Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di awal pekan Senin (25/3) ditutup menguat untuk ke-3 kalinya secara berturut-turut. Penguatan kali ini sebesar 0,4% di level 7.377,8 (+1,4% ytd).
Namun, investor asing mencatatkan net selling Rp316,9 miliar setelah pekan lalu mencatatkan inflow sebesar Rp2,1 triliun.
Sementara itu nilai tukar Rupiah kembali tertekan, kali ini sebesar 0,1% dan ditutup pada level Rp 15.798 per dolar AS, dan sempat menembus level Rp 15.800 per dolar AS.
Baca juga : IHSG Awal Maret Ditutup Melemah
"Tekanan juga dialami beberapa mata uang beberapa negara ASEAN, antara lain Baht Thailand dan Peso Filipina, masing-masing sebesar 0,1% dan 0,2%. Kami melihat BI masih terus melakukan stabilisasi untuk menahan agar Rupiah tidak terdepresiasi terlalu dalam," kata analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto, Selasa (26/3).
Indeks Dow Jones dan S&P500 kembali terkoreksi pada perdagangan di awal pekan (25/3) untuk kedua kalinya berturut-turut ke level pada 39.313,6 (+4,3% YTD) dan 5.218,2 (+9,4% YTD). Sebagian besar indeks bursa saham Asia kemarin juga melemah, antara lain Nikkei dan Hang Seng, yang melemah masing-masing 1,2% dan 0,2% ke level 40.414,1 (+20,8% YTD) dan 16.473,6 (-3,4% YTD).
"Kami menilai bahwa pelemahan yang terjadi, terutama pada bursa saham AS dan Jepang masih cukup wajar mengingat tren penguatan selama beberapa bulan terakhir yang mendorong Dow Jones, S&P500, serta Nikkei ke level tertinggi sepanjang sejarah," kata Rully.
Prospek ekonomi kedua negara tersebut masih cukup baik, dengan inflasi yang menurun, dan masih cukup terbuka peluang tren penguatan indeks saham dalam beberapa waktu ke depan. (Z-3)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin, 14 Juli 2025, diprediksi bergerak menguat dengan ditopang faktor-faktor domestik.
PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI) resmi mencatatkan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, (10/7).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 10 Juli 2025, dibuka menguat 22,35 poin atau 0,32% ke posisi 6.966,27.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pada Kamis 10 Juli 2025, diperkirakan bergerak menguat Penguatan bisa terjadi karena didorong sentimen global.
Pasar modal Indonesia masih menghadapi tekanan pada 2025 ditandai pelemahan indeks dan arus keluar dana asing.
Wall Street terguncang setelah Trump umumkan tarif baru hingga 40% terhadap 14 negara. Saham otomotif dan teknologi Jepang-Korea anjlok.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 14 Juli 2025, dibuka melemah sebesar 4 poin atau 0,02% menjadi Rp16.222 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.218 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 10 Juli 2025, dibuka menguat sebesar 42 poin atau 0,26% menjadi Rp16.216 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.258 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 9 Juli 2025, dibuka melemah sebesar 43 poin atau 0,27% menjadi Rp16.249 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.206 per dolar AS.
Ancaman tarif sepihak dari AS menambah tekanan terhadap neraca eksternal Indonesia dan nilai tukar rupiah.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 7 Juli 2025, dibuka melemah sebesar 33 poin atau 0,20% menjadi Rp16.218 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.185 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 30 Juni 2025, dibuka melemah sebesar 2 poin atau 0,01% menjadi Rp16.197 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.195 per dolar AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved