bagian ini akan menuju ke wave kelima. Di wave kelima, harga (minyak) akan lebih tinggi dibandingkan dengan wave ketiga. Jadi dengan asumsi dia (minyak) berada di atas wave ketiga, kemungkinan besar harga minyak dunia akan melampaui US$120 per barel," beber Asmiati.
Sementara untuk nilai tukar dolar AS, dirinya menyebut mata uang Negeri Paman Sam itu akan mengalami kecenderungan stair case. Artinya, kenaikan nilai tukar doalr AS tidak akan setajam kenaikan harga emas.
"Kenapa? Karena di sini ada indikator dari perang. Secara teori, kalau terjadi perang, harga emas akan naik secara signifikan tetapi terjadi penurunan signifikan terhadap nilai tukar dolar AS," pungkasnya. (Z-2)
AS menjadi satu-satunya anggota Dewan Keamanan PBB yang menolak mengakui bencana kelaparan di Jalur Gaza, Palestina, merupakan krisis yang disebabkan ulah manusia.
MENTERI Luar Negeri Belgia Maxime Prevot pada Rabu (27/8) mengajukan memorandum berisi 10 usulan tindakan terhadap Israel dan mempercepat pengakuan terhadap negara Palestina.
Israel tidak hanya melancarkan serangan udara, tetapi juga menggelar operasi pendaratan dengan empat helikopter di area barak.
Kampus sebagai pusat ilmu pengetahuan seharusnya menjadi garda terdepan dalam membela kemanusiaan.
Paus Leo XIV menyerukan agar Israel menghentikan “hukuman kolektif” terhadap penduduk di Gaza.
Menlu AS Marco Rubio tegaskan kembali komitmen tak tergoyahkan Amerika Serikat terhadap keamanan Israel.
SERANGAN mendadak Israel terhadap Iran selama 12 hari pada Juni lalu tak hanya mengejutkan dunia internasional tetapi juga membuka tabir kerentanan serius dalam sistem keamanan.
HINGGA menjelang dua tahun sejak serangan yang dilakukan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, belum ada tanda-tanda situasi di Timur Tengah akan kembali damai dan stabil.
IRAN menerima sistem rudal permukaan-ke-udara dari Tiongkok sebagai bagian dari upaya cepat membangun kembali pertahanan udaranya yang rusak akibat serangan Israel selama konflik 12 hari.
PRESIDEN Iran Masoud Pezeshkian mengeklaim bahwa Israel mencoba membunuhnya dalam serangan udara yang terjadi kurang dari sebulan lalu.
PRESIDEN Iran Masoud Pezeshkian mengeklaim bahwa Israel berusaha membunuhnya dengan menyerang wilayah tempat ia sedang mengadakan pertemuan.
PRESIDEN Iran Masoud Pezeshkian mengungkap bahwa dirinya menjadi sasaran upaya pembunuhan oleh Israel selama konflik 12 hari antara kedua negara yang terjadi pada pertengahan Juni lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved