Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
GENERASI muda didorong bisa berkontribusi dan ikut terjun langsung dalam menumbuh kembangkan industri kelapa sawit di Indonesia.
Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Kabul Wijayanto mengatakan, industri sawit selama ini telah berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Kabul berharap GenSawit Talkshow mampu mendorong generasi muda untuk turut berkontribusi.
"Kita mengharapkan ini adalah awal dari hal-hal positif yang terus ditanamkan dan ditumbuhkan, serta membuang stigma negatif tentang sawit yang faktanya belum tentu benar. Semoga ini menjadi kebermanfaatan bagi negeri kita hari ini dan disuatu hari nanti," buka Kabul Wijayanto dalam acara GenSawit Talkshow Padang di Hotel Santika, Padang, Sumatera Barat, Kamis (21/3).
Baca juga : Konsistensi Regulasi Penting untuk Mengatasi Masalah Sawit
BPDPKS merupakan salah satu Badan Layanan Umum di bawah Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan yang bertanggung jawab atas pengelonaan dana yang veras dari pungutan ekspor kelapa sawit.
Sementara, Kepala Kantor Wilayah DJPb Sumatera Barat, Syukriah mengatakan, untuk menghadapi Indonesia Emas 2045 maka generasi muda saat ini akan menjadi penerus berkembangnya kelapa sawit menjadi komoditas multiguna dan bermanfaat untuk semua.
Sebab, menurut Syukriah, sawit memiliki potensi besar untuk kemajuan Indonesia. Dirinya yakin kedepannya sawit akan menjadi eksportir bagi generasi-generasi muda yang akan memajukannya.
Baca juga : Atasi Krisis Pangan, Kementan Optimalkan Lahan Kebun di Kab. Pohuwato untuk Ditanami Padi Gogo
"Semoga dengan adanya acara ini membuka cara berpikir kita, mengubah pola pikir generasi muda untuk ikut aktif terjun langsung dalam memajukan sawit khususnya di Sumatera Barat," ungkap Syukriah.
Sementara itu, Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS, Achmad Maulizal Sutawijaya menjelaskan bagaimana lembaganya memperbaiki kesejahteraan petani, menstabilkan harga CPO, dan memperkuat industri hilir.
"Kita ingin meningkatkan kinerja sektor sawit di Indonesia, dimana peran penting kita hari ini sangat tergantung untuk keberhasilan sawit di kemudian hari nanti," jelas Achmad.
Baca juga : Hadapi Elnino, Kementan Tanam Padi Gogo di Perkebunan Sawit Kabupaten Paser
Senada dengan hal tersebut, Kepala Divisi Program Pelayanan BPDPKS, Arfie Thahar, menyampaikan Indonesia menjadi raja sawit dunia, menjadi pusat dari produksi dan kebutuhan minyak nabati di dunia.
Sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia berharap dapat memproduksi lebih dari 50 juta ton minyak sawit pada 2025.
Selain itu, Direktur Eksekutif PASPI, Tungkot Sipayung menjelaskan, proses produksi perkebunan dan industri sawit memiliki komoditas yang sangat tinggi.
Baca juga : Padi Gogo Maksimalkan Lahan Sawit
Tungkot menambahkan, minyak sawit merupakan minyak yang paling sustainable dari 4 minyak nabati di dunia (kelapa sawit, soybean oil, rapeseed, sunflower oil), sawit satu-satunya minyak yang emisinya paling rendah.
"Kerusakan biodeselnya paling rendah juga, pantaslah kalau minyak nabati yang lain menyerang sawit, karena kalah mutu, kalah harga, makin terdesak, maka dibuatlah kampanye-kampanye negatif terhadap sawit," tegas Tungkot.
Bidang Kompartemen Media Relations GAPKI Fenny Sofyan membeberkan bahwa sawit menjadi pusat produksi untuk negara lain, di antaranya Pakistan, India, dan negara Eropa. (RO/Nov)
Kesepakatan IEU CEPA lebih banyak menyasar penghapusan hambatan tarif, sementara tantangan utama ekspor sawit Indonesia ke Eropa justru berasal dari hambatan non-tarif.
Kegiatan ini adalah salah satu upaya untuk terus mempromosikan peluang untuk pengembangan usaha perkebunan khususnya sawit.
Tungkot menjelaskan salah satu aspek penting dalam EUDR adalah penetapan batas waktu (cut-off date) deforestasi yaitu tahun 2020.
Kontribusi industri kelapa sawit sebagai penyumbang devisa terbesar negara kini menghadapi ancaman baru yaitu regulasi yang saling tumpang tindih dan ketidakpastian hukum.
Dalam hal keberlanjutan usaha atau profitabilitas maka teknologi yang digunakan lebih mencakup ke aspek manajemen dan efisiensi.
Lebih dari 300 ekshibitor dari 30 negara hadir dan memberikan solusi teknologi terbaru dalam menjawab tantangan yang ada dalam industri minyak kelapa sawit.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved