Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan fenomena La Nina akan terjadi pada semester 2 tahun 2024 atau dimulai pada bulan Juni—September mendatang.
Fenomena La Nina merupakan fenomena hujan ekstrem, dan akan berdampak pada sektor pangan terlebih yang berasal dari tanaman hortikultura seperti cabai, kentang, sayur, dan lain-lain karena memicu berkembangnya hama dan penyakit pada tanaman.
"Kemungkinan terjadinya La Nina menjadi momok tersendiri bagi Indonesia. Inflasi mungkin akan meningkat yang disebabkan oleh naiknya harga bahan pangan," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus, Rabu (6/3).
Baca juga : BMKG: Dinamika Atmosfer Menuju Normal di Tengah La Nina
Hal tersebut mungkin tidak akan terjadi apabila penanganan pemerintah cukup tepat seperti drainase yang baik dan mendorong petani untuk melakukan diversifikasi usaha pertanian sehingga inflasi tidak akan melonjak ekstreme.
Hal ini tentu menjadi perhatian. Sebab meski inflasi Indonesia saat ini dapat dikatakan cukup rendah dan masih memberi ruang yang cukup leluasa bagi inflasi bergerak, namun bukan berarti membiarkan inflasi dapat bergerak sesuka hati.
"Karena untuk menjaga peluang agar Bank Indonesia dapat menurunkan tingkat suku bunga tatkala The Fed mulai menurunkan tingkat suku bunga mereka. Daya beli dan konsumsi dalam negeri menjadi tumpuan utama pemerintah saat ini. Sehingga rasanya, apabila inflasi tidak bisa dikendalikan, ini akan menjadi variabel yang cukup berbahaya," kata Nico.
Baca juga : BMKG: Anomali Iklim ENSO Masih di Fase La Nina pada Semester Pertama
Pada saat fenomena La Nina terjadi, embusan angin pasat dari Pasifik timur ke arah barat sepanjang ekuator lebih kuat dari biasanya. Hal ini mendorong massa air laut ke arah barat, maka di Pasifik timur suhu muka laut menjadi lebih dingin.
"Oleh karena itu, selain mengganggu sektor pangan, La Nina juga akan menciptakan risiko banjir jika penanganan pemerintah kurang tepat," kata Nico.
BMKG mengungkapkan bahwa 10 tahun terakhir ini memang kondisi perubahan iklim sangat ekstrem dimana di tahun 2015, 2019, dan 2023 terdapat fenomena El Nino. Sedangkan di tahun 2020 – 2022 terdapat fenomena La Nina.
(Z-9)
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk udara kabur, cerah berawan, berawan, berawan tebal, hujan ringan
GEMPA bumi bermagnitudo 6,0 yang mengguncang wilayah Poso, Sulawesi Tengah, pada Rabu (23/7) pukul 21.06 WITA, mengakibatkan tiga rumah warga mengalami kerusakan.
BMKG mencatat sebanyak 11 gempa susulan terjadi setelah gempa utama bermagnitudo 6,0 yang mengguncang wilayah Poso, Sulawesi Tengah, Kamis (24/7) malam.
Poso, Provinsi Sulawesi Tengah diguncang gempa bumi, Kamis (24/7). Gempa bumi itu merupakan gempa dangkal dan tidak berpotensi tsunami
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikan merilis prakiraan cuaca untuk wilayah DKI Jakarta, periode Kamis 24 Juli 2025. Cuaca diperkirakan akan cukup bersahabat.
Bibit Siklon Tropis 99W terpantau di perairan barat Filipina yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin atau konvergensi yang memanjang di Laut Cina Selatan.
Air laut pasang (rob) tersebut berdampak terhadap sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah seperti Pekalongan, Kendal, Semarang, Demak, Jepara dan Pati.
Puncak musim kemarau di Riau berlangsung pada Juli, berbeda dengan mayoritas wilayah Indonesia yang puncaknya terjadi di Agustus.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk Rabu, 23 Juli 2025, dengan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah
BMKG merilis prakiraan cuaca 21 Juli 2025: waspadai gelombang tinggi, hujan petir, dan potensi banjir rob di berbagai wilayah Indonesia.
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk udara kabur, berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, serta hujan disertai petir.
Banjir bandang melanda Korea Selatan, menewaskan 4 orang dan memaksa 1.300 warga dievakuasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved