Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ekonom Waspadai Kenaikan Harga Daging Sapi dan Gula Jelang Ramadan

Insi Nantika Jelita
02/3/2024 16:15
 Ekonom Waspadai Kenaikan Harga Daging Sapi dan Gula Jelang Ramadan
Harga daging sapi dan gula jelang Ramadan diprediksi naik(MI/Usman Iskandar)

EKONOM senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bustanul Arifin mewanti-wanti adanya kenaikan harga komoditas selain beras yakni daging sapi dan gula putih menjelang Ramadan hingga Lebaran 2024.

Ia mencatat dari data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) per, Senin 26 Februari 2024, harga daging sapi terus melonjak menjadi Rp134.700 per kilogram (kg). Harga gula putih juga naik menjadi Rp17.900 per kg.

"Saya khawatir pada komoditas lain di luar beras. Terutama, daging sapi dan gula yang sudah naik harganya," ujar Bustanul saat dihubungi Media Indonesia, Sabtu (2/3).

Baca juga : Harga Kebutuhan Pokok di Kupang Masih Tinggi

Menurutnya, pemerintah mesti mewaspadai kenaikan harga daging sapi dan gula karena berpotensi memberikan andil terhadap inflasi umum. Tingkat konsumsi daging selama Ramadan diperkirakan naik tiga hingga lima kali lipat dari periode sebelum Ramadan.

Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengingatkan adanya potensi inflasi pada bulan Ramadan dari kenaikan harga komoditas yang banyak menyumbang inflasi yakni ayam ras, minyak goreng, beras, daging sapi, dan gula pasir.

"Pemerintah wajib memonitor harga-harga pangan yang berkontribusi pada inflasi. Masyarakat muslim memperlakukan daging sebagai pangan eksotik untuk suguhan istimewa di bulan Ramadan dan Lebaran, sehingga wajar permintaan naik," jelas Bustanul.

Baca juga : Pengamat: Produksi Beras Jatuh, dan Kenaikan Harga dalam 1,5 Tahun Terakhir, Akibat Masalah Struktural

Selain memberatkan kantong masyarakat, kenaikan komoditas pangan juga membebani para pedagang. Bustanul menuturkan dampak kenaikan harga gula memukul para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang memproduksi makanan kecil berbahan baku gula.

"Kenaikan harga gula cenderung mengurangi tingkat keuntungan pelaku UMKM. Jadi, gula sangat vital bagi roda perekonomian rakyat," ungkap pakar pertanian dari Universitas Lampung itu.

Untuk harga beras, diperkirakan tidak akan naik signifikan pada saat Ramadan hingga Lebaran. Bustanul mengatakan masyarakat tak perlu khawatir karena saat ini harga beras mulai normal dan stabil di kisaran harga Rp14.000 per kg. Ia menuturkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pada Maret ini neraca beras nasional sudah mulai positif.

Baca juga : Ancaman Krisis Pangan, Supply Chain Indonesia Ingatkan soal Logistik dalam UU Pangan

"Harga beras sudah mulai stabil. Sudah ada panen di beberapa tempat, walaupun belum panen raya," ucapnya.

Dihubungi terpisah, Sekjen Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas) Ngadiran menyebut para pedagang juga merugi dari mahalnya harga komoditas pangan, utamanya beras premium. Pada pedagang harus menelan pil pahit yakni adanya penurunan omzet pada Januari-Februari 2024 hingga 50% dibandingkan akhir tahun lalu.

"Omzet turun terus. Modalnya pasti besar, tapi pendapatan semakin turun sehingga membuat kerugian para pedagang," bilangnya.

Baca juga : Jelang Ramadan, Pemprov DKI Diminta Waspadai Lonjakan Harga Pangan

Ngadiran meramalkan harga beras tidak turun terlalu jauh. Hal ini tergantung dari pasokan beras yang ada. Ia menerangkan para pedagang di pasar tradisional masih kesulitan mendapatkan pasokan beras. Khususnya, beras yang dijual dengan ketentuan harga eceran tertinggi (HET).

"Kami masih susah mendapatkan stok beras," ucapnya.

Sekjen Inkoppas itu pun mendesak pemerintah untuk fokus menjaga ketersedian dan kestabilan harga beras pada saat Ramadan hingga Lebaran. Bukan sibuk mengejar pencitraan politik terkait program-program pangan yang digulirkan.

"Pejabat pemerintah kan sukanya untuk pencitraan. Seharusnya utamakan stabilisasi harga pangan," imbuhnya. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya