Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) meluncurkan Prospera yang ditujukan untuk nasabah dengan simpanan bernilai antara Rp 100 juta hingga Rp 500 juta. Fokus pada segmen orang kaya baru atau kelas menengah, produk ini akan banyak membantu menekan biaya dana bank dengan menarik nasabah ritel.
Direktur Distribution and Institutional Funding BTN Jasmin menjelaskan bahwa Prospera adalah langkah diversifikasi dari produk BTN Prioritas. Dia menegaskan bahwa produk ini akan menekan biaya dana bank karena nasabah ritel tidak terlalu peka terhadap suku bunga, berbeda dengan nasabah lembaga yang menjadi target BTN Prioritas.
"Kehadiran Prospera diharapkan mampu mengubah rasio sumber dana BTN, dengan target 30% berasal dari nasabah ritel dan 70% dari lembaga. Saat ini, 75% dari portofolio dana pihak ketiga (DPK) BTN berasal dari nasabah lembaga," ungkap Jasmin dalam konferensi pers di Jakarta.
Baca juga : Perluas Layanan Nasabah, Fintech P2P Jalin Kerja Sama dengan Gerai Ritel
Jasmin menambahkan bahwa Prospera juga diharapkan dapat meningkatkan rasio dana murah (CASA) menjadi 55%, dari posisi saat ini yang berada pada 53%. Dengan menargetkan segmen ritel, di mana dana yang diinvestasikan dalam produk AUM ini digunakan untuk transaksi, bukan hanya disimpan sebagai deposito, diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas bank melalui pendapatan berbasis komisi dari setiap transaksi.
"Saar banyak transaksi, fee based akan banyak. CASA juga akan banyak," tambahnya.
BTN memiliki sekitar 35.000 nasabah yang memenuhi syarat untuk bergabung dengan Prospera, dengan total dana kelolaan sekitar Rp 6,5 triliun. Mereka menargetkan tambahan dana dari nasabah eksisting sebesar Rp 8 triliun.
Baca juga : Bayarkan Klaim Kesehatan Rp1,47 M di Medan, Panin Dai-ichi Life Berikan Layanan yang Dapat Diandalkan
"Potensinya bisa menyumbang sekitar 5% terhadap total DPK," ungkap Jasmin.
Per Desember 2023, DPK BTN mencapai Rp 349,93 triliun, naik 8,7% secara tahunan (yoy), dengan total CASA sebesar Rp 188 triliun, yang tumbuh 20,4% yoy. Loan to deposit ratio (LDR) pada periode yang sama mencapai 95,4%, meningkat 271 basis poin (bps) dibandingkan dengan Desember 2022. Sementara itu, posisi cost of fund (COF) pada Desember 2023 adalah 3,7%, lebih baik dari sebelum pandemi Covid-19, yang mencapai 5,7%.
Jasmin menegaskan bahwa dengan COF yang lebih rendah berkat kehadiran Prospera, BTN akan lebih fleksibel dalam menawarkan suku bunga yang lebih kompetitif kepada nasabah KPR.
"Dengan COF yang turun, bunga KPR bisa turun juga, karena modal untuk menyalurkan kreditnya didapat dari dana murah," tambahnya. (Z-10)
International BNI Java Jazz Festival (JJF) 2025 telah berlangsung hari ini, 30 Mei hingga 1 Juni mendatang, di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat. BNI.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) melakukan transformasi pada layanan nasabah prioritas atau High Net Worth Individual (HNWI), yakni melalui peluncuran wajah baru layanan BNI Private.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) menggelar BNI Private Next Gen Community sebagai wadah memperkuat relasi dengan nasabah premium melalui Golf Clinic Gen 2.0.
BRI mendorong nasabah untuk memaksimalkan penggunaan BRImo dalam memenuhi kebutuhan finansial sehari-hari, mulai dari transaksi pembayaran hingga layanan investasi.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) terus menghadirkan inovasi dalam menyosialisasikan layanan perbankan.
Nasabah: Jantung layanan keuangan. Temukan definisi, hak, dan cara menjadi nasabah cerdas. Raih keuntungan finansial maksimal!
KETUA Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani mengungkapkan bahwa Hari Raya Lebaran tahun ini menjadi Lebaran yang kurang baik bagi dunia usaha.
PERUSAHAAN ritel pakaian global asal Jepang, Uniqlo, membuka toko berkonsep Neighborhood ketiga di Indonesia, tepatnya Grand Kota Bintang, Bekasi, Jawa Barat.
Pasar ritel premium di Asia Pasifik menunjukkan tren pertumbuhan positif, dengan investasi yang semakin mengarah ke kawasan suburban.
Kerja sama ini meliputi kolaborasi pelanggan digital, peningkatan aktivitas transaksional, pengelolaan dana lembaga dan ritel, kredit lembaga maupun ritel.
Industri ritel di Indonesia diprediksi mengalami pertumbuhan positif di kuartal IV 2024 dan sepanjang 2025.
Industri ritel dan pusat perbelanjaan terus berkembang seiring dengan perubahan tren, teknologi, dan perilaku konsumen.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved