Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (16/4) turun -1,68%, begitupun dengan imbal hasil obligasi Indonesia tenor 10y yang langsung naik hingga 6,91%.
Tidak hanya saham dan obligasi dalam negeri, namun hampir di semua indeks saham Asia dan Eropa juga mengalami penurunan dengan rata-rata di atas -1%, seperti Nikkei -1,94%, Hang Seng -2,12%, Kospi -2,28%. Sedangkan Dow Jones mulai ditutup di zona hijau +0,17%.
Alhasil, Rupiah ikut melemah hingga Rp 16.175, yang merupakan pelemahan kedua terdalam sejak 2020 silam.
Baca juga : Semua Indikator Pasar Modal Sepekan Ditutup Positif
Penurunan ini merupakan respon dari pelaku pasar dan investor terhadap situasi dan kondisi yang tengah terjadi saat ini.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico mengatakan badai mungkin akan kembali datang.
Sebab dalam pesan Gubernur Bank Sentral AS The Fed Jerome Powell, pada pertemuan kemarin, The Fed memberi sinyal kepastian baru bahwa mereka akan menunggu lebih lama dari estimasi sebelumnya untuk dapat menurunkan tingkat suku bunga, setelah melihat berbagai data inflasi dan ketenagakerjaan AS yang masih sangat tinggi.
Baca juga : Antusiasme Pasar Modal Tinggi, 123 Antrean Penawaran Umum
Powell melihat kurangnya kemajuan yang dicapai. Hal ini membuat The Fed begitu yakin untuk menahan tingkat suku bunga Fed Fund Rate dan mulai menjalankan strategi “higher for longer” seperti yang dikatakan sebelumnya.
"Apabila tekanan inflasi terus berlanjut, The Fed akan mempertahankan tingkat suku bunga untuk tetap stabil selama diperlukan," kata Nico, Rabu (17/4).
Data yang muncul dalam beberapa pekan terakhir justru membuat The Fed urung mengubah tingkat suku bunga, terutama setelah data ketenagakerjaan dan inflasi begitu kuat.
Baca juga : IHSG Bertahan di Tengah Penguatan, Rupiah Tertekan
Sehingga The Fed harus membuat kebijakan restriktif lebih lanjut dan membiarkan data serta prospek yang berkembang memberikan panduan kepada The Fed.
Pernyataan Powell, tampaknya telah membuat ekspektasi bergeser, dari sebelumnya pemangkasan dapat dilakukan 3x, namun pada kenyataanya justru berpotensi untuk tidak diturunkan sama sekali.
"Meski kami melihat masih ada harapan pemangkasan dilakukan 1 – 2 kali di tahun ini, tapi pesan Powell ”suatu hari nanti” rasanya sangat amat mungkin terjadi apabila data inflasi dan ketenagakerjaan AS tidak mendukung. Sehingga suatu hari nanti, hal tersebut mungkin tidak akan terwujud," kata Nico.
Pesan Powell, mendorong imbal hasil obligasi AS / US Treasury 2y naik hingga 4,98%, sama seperti tahun lalu yang berhasil menyentuh di atas 5%. Begitupun dengan imbal hasil US Treasury 10y yang kembali naik hingga 4,66%.
"Pada imbal hasil obligasi Indonesia, terlihat ada keyakinan yang cukup besar bagi imbal hasil 10y untuk bermain di rentang 6,90% - 7%, sehingga menjadi sebuah momentum untuk melakukan akumulasi beli," kata Nico. (Z-3)
PT BNI Sekuritas mengumumkan pencetakan rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) sebagai Perusahaan Sekuritas yang Melakukan Perdagangan Langsung Saham dengan Nasabah Terbanyak.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat sejarah dengan menembus level psikologis 8.000 pada perdagangan Jumat (15/8).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 14 Agustus 2025, dibuka menguat 29,63 poin atau 0,38% ke posisi 7.922,54.
Tren positif indeks harga saham gabungan (IHSG) berlanjut dengan melonjak 2,4% ke level 7.792 pada penutupan perdagangan Selasa (12/8).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 13 Agustus 2025, dibuka menguat 54,39 poin atau 0,70% ke posisi 7.846,09.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 11 Agustus 2025, dibuka menguat 62,16 poin atau 0,83% ke posisi 7.595,55.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat sejarah dengan menembus level psikologis 8.000 pada perdagangan Jumat (15/8).
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) menguat pada Jumat (15/8), di jelang pembacaan nota keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2026.
INDEKS harga saham gabungan (IHSG) melanjutkan penguatannya pada penutupan perdagangan Rabu, 14 Agustus 2025. IHSG naik hingga mendekati level psikologis 8.000.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 14 Agustus 2025, dibuka menguat 29,63 poin atau 0,38% ke posisi 7.922,54.
Tren positif indeks harga saham gabungan (IHSG) berlanjut dengan melonjak 2,4% ke level 7.792 pada penutupan perdagangan Selasa (12/8).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 13 Agustus 2025, dibuka menguat 54,39 poin atau 0,70% ke posisi 7.846,09.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved